Setelah Ustadz Abdul Somad Dilarang Ceramah di UGM, Kini Giliran Rocky Gerung Ditolak di IAIN Langsa
Setelah Ustadz Abdul Somad Dilarang Ceramah di UGM, Kini Giliran Rocky Gerung Ditolak di IAIN Langsa
Setelah Ustadz Abdul Somad ( UAS ) Dilarang Ceramah di UGM, Kini Giliran Rocky Gerung Ditolak di IAIN Langsa
TRIBUN-TIMUR.COM - Pimpinan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa, Aceh kabarnya melarang pengamat politik Rocky Gerung tampil di kampus tersebut Senin (14/10/2019).
Sedianya Rocky Gerung bakal mengisi acara seminar bertema: Eksistensi & kontribusi mahasiswa dalam membangun negeri yang diinisiasi Dewan Eksekutif Mahasiswa IAIN Langsa.
Pelarangan ini diungkapkan langsung Rektor IAIN Cot Kala Langsa, Dr Basri MA.
"Atas dasar banyaknya perbedaan pendapat dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka pimpinan IAIN Langsa menolak kehadiran Rocky Gerung," ungkapnya seperti dikutip dari Penanegeri.com Minggu (13/10/2019).
Baca: Begini Nasib Istri Eks Dandim Kendari Setelah Suami Dicopot dan Ditahan, Ali Ngabalin Ikut Komentar
Sebelumnya Presiden Mahasiswa IAIN Langsa, Muhammad Faisal, kepada Serambinews.com, Rabu (27/8/2019) lalu, mengatakan seminar ini bertajuk "Eksistensi dan Kontribusi Mahasiswa Dalam Membangun Negeri" ini diadakan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) dan Senat Mahasiswa IAIN Langsa, serta didukung Akademik Kampus IAIN Langsa.
"Kami panitia menegaskan bahwa kehadiran Rocky Gerung nanti tidak ada kaitannya dengan agenda politik, ini murni kegiatan akademik dan beliau sebagai narasumber seminar nasional ini," ujarnya.
Menurut Muhammad Faisal yang juga kader HMI ini, selain Rocky Gerung, senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Aceh, Fakhrurrazi, dipastikan juga akan mengisi seminar nasional ini.
Muhammad Faisal berharap kepada mahasiswa IAIN Langsa agar dapat berpartisipasi pada seminar nasional itu, agar memahami bagaimana kontribusi mahasiswa ke depan dalam membangun negeri ini. (*)
UAS Juga Dilarang Tampil di UGM
Ustadz Abdul Somad (UAS) sedianya mengisi kuliah umum bertajuk 'Integrasi Islam dengan IPTEK: Pondasi Kemajuan Indonesia' di Universitas Gajah Mada (UGM) Sabtu (12/10/2019) kemarin.
Namun tersiar kabar jika rencana kuliah umum UAS tersebut dibatalkan pihak rektorat.
Pihak rektorat beralasan keputusan itu diambil untuk menjaga keselarasan kegiatan akademik dan nonakademik dengan jati diri UGM.
Sementara itu, UAS sendiri mengaku legowo dengan keputusan itu.
“Sebagai tamu yang baik, tentunya tidak ingin memberatkan tuan rumah. Saya ikut panitia saja. Kalau memberatkan, saya tidak datang,” ujarnya.
Baca: Rocky Gerung Kini Berpaling dari Prabowo: Nggak Butuh Tokoh Seperti Dia Nyampah-nyampahin Negeri Aja

Namun, mantan wakil ketua DPR RI Fahri Hamzah justru mengkritisi keputusan itu.
Melalui tulisan berjudul 'Ironi di Kampus Kita' Fahri menyebut UGM sebagai kampus anti reformasi.
Politisi PKS ini bahkan mengusulkan agar mahasiswa UGM mendemo rektornya.
Berikut tulisan lengkap Fahri.
Berikut tulisan lengkap Fahri.
IRONI DI KAMPUS KITA
Ada berita: "Tak Sesuai Jati Diri Kampus, Rektorat Batalkan Ceramah Ustaz Abdul Somad Di UGM"
Saya sebagai pejabat aja pernah dilarang masuk oleh UGM... padahal anggarannya harus melalui Kordinasi saya sebagai kordinator kesra (korkesra) di DPR.
Bagaimana menjelaskan ini:
Mahasiswa UGM mendemo presiden Jokowi alumni UGM dengan tuduhan anti reformasi (mengkorupsi reformasi).
Lalu UGM melarang orang yang berbeda pendapat bicara di kampus UGM.
Artinya UGM juga anti reformasi. Lalu kenapa mahasiswa UGM demo keluar kampus?? Saya usulkan mahasiswa lebih baik mendemo rektornya masing-masing daripada mendemo presiden atau DPR... Ibarat pepatah: “Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak.”. Kampus kita perlu introspeksi.
Kampus-kampus kita ini sedang bermasalah. Mahasiswanya lagi tertidur pulas: rektor diangkat presiden, rektor takut sama Dikti, Dikti takut sama presiden. Dekan menekan dosen tidak boleh kritis, dosen menekan mahasiswa supaya tidak demo. Ini lebih memerlukan perhatian mahasiswa.
Ayo teman-teman mahasiswa, yang sadarlah.. bukankah kampus terjangkit penyakit Anti Reformasi? Masak tidak ada keberanian membela kebebasan mimbar? Tiba-tiba waktu membela KPK kayak keluar perang melawan Belanda? Dari mana ide ini sebenarnya? Mahasiswa kiri dan kanan bergabung?
Saya ini demonstran, sekarang juga di luar pemerintahan siap demonstrasi. Tapi sayang, kebangkitan mahasiswa mendatangkan pertanyaan apakah kalian sedang siuman atau sedang bermimpi di siang bolong? Saya sayangkan cara membaca peta yang lubang... ayo kembali kita ulang..
Mulailah dengan membersihkan kampus dari feodalisme, lawan segala rasa takut.. duduk kembali dan bebaskan mimbar kampus dari tirani dan tekanan, intimidasi serta persekusi. Kalau itu berhasil dilakukan, jalannya reformasi akan lurus kembali. Tulis dengan pena kita sendiri.. Ayo mahasiswa,
Kamu bisa.
Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Irjen Ahmad Dofiri menegaskan kepolisian tak terlibat atas keputusan pembatalan kuliah umum Ustaz Abdul Somad di Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Inikan kebijakan yang punya tempat kalau masalah begitu. Kepolisian dalam hal ini tidak terkait langsung dengan itu, jadi lebih kepada kebijakan yang punya tempat seperti itu. Yang punya tempat misalnya membatalkan, tidak melanjutkan kegiatan itu, monggo silakan yang punya tempat," ujar Dofiri di Mapolda DIY, Yogyakarta, Kamis (10/10/2019).
Ia mengatakan keputusan pembatalan tersebut lebih pada kebijakan dari pemilik tempat acara dan bukannya terkait dengan kepolisian.
Kapolda DIY Irjen Pol Ahmad Dofiri saat ditemui di Mapolda DIY, Yogyakarta, Kamis (10/10/2019).
Terlebih, jenderal bintang dua ini menilai pihaknya tak perlu memberikan rekomendasi terkuat penyelenggaraan acara tersebut.
"Tidak perlu kali di masjid (ada rekomendasi). Memang tidak perlu," kata dia.
Lebih lanjut, ia mengatakan kalaupun terjadi konflik pro dan kontra terkait pembatalan itu tentunya sudah diantisipasi oleh pihak universitas.
Terutama dengan kultur Yogyakarta yang humanis.
"Tidak lah, tidak akan sejauh itu. Semua pihak dewasa, bisa menyelesaikan itu dengan baik. Jadi kita tidak terlalu jauh untuk mengantisipasi karena internal di universitas sendiri saya kira sudah bisa menyelesaikan itu," tandasnya.