WAWANCARA EKSKLUSIF
Sempat ‘Terusir’, F8 2019 Berlangsung Meriah. Ini Curhat Danny Pomanto
F8 ini adalah satu-satunya festival masuk top 10 Indonesia. Saat pertama kali digelar, masuk top 100. Setelah 3 tahun digelar, masuk top 10
Bagaimana konsep dan kesiapan F8 2019?
Alhamdulillah dengan segala tantangan F8 sudah bisa kita gelar. Persiapan itu, masuk persiapan lapangan dan konseptual.
Setiap kali F8 digelar selalu ada trend baru. Sekarang ini misalnya ada trend untuk kepedulian kepada lingkungan.
Jadi, setiap pengunjung yang datang maka harus membawa botol plastik.
Kami bakal mengampanyekan gerakan untuk mengurangi sampah plastik di laut.
Sehingga, kita juga bekerja sama dengan aktivis peduli lingkungan. Masuk gratis asal bawa botol plastik bekas.
Pak Danny selalu bilang ada yang baru di F8 tahun ini. Apanya yang baru?
Salah satu yang baru itu karena lokasinya. Kita laksanakan di tanah tumbuh. Saya sudah cek dan memastikan tanah itu milik Ciputra, bukan tanah milik negara.
Lokasi itu jauh lebih baik dari sebelumnya. Kita bisa menyaksikan langsung sunset. Dan lebih memudahkan pengunjung untuk mencapai semua stand.
Sebelumnya, pengunjung harus berjalan sekitar 5 kilometer (KM) untuk melihat semua stand. Sekarang cukup berjalan sekitar 800-an meter sudah bisa melihat semuanya.
Katanya mengusung konsep baru. Bisa dijelaskan seperti apa konsep barunya?
Saya kira para kurator sudah mengkurasi berbagai konsep dan karya dari delapan festival di Festival Eight (F8).
Kekuatan kita adalah kekuatan komunitas. Festival ini sudah hampir rampung, mulai hari Senin (7/10), kelompok ini sudah mulai melakukan latihan dan persiapan.
Misalnya, kelompok seni sudah mulai bekerja dan saya tak ikut campur. Nanti kita jahit festival mereka.
Selain itu, ada konsep flora dan fauna. Ternyata di Makassar itu, ada banyak komunitas fauna dan ini kita tampilkan. Misalnya, ada ular sepanjang delapan meter.

Siapa saja penampil dan artis yang kita datangkan, mereka cenderung anak Milenial?
Artis tak kalah juga maka kita mendatangkan artis yang sedang naik daun seperti Dul Jaelani,Rezki Febian. Mereka akan kolaborasi seniman lokal.
Dulu kita libatkan anak sekolah untuk memberikan pembelajaran terkait flora dan fauna dan tentu budaya. Tapi sekarang, kita akan libatkan sanggar-sanggar seni yang ada di Kota Makassar.
Misalnya kita punya kampung Paropo, di kampung ini ada banyak talenta luar biasa.