Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

TRIBUN WIKI

Namanya Tak Lagi Masuk dalam Kabinet dan Jadi Trending Google, Ini Sepak Terjang Ignasius Jonan

Namanya Tak Lagi Masuk dalam Kabinet dan Jadi Trending Google, Ini Sepak Terjang Ignasius Jonan

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Tribun Solo
Namanya Tak Lagi Masuk dalam Kabinet dan Jadi Trending Google, Ini Sepak Terjang Ignasius Jonan 

Ignasius Jonan menjabat sebagai Dirut PT KAI (Persero) sesuai dengan penugasan pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara Indonesia (BUMN) yang dipimpin oleh Menteri BUMN Sofyan Djalil, menggantikan Ronny Wahyudi yang menjabat sejak September 2005 yang kemudian Ronny diangkat kembali oleh pemerintah sebagai anggota Dewan Komisaris PT Industri Kereta Api (Inka).

Jonan diangkat pada tanggal 25 Februari 2009.

Ignasius Jonan terpilih kembali sebagai Dirut PT KAI (Persero) pada tahun 2013 oleh Menteri BUMN saat itu, Dahlan Iskan.

Pada 26 Oktober 2014, Ignasius Jonan diangkat menjadi Menteri Perhubungan dalam Susunan Kabinet Kerja Joko Widodo.

Setelah hampir 2 bulan pasca terjadi kekosongan jabatan Menteri ESDM sejak Arcandra Tahar diberhentikan pada 15 Agustus 2016 oleh Presiden Jokowi karena masalah dwikewarganegaraan, pada 14 Oktober 2016, Jonan kembali masuk ke dalam Kabinet Kerja Jokowi dan diangkat menjadi Menteri ESDM bersama Arcandra Tahar yang diangkat sebagai Wakil Menteri ESDM.

Ignasius merupakan alumnus SMA Katholik St. Louis 1 Surabaya dan pada tahun 1982 Ignasius melanjutkan pendidikannya pada program studi S-1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR, lulus tahun 1986.

Ia juga pernah mengenyam pendidikan di Fletcher School, Universitas Tufts, Amerika Serikat.

Perjalanan Karier

Karier sebagai Dirut PT KAI

Ia diangkat sebagai Direktur Utama PT KAI pada tahun 2009, oleh Menteri BUMN Sofyan Djalil walaupun belum pernah berkarier di bidang bisnis transportasi, utamanya transportasi rel.

Selama di PT Kereta Api Indonesia, ia sukses membalikkan kerugian Rp 83,5 miliar pada 2008 menjadi keuntungan Rp 154,8 miliar pada 2009.

Pada tahun 2013, bahkan telah mencatatkan laba sebesar Rp 560,4 miliar.

Jonan juga melipatgandakan aset KAI dari Rp 5,7 triliun pada 2008, menjadi Rp 15,2 triliun pada 2013, atau terjadi peningkatan mendekati tiga kali lipat.

Pada masanya juga dimulai pemberantasan percaloan tiket, dengan menerapkan sistem boarding pass, tiket daring, dan penjualan melalui toko ritel.

Toilet stasiun yang awalnya harus membayar, digratiskan dan diperbanyak jumlahnya sehingga ada di setiap stasiun. Kereta juga dilengkapi AC dan diberi larangan merokok.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved