Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Suka Duka Kemudikan Kapal Pinisi, Ini Kisah Irdam Sang Skipper

Suka Duka Kemudikan Kapal Pinisi, Ini Kisah Irdam Sang Skipper. 10 tahun mengemudi kapal pinisi banyak hal yang telah dilaluinya.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Suryana Anas
TRIBUN TIMUR/DESI TRIANA ASWAN
Irdam mengemudi kapal pinisi 

Suka Duka Kemudikan Kapal Pinisi, Ini Kisah Irdam Sang Skipper

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Irdam (32) merupakan salah satu sosok skipper beruntung.

Ia begitu bangga mengemudikan kapal pinisi yang saat ini telah menjadi ikon Sulawesi Selatan.

10 tahun mengemudi kapal pinisi banyak hal yang telah dilaluinya.

Sejak kecil tepatnya kelas 2 SD ia telah mengenal dunia perkapalan.

Baca: Jenderal Wiranto Ditusuk, Jasa Bodyguard Bakal Laris Artis Ternyata Sudah Lama Pakai Jasa Pengawalan

Baca: Hanum Rais Putri Amien Rais Langsung Kena Akibatnya, Ngetwit Sebut Kasus Wiranto Settingan Demi Uang

Baca: Membanggakan, Wasit Indonesia Pimpin Laga Kualifikasi Piala Dunia 2020. Gagal jadi Pesepakbola?

Meski harus menjadi seorang koki kapal untuk membantu perekonomian keluarga.

Merasa nyaman dengan tugas-tugasnya di kapal, ia pun memutuskan untuk tidak melanjutkan dunia pendidikannya.

Dan memilih bekerja di kapal. Pinisi adalah jenis kapal tempat ia bekerja.

"Jadi saya itu sudah akrab degan kapal pinisi sejak kecil," tuturnya kepada Tribun Timur beberapa waktu lalu.

Irdam mengemudi kapal pinisi
Irdam mengemudi kapal pinisi (TRIBUN TIMUR/DESI TRIANA ASWAN)

Ia menjalani masa muda yang begitu keras. Merantau dan terombang-ambing di lautan demi sesuap nasi.

Bahkan berpergian di negara lain menggunakan kapal pinisi. Meski harus meninggalkan anak istrinya untuk mencari nafkah.

Segala profesi di kapal pinisi telah dilaluinya.

Hingga akhirnya, tiba pada masa modern dan usianya menginjak 32 tahun ia tetap konsisten bekerja di kapal pinisi.

Namun, bukan lagi sebagai awak kapal ataun koki melainkan skipper atau kapten kapal.

"Saya banyak belajar dari teman-teman di kapal pinisi," kata ayah dari satu anak ini.

Menurutnya, pengalamannya selama bertahun-tahun naik di kapal pinisi begitu berharga.

Tribun Timur mengadakan Pinisi Field Trip 2019 dengan mengajak mahasiswa Hubungan Internasional (HI) Universitas Hasanuddin, Kamis (3/10/2019).
Tribun Timur mengadakan Pinisi Field Trip 2019 dengan mengajak mahasiswa Hubungan Internasional (HI) Universitas Hasanuddin, Kamis (3/10/2019). (Tribun Timur/Desi Triana Aswan)

"Saya ingat ketika pertama kali mengemudi, saya memberanikan diri meski belum mahir," katanya.

Matanya tetap terjaga karena takut menabrak sesuatu. Terlebih lagi pada zamannya belum secanggih saat ini.

"Kita berpatokan pada kompas dan arah mata angin," katanya.

Namun, hal tersebut bisa dilaluinya seiring dengan pelajaran yang diterimanya selama berlayar.

"Sekarang sudah canggih, pakai handphone sudah bisa download aplikasi," katanya.

Dalam mengemudi pun diakuinya tidak mudah. Perlu fokus dan tenang.

Kerjasama tim pun menjadi poin yang utama.

"Karena biar bagaimanapun, kalau hal tersebut tidak diperhatikan bisa menjadi kendala kedepannya," jelasnya.

Ia pun berharap agar kedepannya, pinisi terus eksis dan tetap dipertahankan sebagai warisan budaya SulSel.

Ia juga berharap masa kejayaan pinisi bisa kembali lagi seperti dahulu saat menjadi kendaraan bagi para pedagang ataupun yang pergi haji.

"Meski sekarang kendaraan ada yang lebih cepat tapi pinisi bukan hal lambatnya tapi bagaimana kita bisa menikmati wisata laut dan merasakan sensasi berlayar berhari-hari dengan menggunakan kapal ini," jelasnya.

Menurutnya, pinisi bisa jadi tujuan wisata terbaik untuk untuk merasakan sensasi berpergian jauh dengan suasana eksotis.

Tribun Timur Ajak Mahasiswa HI Unhas Mengenal Warisan Budaya Kapal Pinisi

 Tribun Timur mengadakan Pinisi Field Trip 2019 dengan mengajak mahasiswa Hubungan Internasional (HI) Universitas Hasanuddin, Kamis (3/10/2019).

Program ini merupakan kerjasama Tribun Timur dengan Dinas Pariwisata Kota Makassar untuk memperkenalkan warisan budaya Sulawesi Selatan kapal Pinisi.

Kegiatan ini juga sejalan dengan mata kuliah Studi Kebijakan Maritim di HI Unhas.

Pasger Tempat Nongkrong dan Kuliner Favorit Anak Muda Makassar, Buka Malam Hari

Ketahuan Penyebab Pepsi Pamit/Hengkang dari Indonesia Bukan Karena Bangkrut, Solusi Pizza Hut - KFC?

Dinas Dukcapil, PP dan KB Kembali Melakukan Pembinaan Ketaatan Keluarga di Makassar

Sebanyak 9 mahasiswa HI Unhas semester 5 terlibat dalam kegiatan ini.

Didampingi dua dosen HI Unhas, Agussalim burnaddin dan Ishak Rahman yang juga merupakan Humas Unhas.

Para mahasiswa tersebut berpencar mengelilingi kapal layat khas Sulsel yang beratnya sekitar 70 ton itu.

Rasa penasaran mereka pun tergugah dengan berbagai pertanyaan yang dilontarkan kepada para kru kapal dan sang nahkoda.

Selama 2 jam perjalanan mereka menyaksikan kota Makassar dari arah laut.

Hingga matahari terbenam mereka tetap semangat sambil berfoto ria dan menyantap makanan yang dihidangkan.

Agussalim burnaddin mengatakan field trip tentang pinisi merupakan pertama kalinya bagi jurusan HI.

Pasger Tempat Nongkrong dan Kuliner Favorit Anak Muda Makassar, Buka Malam Hari

Ketahuan Penyebab Pepsi Pamit/Hengkang dari Indonesia Bukan Karena Bangkrut, Solusi Pizza Hut - KFC?

Dinas Dukcapil, PP dan KB Kembali Melakukan Pembinaan Ketaatan Keluarga di Makassar

"Pinisi ini sudah menjadi kebanggaan kita dan sebagai bentuk internalisasi dari mata kuliah Studi Kebijakan Maritim, mahasiswa bisa merasakan secara langsung seperti apa itu naik pinisi," katanya kepada Tribun Timur saat di atas KLM Pinisi Pusaka Indonesia.

Ia juga mengatakan momen ini akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan karena, para mahasiswa dapat mengenal lebih jauh tentang kapal pinisi dengan mengeksplor seluruh bagian kapal.

"Mereka juga bisa sharing bersama kru dan nahkodanya," jelasnya.

"Dan yang terpenting adalah bagaimana mereka melihat langsung Indonesia itu sebagai negara maritim dengan kapal pinisi ini," katanya.

Salah seorang mahasiswa, Muhammad Andika Marsiandi (20) yang ikut dalam rombongan mengatakan wawasannya tentang warisan budaya Sulsel bertambah.

Pasger Tempat Nongkrong dan Kuliner Favorit Anak Muda Makassar, Buka Malam Hari

Ketahuan Penyebab Pepsi Pamit/Hengkang dari Indonesia Bukan Karena Bangkrut, Solusi Pizza Hut - KFC?

Dinas Dukcapil, PP dan KB Kembali Melakukan Pembinaan Ketaatan Keluarga di Makassar

"Banyak hal yang didapatkan tadi, saya jadi bisa tahu bahwa kehidupan laut itu tidak mudah. Nenek moyang kita begitu hebat bisa membawa Indonesia maju dengan kemaritiman.

Apalagi dengan mengemudikan kapal pinisi jaman dahulu, yang tidak semua orang dapat melakukannya," jelasnya.

Isa Sabriana (20) pun yang menjadi satu diantara mahasiswa lainnya yang begitu bersemangat dengan terlaksananya kegiatan ini.

"Pengalaman saya begitu bertambah, kami jadi bisa lebih mendekatkan diri dengan jati diri kita sebagai negara maritim,' katanya.

"Semoga kapal-kapal pinisi masih terus berkembang dan menjadi akomodasi, wisata pilihan di Indonesia khususnya di Sulsel," pungkas Isa sapaan akrab Isa Sabrina.

Laporan Wartawan Tribun Timur Desi Triana

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved