Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kampung JK Terancam Banjir Bandang, Ini Penjelasan BPBD

Menurut dia, tanda - tanda musim hujan itu, setelah menerima laporan jika sebagian daerah di Sulsel mulai diguyur hujan lebat.

Penulis: Saldy Irawan | Editor: Ansar
saldy/tribuntimur.com
Kepala BPBD Sulsel Syamsibar dan peserta pelatihan simulasi bencana. 

TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Musim hujan sebentar lagi melanda Provinsi Sulawesi Selatan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, Syamsibar usai membuka acara simulasi bencana di Hotel Aston, Jl Sultan Hasanuddin, Kota Makassar.

Menurut dia, tanda - tanda musim hujan itu, setelah menerima laporan jika sebagian daerah di Sulsel mulai diguyur hujan lebat.

"Malino (Gowa), Maros, sama daerah selatan sudah mulai diguyur hujan," kata Syamsibar, Selasa (15/10/2019).

19 Balon Wali Kota Makassar Daftar Nasdem, 5 di PKB

VIDEO: Tak Ada Larangan Mahasiswa Unjuk Rasa

Preview PSM Vs Arema FC: Kami Tak Ingin Kalah Lagi di Kandang Sendiri

Menurut dia, kemarau panjang yang melanda Sulsel ini menjadi perhatian khusus oleh BPBD Sulsel.

Pasalnya, dari 24 kabupaten dan kota di Sulsel, tercatat ada 22 masuk dalam garis zona merah bencana alam.

Adapun dua daerah yang hanya akan zona ringan, yakni Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Sidrap.

"Tapi bagi kami, kita tetap siaga. Bencana itu nyata, tapi kita tidak ketahui kapan dia datang," ujar Syamsibar.

22 kabupaten yang rawan bencana juga ada di Kabupaten Bone, atau kampung halaman Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.

Menurut dia, Bone ini rawan akan terjadi banjir bandang, pasalnya aliran sungai yang mengalir di lintasan kota Bone itu berasla dari Danau Tempe, yang muaranya masuk ke Sungai Solo.

19 Balon Wali Kota Makassar Daftar Nasdem, 5 di PKB

VIDEO: Tak Ada Larangan Mahasiswa Unjuk Rasa

Preview PSM Vs Arema FC: Kami Tak Ingin Kalah Lagi di Kandang Sendiri

"Tapi jangan panik, ini sekedar imbauan kepada masyarakat Bone dan daerah lainnya agar siaga dan tidak panik ketika terjadi bencana," katanya.

Ketika menghadapi bencana, seseorang kata Syamsibar harus pandai menempatkan diri, dan mengambil keputusan yang tepat.

Mengapa demikian, selain agar bisa menyelamatkan diri sendiri, juga bisa mengevakuasi orang lain.

Saat ini, tercatat kurang lebih 5000 relawan penanggulangan bencana di Sulsel.

5000 ini kata Syamsibar sudah termasuk tim BPBD di Sulsel, lembaga sosial, mahasiswa dan masyarakat umum (komunitas).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved