Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Selama di Rutan Kelas II B Pangkep, Lima Narapidana Perempuan Pangkep Ini Sudah Pintar Mengaji Loh

Selama di Rutan Kelas II B Pangkep, Lima Narapidana Perempuan Pangkep Ini Sudah Pintar Mengaji Loh

Penulis: Munjiyah Dirga Ghazali | Editor: Suryana Anas
TRIBUN TIMUR/MUNJIYAH DIRGA GHAZALI
Lima narapidana perempuan di Rutan Kelas II B Pangkep sudah pintar mengaji selama di dalam penjara dan ikut program Rutan Kelas II B Pangkep, Dirosa Alquran kerjasama Wahdah Islamiyah Pangkep, Selasa (15/10/2019). (Foto Munji). 

Selama di Rutan Kelas II B Pangkep, Lima Narapidana Perempuan Pangkep Ini Sudah Pintar Mengaji Loh

TRIBUNPANGKEP.COM, BUNGORO-- Lima narapidana perempuan di Rutan Kelas II B Pangkep sudah pintar mengaji selama di dalam penjara.

Rutan Kelas II B Pangkep memberikan pelatihan baca Al quran dengan tajwid yang benar yakni program 'Dirosa Al quran'.

Wahdah Islamiyah Pangkep bekerjasama dengan Rutan Kelas II B Pangkep untuk mengajarkan baca Al quran dan dilatih oleh Ustazah Ummi Sumayang.

Baca: Karni Ilyas Posting Topik ILC TV One Misteri Penusukan Wiranto, Netizen: Kok Misteri? Rocky G Hadir?

Baca: Lowongan Kerja BUMN Bank BTN Cari Karyawan Baru, Lulusan S1, Cek Syarat & Daftar Online di Sini!

Baca: Curhat Ina Yuniarti soal Perlakuan Buruk dari Sesama Pendukung Prabowo Subianto - Sandiaga Uno

Dari 11 warga binaan perempuan, hanya 5 orang yang bisa mengaji dan berhasil diwisuda.

Mereka Wisuda Dirosa Al quran di Ruang Pola Kantor Bupati Pangkep, Minggu (13/10/2019) beberapa waktu lalu.

Kepala Rutan Kelas II B Pangkep, Ashari mengatakan mereka yang belajar ini berasal dari warga binaan dengan kasus berbeda yakni kasus pembunuhan, narkotika dan perlindungan anak.

"Jadi yang lima orang ini dari kasus berbeda dan semuanya sudah pintar mengaji. Bahkan ada yang baru belajar mengaji disini di program Dirosa Rutan Kelas II B Pangkep ini," ungkapnya.

Lima narapidana perempuan di Rutan Kelas II B Pangkep sudah pintar mengaji selama di dalam penjara dan ikut program Rutan Kelas II B Pangkep, Dirosa Alquran kerjasama Wahdah Islamiyah Pangkep, Selasa (15/10/2019). (Foto Munji).
Lima narapidana perempuan di Rutan Kelas II B Pangkep sudah pintar mengaji selama di dalam penjara dan ikut program Rutan Kelas II B Pangkep, Dirosa Alquran kerjasama Wahdah Islamiyah Pangkep, Selasa (15/10/2019). (Foto Munji). (TRIBUN TIMUR/MUNJIYAH DIRGA GHAZALI)

Ashari menyebut, sambil belajar baca Al quran mereka juga belajar tajwid.

Kepala Rutan Kelas II B Pangkep, Ashari mengaku bersyukur masih ada warga binaanya yang ingin belajar mengaji.

Program yang dikerjasamai dengan Wahdah Islamiah di Pangkep ini minimal, katanya bisa membuka ruang berfikir bagi napi perempuan.

"Bersyukur masih ada yang mau baca Al quran, minimal ada pegangan mereka untuk lebih baik lagi kalau sudah keluar dari Rutan Kelas II B Pangkep," ujarnya di Rutan Kelas II B Pangkep Kecamatan Bungoro Pangkep, Selasa (15/10/2019).

Bahkan, kata Ashari jika ada yang ingin menjadi hafizah dia akan membuatkan kelas khusus tersebut.

Ashari menambahkan, tujuan dari program ini memberikan kegiatan positif bagi mereka dan mencintai Al quran.

"Semoga memberikan manfaat kebaikan bagi mereka ditengah menjalani masa hukuman atas kasus yang menimpa. Kami ingin mereka terus belajar Al quran hingga keluar dari Rutan Kelas II B Pangkep ini," jelasnya.

Kelima orang narapidana perempuan tersebut adalah :

Nurbaya Alias Baya Binti Waminu asal Pangkep dengan perkara pembunuhan pidana 15 tahun dan tahun bebas 10 November 2028.

Sakinah Sapada Alias Sasa asal Makassar dengan perkara Narkotika pidana 5 tahun dan tahun bebas 26 Juli 2022.

Fatimah Binti Bakri asal Pangkep dengan perkara Narkotika pidana 4 tahun dan tahun bebas 12 April 2021.

Sri Muliana Binti Ismail asal Makassar dengan perkara Narkotika pidana 5 tahun dan tahun bebas 4 Juni 2020.

Nur Auliah Syam Binti Bursyahman asal Palopo dengan perkara Perlindungan Anak dan kasusnya masih berproses di pengadilan dan keluar 16 Oktober 2019.

Salah satu warga binaan perempuan dengan kasus narkotika, Sri Muliana mengatakan semenjak dirinya di dalam Rutan Kelas II B Pangkep, disanalah dia belajar Al quran.

"Disinipa di dalam penjara baru kutahu mengaji dan bersyukur bisa tahu dan baca Al quran berkat program Dirosa Rutan Kelas II B Pangkep," ujarnya.

Selain Sri, ada juga Fatimah dengan kasus narkotika yang menangis saat ditanya kenapa dirinya di usianya yang sudah senja masih mau belajar Al quran.

"Kemauan sendiri belajar, sudah tuamaka dan kalau ditanya itu saya menangis kenapa dulu di waktu muda tidak belajar mengaji," katanya terisak.

Keseriusan Fatimah belajar Al quran dia buktikan dengan 17 kali khatam selama di dalam penjara.

"Alhamdulillah sudah 17 kali khatam di dalam penjara dan saya memang niat untuk baca terus Al quran,"jelasnya.

Hasil Karya Napi Narkoba di Rutan Kelas II B Pangkep

Selama menjalani masa tahanan di Rutan Kelas II B Pangkep, berbagai kegiatan dilakukan oleh narapidana narkoba di dalam sel tahanan.

Salah satunya, mereka membuat kerajinan tangan dari lidi yang diambil dari daun kelapa dan tali sebagai pengikat.

Pantauan TribunPangkep.com dengan cekatan para napi Narkoba itu membuat kerajinan tangan yang bernilai jual.

Baca: Operator Eskavator Tertimbun di Lokasi Tambang Desa Mangilu Pangkep, 4 Jam Baru Ditemukan

Baca: Puluhan Warga Pangkep Berebutan Tabung Gas Elpiji 3 Kg di Pangkalan

Baca: Napi Joget India Bareng Bupati Pangkep di HUT ke-74 RI, Lihat Penampilannya

Salah seorang narapidana narkoba yang mahir membuat kerajinan tangan unik dan bernilai jual itu adalah Jony.

Jony mengajari teman-temannya membuat kerajinan tangan tersebut.

Kemahirannya membuat kerajinan ini dia dapatkan ketika menjalani masa tahanan di Polmas beberapa tahun lalu.

Hasil kerajinan tangan para narapidana narkoba di Rutan Kelas II B Pangkep, Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep, Sulsel, Selasa (20/8/2019).
Hasil kerajinan tangan para narapidana narkoba di Rutan Kelas II B Pangkep, Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep, Sulsel, Selasa (20/8/2019). (TRIBUN TIMUR/MUNJIYAH DIRGA GHAZALI)

"Saya juga pernah ditahan di Polmas, jadi sewaktu ditahan kita diajari bikin kerajinan ini. Terus sekarang saya ditahan lagi di Pangkep, jadi aktivitasnya mengajari teman-teman narkoba lainnya," ungkapnya.

Jony mengaku persiapan membuat satu kerajinan tangan tersebut dimulai dari satu jam hingga dua hari bisa rampung perbuahnya.

Semuanya, kata Jony tergantung dari tingkat kesulitan pembuatannya.

Persiapan awalnya, kata Jony sapu lidi yang benar-benar kering tersebut dijahit bersama bilah bambu dan beberapa tali.

Sediakan jarum dan pisau cutter untuk membuat rangka awalnya.

Jony mengaku, kerajinan ini sudah dibuatkan sejak Januari 2018 lalu bersama teman-teman napi narkoba lainnya.

Kepala Rutan Kelas II B Pangkep, Ashari menambahkan, kegiatan para narapidana ini memang diarahkan ke yang positif selama ditahan.

"Ini untuk bekal mereka, setelah keluar dari sini mereka bisa lakukan hal-hal positif. Tidak lagi mencoba narkoba, karena dengan membuat kerajinan tangan seperti ini kemudian menjualnya,  itu bisa membantu perekonomian mereka," jelasnya.

Beragam kerajinan tangan yang mereka buat dan jual dengan harga sesuai kualitas tentunya.

Penutup nasi Rp 135 ribu, penutup bosara Rp 65 ribu, keranjang pakaian Rp 135 ribu, sapu lidi halaman rumah Rp 25 ribu, sapu lidi kamar Rp 15 ribu dan tempat buah Rp 75 ribu hingga Rp 80 ribu.

Ada juga lemari yang dibuat dari triplek mulai dari Rp 1 juta.

Bagi anda yang tertarik untuk membelinya, silakan datang langsung ke Rutan Kelas II B Pangkep.

Tepatnya depan kantor Pengadilan Agama Pangkep.

Sekitar 11 km dari perbatasan Maros-Kalibone Pangkep.

Laporan Wartawan TribunPangkep.com, @munjidirgaghazali

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved