Komunitas Joker Terbentuk di Makassar, Bawa Misi Kemanusiaan dan Oposisi Pemerintah
Komunitas Joker Makassar juga memakai jas, dan sepatu pantofel, ia bahkan melukis wajahnya seperti badut.
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Imam Wahyudi
“Ketika kami mengetahui bahwa Warner Bros sedang merilis sebuah film berjudul Joker yang menghadirkan karakter sebagai protagonis dengan kisah yang simpatik, itu membuat kami terdiam,” tulis para kerabat korban dalam surat itu, baru-baru ini.
"Kami kami mendukung hak kebebasan berbicara dan berekspresi kalian. Tetapi, siapa pun yang pernah melihat film buku adaptasi komik dapat memberi tahu kalian: Dengan kekuatan besar datang tanggung jawab besar," tambah mereka dalam surat.
"Itulah sebabnya kami meminta kalian untuk menggunakan platform besar dan pengaruh kalian untuk bergabung dengan kami dalam perjuangan membangun komunitas yang lebih aman dengan lebih sedikit senjata," lanjut mereka.
Pihak Warner Bros kemudian membalas surat itu melalui sebuah pernyataan.
Warner Bros mencatat bahwa mereka telah menyumbang kepada para korban kekerasan di masa lalu, termasuk korban di Aurora.
Mereka juga mengaku bahwa perusahaan induk Warner Bros, AT&T, telah bergabung dengan perusahaan lain dalam menyerukan legislasi bipartisan untuk menangani kekerasan senjata.
"Pada saat yang sama, Warner Bros percaya bahwa salah satu fungsi mendongeng adalah untuk memancing percakapan sulit tentang masalah yang kompleks," demikian bunyi pernyataan Warner Bros.
“Jangan salah: baik karakter fiksi Joker maupun filmnya tidak mendukung kekerasan dunia nyata dalam bentuk apa pun. Bukan maksud dari film, pembuat film, atau studio untuk mengangkat karakter ini sebagai pahlawan," tambah Warner Bros.
Dijaga Polisi
Kasus penembakan membuat film Joker menjadi sasaran kritik.
Para pembuat film yang terlibat sampai ditanyai tentang apakah mereka bermaksud untuk mempromosikan kekerasan.
Isu tersebut juga menyebabkan Warner Bros Pictures membatalkan wawancara dengan pers saat pemutaran perdana Joker.
Kepolisian Los Angeles, AS, atau LAPD kemudian mengeluarkan pernyataan pada awal pekan ini yang menyatakan bahwa mereka akan meningkatkan keamanan di setiap bioskop yang ada.
"Menyadari keprihatinan publik dan signifikansi historis yang terkait dengan pemutaran perdana Joker. Meskipun tidak ada ancaman yang dapat dipercaya di daerah Los Angeles, kami akan mempertahankan visibilitas tinggi di sekitar bioskop selama pemutaran film," kata pihak kepolisian.
Mengapa perlu peningkatan keamanan di bioskop?
Hal itu mengingat kasus penembakan massal dalam bioskop di Aurora.
Penembakan tersebut diketahui terjadi saat film The Dark Knight Rises diputar.
Si penembak dengan rambut warna oranye kemerahan ketika itu mengatakan kepada polisi bahwa dia adalah Joker.
Karena itu, keluarga dan sahabat dari para korban tewas penembakan Aurora, beberapa waktu lalu mengirim surat ke Warner Bros yang menyatakan keresahan mereka atas film Joker.