Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

TRIBUN WIKI

Kembali Erupsi, Ini Catatan Erupsi Terbesar Gunung Merapi hingga Renggut Nyawa Mbah Marijan

Gunung Merapi menjadi trending topik Google. Gunung tersebut kembali lagi mengalami erupsi.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Instagram
Kembali Erupsi, Ini Catatan Erupsi Terbesar Gunung Merapi hingga Renggut Nyawa Mbah Marijan 

Tanggal 8 Juni, Gunung Merapi pada pukul 09.03 WIB meletus dengan semburan awan panas yang membuat ribuan warga di wilayah lereng Gunung Merapi panik dan berusaha melarikan diri ke tempat aman.

Hari ini tercatat dua letusan Merapi, letusan kedua terjadi sekitar pukul 09.40 WIB.

Semburan awan panas sejauh 5 km lebih mengarah ke hulu Kali Gendol (lereng selatan) dan menghanguskan sebagian kawasan hutan di utara Kaliadem di wilayah Kabupaten Sleman.

2. Erupsi 2010

Di Hari Kedua, peserta Family Gathering (Famgat) Saribattang Pertamina MOR VII Sulawesi 2018 berkesempatan mengunjungi kawasan wisata Gunung Merapi di Kabupaten Slemen, Yogyakarta, Sabtu (11/2/2018).
Di Hari Kedua, peserta Family Gathering (Famgat) Saribattang Pertamina MOR VII Sulawesi 2018 berkesempatan mengunjungi kawasan wisata Gunung Merapi di Kabupaten Slemen, Yogyakarta, Sabtu (11/2/2018). (FAHDLY)

Peningkatan status dari "normal aktif" menjadi "waspada" pada tanggal 20 September 2010 direkomendasi oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta.

Setelah sekitar satu bulan, pada tanggal 21 Oktober status berubah menjadi "siaga" sejak pukul 18.00 WIB. Pada tingkat ini kegiatan pengungsian sudah harus dipersiapkan.

Karena aktivitas yang semakin meningkat, ditunjukkan dengan tingginya frekuensi gempa multifase dan gempa vulkanik, sejak pukul 06.00 WIB tangggal 25 Oktober BPPTK Yogyakarta merekomendasi peningkatan status Gunung Merapi menjadi "awas" dan semua penghuni wilayah dalam radius 10 km dari puncak harus dievakuasi dan diungsikan ke wilayah aman.

Erupsi pertama terjadi sekitar pukul 17.02 WIB tanggal 26 Oktober.

Sedikitnya terjadi hingga tiga kali letusan.

Letusan menyemburkan material vulkanik setinggi kurang lebih 1,5 km dan disertai keluarnya awan panas yang menerjang Kaliadem, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman.

Dan menelan korban 43 orang, termasuk sang juru kunci, Mbah Marijan.

Sejak saat itu mulai terjadi muntahan awan panas secara tidak teratur.

Mulai 28 Oktober, Gunung Merapi memuntahkan lava pijar yang muncul hampir bersamaan dengan keluarnya awan panas pada pukul 19.54 WIB.

Selanjutnya mulai teramati titik api diam di puncak pada tanggal 1 November, menandai fase baru bahwa magma telah mencapai lubang kawah.

Namun, berbeda dari karakter Merapi biasanya, bukannya terjadi pembentukan kubah lava baru, malah yang terjadi adalah peningkatan aktivitas semburan lava dan awan panas sejak 3 November.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved