Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Keluarga Korban Tabrak Keluhkan Layanan RSUD Salewangang Maros, ini Masalahnya

Seorang keluarga pasien, Amir Kadir mengeluhkan, ponakannya, Aso dilarikan ke RS setelah ditabrak motor, Minggu (13/10/2019) sekira pukul 10.00 wita.

Penulis: Amiruddin | Editor: Ansar
Warga
Layanan kesehatan RSUD Salewangang, Maros, kembali dikeluhkan oleh kelurarga pasien, Senin (14/10/2019). Seorang keluarga pasien, Amir Kadir mengeluhkan, ponakannya, Aso dilarikan ke RS setelah ditabrak motor, Minggu (13/10/2019) sekira pukul 10.00 wita. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Layanan kesehatan RSUD Salewangang, Maros, kembali dikeluhkan oleh kelurarga pasien, Senin (14/10/2019).

Seorang keluarga pasien, Amir Kadir mengeluhkan, ponakannya, Aso dilarikan ke RS setelah ditabrak motor, Minggu (13/10/2019) sekira pukul 10.00 wita.

Bocah yang masih duduk di bangku SD tersebut, ditabrak saat menyeberang di jalan Nasrum Amrullah. Tepatnya di depan pasar Tramo.

 VIDEO : Intip Suasana Penandatanganan NPHD di Pilkada Maros

Gandeng Stikes Lakipadada, GMNI Tator Beri Pelayanan Kesehatan Gratis Bagi Warga ini

Sering Lihat Istri Kerasukan, Prabu Revolusi Ingin Buka Mata Batin, Malah Ditolak Orang Pintar

Tiba-tiba, seorang siswa SMP melaju dan tidak mampu menguasai motornya. Akibatnya, Aso ditabrak dan pingsan.

Saat itu, ayah Aso, Akbar melarikan putranya ke RS. Kepala korban terbentur dan langsung tumbang pasca ditabrak.

"Setelah ditabrak, kami larikan Aso ke Salewangang. Kami masuk di IGD dan dilayani oleh perawat," kata Amir.

Setelah mendapatkan pertolongan pertama, Aso digiring ke ruang perawatan standar, Seruni.

Namun dokter tak kunjung datang untuk memeriksa Aso. Hanya perawat yang menginpusnya. Sementara Aso masih dalam kritis.

Karena merasa pelayanan tidak maksimal, ayah meminta putranya dipindahkan ke VIP dengan harapan dapat dilayani.

"Saat kami di VIP, ternyata layanan sama saja di Seruni. Sudah 24 jam, anak saya belum pernah dikunjungi dokter," ujar Amir.

Pihak keluarga terpaksa menunggu di depan ruangan. Tapi dokter belum datang. Keluarga panik, karena Aso masih terbaring.

Dia berharap, ponakannya segera mendapatkan perawatan medis. Pasalnya, Aso juga harus sekolah.

"Semoga segera ada dokternya. Kepala Aso ini terbentur cukup keras. Tapi kenapa hanya perawat yang tangani. Diinfus juga," ujar dia.

Sementara, Humas RSUD Salewangang, Ratna Edi mengatakan, dokter segera tiba di ruangan Aso.

"Iyye, dokternya sekarang lagi di Poliklinik. Sebentar melakukan visite ke ruangan," kata Ratna.

 VIDEO : Intip Suasana Penandatanganan NPHD di Pilkada Maros

Gandeng Stikes Lakipadada, GMNI Tator Beri Pelayanan Kesehatan Gratis Bagi Warga ini

Sering Lihat Istri Kerasukan, Prabu Revolusi Ingin Buka Mata Batin, Malah Ditolak Orang Pintar

Petugas RSUD Salewangang Minta Pasien Berobat ke Makassar

Seorang petugas RSUD Salewangang, Rizka Abady keberatan dengan adanya keluhan warga terkait pelayanan medis, yang dinilai tidak becus.

Aksi protes tersebut diunggah ke akun facebook miliknya, Rizka Abady (Mutmainna Inna), beberapa waktu lalu.

Rizka protes setelah adanya warga maros, Sutri Utami mengeluhkan layanan medis RSUD Salewangang, setelah ibu kandungnya, Razmawati tidak dilayani pada Jumat 30 November lalu.

"Lucu yah, pake gratisan aja belagu. Sok bikin heboh pula. Komplainnya udah ngelunjak parah. Kalau mau berobat ke Awal Bros atau Siloam gih. Disana pelayannya keren abiz. Tapi dompetnya ditebalin dulu," tulis pemilik akun Rizka.

Aksi protes dari Rizka mendapat komentar dari berbagai warganet. Ada yang setuju dan menilai Rizka memandang remeh warga kurang mampu, Selasa (10/12/2018).

Puluhan dokter dan perawat RSUD Salewangang Maros, menggelar aksi mogok kerja sebagai bentuk protes kepada manajemen, yang dinilai buruk.
Puluhan dokter dan perawat RSUD Salewangang Maros, menggelar aksi mogok kerja sebagai bentuk protes kepada manajemen, yang dinilai buruk. (TRIBUN TIMUR/ANSAR)

Salah satu warganet yang protes Rizka yakni Suci Endang Lestari.

"Hati saya betul-betul tergugah. Tiba-tiba tangan saya dingin, dada sesak. Mungkin banyak warga miskin seperti kami yang menggunakan BPJS. Mereka semua ingin kembali sehat setelah datang ke Salewangan. Tapi kami malah disuruh ke RS yang lebih baik dan dihina dengan harus menebalkan dompet dulu," tulis Suci

"Padahal kami warga Maros bayar pajak dan berhak menikmati fasilitas publik juga. Termasuk fasilitas layanan kesehatan," lanjut Suci.

Plt Kepala RSUD Salewangang, Maryam Haba saat dikonfirmasi melalui ponsel, tidak merespon.

Sebelumnya, Sutri mengaku kecewa setelah menunggu selama dua jam. Namun tiba-tiba disuruh pulang oleh petugas lantaran dokternya sudah pulang.

 VIDEO : Intip Suasana Penandatanganan NPHD di Pilkada Maros

Gandeng Stikes Lakipadada, GMNI Tator Beri Pelayanan Kesehatan Gratis Bagi Warga ini

Sering Lihat Istri Kerasukan, Prabu Revolusi Ingin Buka Mata Batin, Malah Ditolak Orang Pintar

Satri mengatakan, Senin (2/12/2018) ia mengantar ibu kandungnya ke RSUD Salewangang, untuk mengikuti terapi, akibat penyakit yang dideritanya.

Saat itu, Satri dan ibunya tiba di RSUD Salewangang sebelum pukul 9.00 wita. Mereka mengambil nomor antrean dan mengantre.

Namun saat gilirannya untuk diterapi, Satri dan ibunya dipanggil. Tapi malah diminta untuk pulang oleh petugas loket. Alasannya, ada pemberitahuan dari petugas terapi.

"Jelas kami sangat dirugikan. Sudah mengantre dua jam, tapi tidak dilayani. Kami dipanggil, tapi hanya untuk diminta pulang. Makanya kami merasa kaget dan kecewa," katanya.

Pelayanan tidak maksimal tersebut, merupakan kali kedua dialami oleh Satri. Sebelumnya, Satri diminta pulang dengan alasan sistem online rumah sakit sedang bermasalah.

Saat itu, Satri menerima saat diminta pulang. Padahal, saat itu petugas terapi diduga berbohong. Petugas yang menangani sistem prosedur online, malah mengaku tidak ada masalah.

Satri kemudian komplain, namun ia diminta mengirim pesan pengaduan ke nomor ponsel yang tersedia.

"Tapi saya tidak kirim SMS. Saya fikir itu tdak efektif. Kebetulan saya bertemu 
teman dan menceritakan apa yang saya alami. Saya diarahkan datang langsung ke tempat pengaduan," katanya.

Saat tiba di kantor RSUD Salewangang, Satri kemudian menyampaikan keluhannya. Selanjutnya petugas aduan menelepon petugas loket.

 VIDEO : Intip Suasana Penandatanganan NPHD di Pilkada Maros

Gandeng Stikes Lakipadada, GMNI Tator Beri Pelayanan Kesehatan Gratis Bagi Warga ini

Sering Lihat Istri Kerasukan, Prabu Revolusi Ingin Buka Mata Batin, Malah Ditolak Orang Pintar

Tidak lama kemudian, Satri ditinggal sendirian ruang pengaduan. Kemudian muncul lagi petugas lainnya dan mempertanyakan keperluan Satri.

"Setelah saya jelaskan, petugas itu meminta saya ke ruang Humas. Saya kemudian mengukuti petunjuk. Tapi masih saja tidak ada solusi," katanya.

Petugas Humas malah menyalahkan petugas bagian loket. Padahal, Satri hanya mencari solusi atas kasus yang dialaminya.

Sutri melanjutkan, selama empat bulan berobat, ibunya sudah memiliki Surat Eligibilitas Peserta (SEP) yang menjadi syarat.

"Kami juga sudah punya SEP. Itu persyaratan supaya ibu bisa diterapi. Memang sekarang, aturannya sudah berbeda. Kami diwajibkan menggunakan rujukan online sejak 1 November," katanya.

Seharusnya pihak rumah sakit tidak mencari kesalahan pasien. Tim medis wajib memberikan pelayanan maksimal dan nyaman kepada pasien.

Keluarga pasien lainnya, Herman juga mengeleuhkan layanan medis RSUD Salewangang. Selasa lalu, Herman menganta keluarganya ke UGD Salewangamg karena sakit perut.

Hanya saja, selama berada di UGD pasien hanya diinfus oleh perawat saja. Tidak satupun dokter yang muncul atau memeriksa keseharan pasien.

Melihat kondisi tersebut, Herman terpaksa mengeluarkan keluarganya dan membawanya ke RSUD Salewangang.

"Masa tidak ada dokter tidak datang memeriksa. Saya cari dokter di ruang Poli, tidak ada dokter. Makanya saya suruh keluar dan membawanya ke Makassar," katanya.

Saat tiba di Makassar, pasien langsung dioperasi lantaran dinilai sudah mulai kritis. Jika tidak segera ditangani, nyawa pasien terancam.

Dia berharap, Pemkab Maros membenahi pelayanan RSUD Salewangang, yang tidak becus.

 VIDEO : Intip Suasana Penandatanganan NPHD di Pilkada Maros

Gandeng Stikes Lakipadada, GMNI Tator Beri Pelayanan Kesehatan Gratis Bagi Warga ini

Sering Lihat Istri Kerasukan, Prabu Revolusi Ingin Buka Mata Batin, Malah Ditolak Orang Pintar

 Akreditasi Paripurna RSUD Salewangang Maros

RSUD Salewangang Maros berhasil mendapat akreditasi Paripurna dari Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) 2018, Kamis (4/1/2017).

Penghargaan tersebut diberikan karena telah melakukan peningkatan kualitas layanan kesehatan bagi warga.

Bupati Maros, Hatta Rahman mengaku bersyukur dan menjadi tantangan baru untuk pengelola rumah sakit untuk lebih memkasimalkan pelayanannya.

"Ini tantangan baru. Semua pihak manajemen dan paramedis di RSUD Salewangang wajib berbuat terbaik dalam memberikan pelayanan ke masyarakat," katanya

Hatta tidak menginkan, adanya warga yang mengeluhkan pelayanan medis rumah sakit. Semua pasien harus diperlakukan sama. Tim medis dilarang membedakan pelayanan pasien BPJS dan umum.

Saat tim berada di RS, tim medis diminta untuk mempraktikan cara menolong pasien yang sedang sekarat. Tim medis menggunakan bodi karet dan memompa bagian jantungnya.

Dokter dan Perawat Mogok Kerja

Puluhan dokter dan perawat RSUD Salewangang maros menggelar aksi mogok kerja sebagai bentuk protes kepada manajemen, yang dinilai buruk dan tidak transparan mengelola anggaran, Senin (17/12/2018).

Meski aksi tersebut melibatkan sebagian besar dokter, namun pelayanan masih tetap dilakukan.

Hanya pelayanan konsultasi di Poliklinik lumpuh total. Hal itu disebabkan semua dokter spesialis ikut dalam aksi mogok kerja tersebut.

"Semua pelayanan terhadap pasien tetap berjalan seperti biasa. Kecuali Poliklinik. Dokternya ikut semua untuk aksi untuk meminta kejelasan transparansi," katanya.

Dokter akan melakukan aksi mogok tersebut sampai pihak manajemen RS memberikan kejelasan memaksimalkan layanan kesehatan.

Menurutnya, sarana dan prasarana kesehatan juga sangat minim. Manajemen selama ini juga tidak pernah transparan saat mendata rekap pasien yang terlayani.

Manjenen tidak pernah transparan terkait status pembayaran baik tunda maupun belum terbayarkan.

Hal tersebut berimbas pada olah data pasien yang salah masuk kamar hingga lost record.

"Akibat ulah manajemen, kami kesulitan untuk mendapat rekap data pasien yang telah dilayani. Status pembayarannya, tidak jelas," katanya.

Lalu lintas proses coding, klaim dan verifikasi BPJS hingga aliran dana klaim, juga dinilai sangat kacau. (*)

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved