Prabowo Jadi Menteri, Faisal Basri: Tak Membantu Malah Mengganggu, PA 212: Hati-hati Dipermalukan
Prabowo Jadi Menteri, Faisal Basri: Tak Membantu Malah Mengganggu, PA 212: Hati-hati Dipermalukan
- Prabowo Jadi Menteri Jokowi, Faisal Basri: Tak Membantu Malah Mengganggu, PA 212: Hati-hati Dipermalukan
TRIBUN-TIMUR.COM - Ekonom Senior Faisal Basri menanggapi masuknya Ketum Gerindra Prabowo Subianto yang masuk ke kabinet Jokowi-Maruf Amin.
Menurut Faisal Basri, adanya Prabowo Subianto di jajaran kabinet membuat kekecewaan pada pendukungnya.
Selain itu, masuknya Prabowo Subianto juga menurut Faisal Basri tak akan banyak membantu, malah mengganggu kepemimpinan Jokowi.
Diberitakan sebelumnya, Prabowo Subianto mengaku diminta untuk masuk ke kabinet Jokowi -Maruf Amin.
Meski tak menyebut spesifik pos menteri yang akan ia emban, namun Prabowo menyebut ia akan membantu kabinet Jokowi-Maruf di bidang pertahanan.
"Saya diminta bantu beliau di bidang pertahanan," ujar Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2019).
Mantan Komandan Jenderal Kopassus tersebut mengaku, akan bekerja keras untuk mencapai apa sasaran yang telah ditentukan oleh pemerintahan Jokowi.
"Beliau beri beberapa pengarahan, saya akan kerja keras untuk mencapai sasaran dan harapan yang ditentukan," lanjut Prabowo.
Selain Prabowo, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo juga mendapat pos menteri.
Namun, Prabowo Subianto belum mengumumkan pos menteri yang dimaksud.
Baca: Tak Diusul Surya Paloh, ini Alasan Jokowi Angkat Syahrul Yasin Limpo (SYL) Jadi Menteri
Baca: Maksudnya Apa? Rocky Gerung: Menteri Perikanan adalah Nyi Roro Kidul, Menteri Pertahanan Nyi Blorong
Prabowo Subianto sekaligus memastikan ia dan Edhy Prabowo siap membantu kabinet Jokowi-Maruf.
"Saya sudah sampaikan keputusan kami dari Partai Gerindra apabila diminta kami siap membantu, hari ini siap diminta dan kami siap membantu," katanya.
Dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube CNN Indonesia, masuknya Prabowo Subianto di kabinet Jokowi-Maruf Amin.
Menurutnya, akan ada kekecewaan besar yang dialami para pendukung Prabowo Subianto.
"Saya membayangkan pendukung Pak Prabowo yang menginginkan check and balances, keseimbangan itu kecewanya setengah mati, ke Pak Prabowo," jelasnya.
Tak hanya itu, ia juga mnilai bahwa nantinya akan ada proses di pemerintahan yang mau tidak mau akan menimbulkan friksi yang banyak di dalam.
"Karena semua masuk di dalam, memanage-nya yang sulit, nanti ada gesekan-gesekan di dalam dengan teman koalisi yang lain, sehingga Pak Jokowi akan capek sendiri menghadapi gesekan internal," kata dia.
Ia pun menilai bahwa masuknya Jokowi di pemerintahan ini tidak akan banyak membantu Jokowi.
"Iya (tidak banyak membantu), malah mengganggu," katanya.
Ketum PA 212: Hati-hati, Jangan Sampai Dipermalukan Dikemudian Hari
Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif menanggapi keputusan Prabowo Subianto untuk masuk ke Kabinet Kerja Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Slamet mengingatkan Prabowo untuk berhati-hati mengambil keputusan jika nantinya memang dipilih menjadi menteri pada kabinet Jokowi-Ma’ruf.
Sebab ia khawatir keputusan yang diambilnya dapat merusak reputasinya dan menghancurkan partai yang dikuasainya.
"Kami mengingatkan ke Prabowo Subianto untuk hati-hati, jangan sampai dipermalukan di kemudian hari sehingga akan rusak reputasi beliau dan menghancurkan Gerindra di 2024 nanti," ujar Slamet saat dikonfirmasi, Selasa (22/10/2019) seperti dikutip dari artikel Kompas.com berjudul "Prabowo Ditunjuk Jadi Menteri, Ketum PA 212: Hati-hati, Jangan Sampai Dipermalukan..."
Baca: Tak Diusul Surya Paloh, ini Alasan Jokowi Angkat Syahrul Yasin Limpo (SYL) Jadi Menteri
Baca: Maksudnya Apa? Rocky Gerung: Menteri Perikanan adalah Nyi Roro Kidul, Menteri Pertahanan Nyi Blorong
Meski demikian, Slamet pun tak mempermasalahkan dan mendukung apa pun keputusan dari Prabowo.
"Kami tidak ingin mencampuri hak pribadi Prabowo, jika itu keputusan yang diambil Prabowo menjadi menhan kita hanya bisa mendoakan semoga ada manfaat buat pertahanan negara dan rakyat," kata Slamet.
Slamet mengatakan, meski Prabowo nantinya menjabat menteri dalam kabinet Jokowi-Ma’ruf, pihak PA 212 akan tetap berpegang pada hasil Ijtima Ulama 4.
"Kami tidak akan rekonsiliasi dengan kekuasaan yang curang dan dzolim. Tidak rekonsiliasi antara haq dan batil," tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku diminta untuk masuk ke kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Meski tak menyebut spesifik pos menteri yang akan ia emban, namun Prabowo menyebut ia akan membantu kabinet Jokowi-Ma'ruf di bidang pertahanan.
"Saya diminta bantu beliau di bidang pertahanan," ujar Prabowo.
Menjatuhkan wibawa
Sementara itu, Juru bicara Persaudaraan Alumni (PA) 212, Habib Novel Bamukmin, angkat bicara mengenai pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, yang siap menjadi menteri pertahanan (Menhan) pada kabinet periode kedua Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Novel menyayangkan langkah Prabowo membawa partainya merapat menjadi koalisi pendukung pemerintah.
Menurut Novel, sebaiknya Prabowo menjadi oposisi agar mendapatkan kehormatan dari pendukungnya saat Pilpres 2019.
Menurutnya, wibawa Prabowo bakal jatuh jika mendapatkan jabatan menteri dari Jokowi.
"Apalagi posisi kalau benar Prabowo jadi menteri benar-benar sangat menjatuhkan wibawa," ujar Novel saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Selasa (22/10/2019).
"Sejatinya prabowo wajib menjadi oposisi saja dengan begitu posisi Prabowo sangat terhormat dan disegani baik kawan maupun lawan," tambah Novel.
Baca: Tak Diusul Surya Paloh, ini Alasan Jokowi Angkat Syahrul Yasin Limpo (SYL) Jadi Menteri
Baca: Maksudnya Apa? Rocky Gerung: Menteri Perikanan adalah Nyi Roro Kidul, Menteri Pertahanan Nyi Blorong
Novel juga menyinggung bahwa Prabowo dapat menyakiti pemilihnya di Aceh dan Sumatera Barat.
Di kedua provinsi tersebut, Prabowo menang telak.
"Bahkan jelas di Sumatera Barat dan Aceh dalam sejarahnya bisa meraih hampir 90 persen ini adalah pukulan telak bagi pemilih Prabowo," tutur Novel.
Dirinya menilai tindakan Prabowo ini karena dirinya telah meninggalkan ulama yang selama ini mendukungnya.
Dia menyebut Prabowo telah meninggalkan ulama sejak putusan Mahkamah Konstitusi.
Baca: Jika Prabowo Jadi Menteri Pertahanan, Yunarto Wijaya Khawatirkan Jokowi Tak Berani Mereshuffle
Menurut Novel, langkah Prabowo dapat membuat dirinya ditinggalkan oleh pendukungnya.
"Semua itu terjadi karena tindakan Prabowo sudah berani meninggalkan ulama dari saat MK mengetuk palu atas hasil arogan. Sampai hari ini Prabowo tidak menjalin silaturahmi lagi dengan ulama maka jelas fatal akibatnya dengan ditinggalkan oleh pemilihnya karena penghianatan yang dilakukan oleh Prabowo dan Gerindra-nya," pungkas Novel.
Seperti diketahui, setelah bertemu dengan Jokowi di Istana Negara, pada Senin (21/10/2019) kemarin, Prabowo mengaku diminta untuk memperkuat kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin.
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Prabowo Jadi Menteri Pertahanan Kabinet Jokowi, Faisal Basri: Tak Banyak Membantu, Malah Mengganggu, https://bogor.tribunnews.com/2019/10/22/prabowo-jadi-menteri-pertahanan-kabinet-jokowi-faisal-basri-tak-banyak-membantu-malah-mengganggu?page=all.