Warga Ancam Permalukan Pemda Wajo Jika Tak Segera Perbaiki Jembatan Pitumpanua ke Pituriase
Jembatan putus akibat longsor pada akhir April 2019 lalu tersebut adalah akses utama bagi masyarakat di Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo dan Kecam
Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUN-WAJO.COM, SENGKANG - Jalan penghubung antara Kabupaten Wajo dan Kabupaten Sidrap di Desa Tangkoro, Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo tak kunjung diperbaiki.
Jembatan putus akibat longsor pada akhir April 2019 lalu tersebut adalah akses utama bagi masyarakat di Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo dan Kecamatan Pituriase, Kabupaten Sidrap.
Pemegang Kartu TFC, Dapat Free Barnyanyi 1 Jam dan Snack di Princess Syahrini Family Karaoke
Tahukan Anda Mengapa Karakter Mickey Mouse Selalu Pakai Sarung Tangan Putih? Ternyata Ini Alasannya
Jelang Pilkada, Andi Rahim Selamati Tiga Pimpinan DPRD Luwu Utara
Pejabat Polisi Suami Dokter Digrebek Berzina, Berawal dari WhatsApp, Catut Nama KPK
Cegah Pembajakan Buku, Toko Buku dan Pegiat Literasi Makassar Gelar Deklarasi
Lambannya perbaikan jalanan tersebut membuat anggota DPRD Wajo, Herman Arif angkat bicara.
Menurut legislator Partai Gerindra tersebut, Pemerintah Daerah dibawah kepemimpinan Bupati Amran Mahmud lamban dan seolah tak mengerjakan apa-apa.
" Saya sangat prihatin dengan kinerja Pemda. Sangat disayangkan Bupati sangat lamban dalam mengambil keputusan, ataukah harus menunggu korban dulu," katanya kepada Tribun Timur, Kamis (17/10/2019).
Lebih lanjut, Herman Arif yang berasal dari Kecamatan Pitumpanua tersebut pun mengancam akan "mempermalukan" Pemda Wajo jika tak merealisasikan janjinya.
" Jika sampai bulan 12 tidak ada realisasi warga 2 kabupaten (Wajo-Sidrap) akan swadaya, ini bukti kegagalan pemerintah!" katanya.
Diketahui, akhir April 2019 pasca kejadian tersebut, Amran Mahmud pun langsung meninjau lokasi tersebut dan menjanjikan akan segera diperbaiki.
Namun, hingga pertengahan Oktober 2019 ini, tak ada tanda-tanda jembatan tersebut bakalan diperbaiki.
Bahkan, masyarakat sekitar hanya swadaya membuat jembatan darurat dari batang kelapa.
"Sejak putus, sudah 3 kali dikasi batang kelapa di situ, istilahnya dipatoppoki' atasnya saja, karena tambah lebar longsornya," kata salah satu tokoh masyarakat di Desa Tangkoro, Ardi.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Bina Marga, Cipta Karya, Jasa Kontruksi, dan Penataan Ruang Kabupaten Wajo, Andi Abdul Muharis menyebutkan, untuk pengerjaan jembatan tersebut, pihaknya telah mengusulkan anggaran ke Bupati Wajo.
Bahkan, pengajuan anggaran perbaikan jembatan tersebut telah dilakukan sejak Mei 2019 lalu.
"Kami sudah menyurat ke Pak Bupati terkait penanganannya yang rencana menggunakan anggaran bencana dan Pak Bupati sudah disposisi ke Bagian Keuangan, kami tunggu hasil dari keuangan," katanya.
Diketahui, Dinas Bina Marga, Cipta Karya, Jasa Kontruksi, dan Penataan Ruang Kabupaten Wajo mengajukam anggaran perbaikan sebesar Rp 100.000.000. (TribunWajo.com)
Laporan wartawan Tribun Timur @dari_senja
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: