Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pakar HTN UINAM: Propam Polda Sulsel Tak Bisa Identifikasi Pemukul Jurnalis Alasan Menyesatkan

Apalagi, kekerasaan itu terjadi saat jurnalis melakukan pekerjaan sesuai dengan Undang-undang no 40 tahun 1999 tentang Pers.

Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Imam Wahyudi
dok pribadi
Dosen Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Syamsuddin Radjab 

"Mereka bertugas ini sebagai anggota kepolisian, dan alasan ini bertentangan dengan hukum, mengidentifikasi pelaku dari unsur polisi atau TNI paling mudah, tinggal tanya siapa yang memukul wartawan tersebut. Dan kalau urusan internal biarkan mereka urus sendiri tapi penyelesaian tindak lanjut pidananya kawal di reskrim (reserse kriminal) saja melalui pendampingan teman-teman advokat," katanya.

Dengan demikian, pola penyelesaian harus melalui Undang-undang No 40 tentang Pers, Undang-undang 39 tentang HAM, Undang-undang No 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Konvensi Internasional Tentang Hak-Hak Sipil Dan Politik.

Baca: Kabar Buruk Ashanty Istri Anang Hermansyah Ibu Aurel Hermansyah, Idap Penyakit Autoimun, Doa Ngalir

"Ini harusnya melalui pengadilan, kita akan menguji alasan tindak kekerasan di pengadilan. Saat terjadi kekerasan mereka bertindak atas nama institusi kepolisian, mereka yang bertugas meliput di sana atas nama jurnalis," katanya.

Menurutnya, kekerasan kepada jurnalis terjadi di beberapa daerah.

"Kalau ini terjadi di semua daerah maka ada pola yang sama. Kita tak membenci polisi yah, justeru kita membantu agar kepercayaan publik kembali tumbuh tapi kasihan polisi kalau menyelesaikan masalah seperti ini, jika anggotanya terlibat terkesan mengabaikan tapi jika masyarakat cepat ditangani penegakan hukumnya," katanya.

Manajemen Max One bertandang keredaksi Tribun Timur, Jl Cendrawasih Makassar, Selasa (8/10/2019). Kunjungan tersebut sekaligus memperkenalkan General Manager Hotel Max One yang baru, M Yusuf Sandy (ujung kanan) yang didampingi oleh tim tim manajemen MaxOne Hotel, F&B Manajer, Ricky Sarada Ibrahim, dan Marketing Communication Max One, Tety Noviayanti. Selain silaturahmi kunjungan ini sekaligus memper erat hubungan kerjasama antar kedua perusahaan
Manajemen Max One bertandang keredaksi Tribun Timur, Jl Cendrawasih Makassar, Selasa (8/10/2019). Kunjungan tersebut sekaligus memperkenalkan General Manager Hotel Max One yang baru, M Yusuf Sandy (ujung kanan) yang didampingi oleh tim tim manajemen MaxOne Hotel, F&B Manajer, Ricky Sarada Ibrahim, dan Marketing Communication Max One, Tety Noviayanti. Selain silaturahmi kunjungan ini sekaligus memper erat hubungan kerjasama antar kedua perusahaan (sanovra jr / tribun timur)

Kasus Kekerasan yang Libatkan Oknum Polisi, Dua Jurnalis TV jadi Saksi di Polda Sulsel

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dua jurnalis Televisi (Tv), menjadi saksi kasus kekerasan jurnalis, di Ditreskrimum Polda Sulsel, Makassar, Senin (7/10/2019) siang.

Dua jurnalis Tv itu, M Nur (Tv One) dan Taufiq Lau (Metro Tv). Mereka menjadi saksi atas kasus yang menimpa jurnalis LKBN kantor berita Antara, Darwin.

Nur dan Taufiq, diperiksa sekitar tiga jam di ruangan tim penyidik Ditreskrimum lantai 1, Polda, Jl Perintis Kemerdekaan Km 16, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar.

Taufiq Lau mengatakan, usai memberikan keterangan kesaksian pemeriksaan ada 20 pertanyaan yang dilayangkan tim penyidik terkait keberadaannya di lokasi kejadian.

Ditangkap Gegara Narkoba, Fakta-Fakta Daffa Dangdut Academy, Teman Sengkatan Evi Masamba

Kurangi Sampah Plastik, Swift Club Indonesia Bakal Gelar Kegiatan Peduli Lingkungan

Kurangi Sampah Plastik, Swift Club Indonesia Bakal Gelar Kegiatan Peduli Lingkungan

"Ada 20 pertanyaan seputar kejadian. Tim penyidik pertanyakan beberapa hal terkait penganiayaan terhadap korban, dan saya sampaikan faktanya," ungkap Taufik Lau.

Kata Taufiq, saat kejadian itu dia bersama korban meliput polisi yang membubarkan aksi massa Selasa, 24 September 2019 di depan kantor DPRD Sulsel, Kota Makassar.

"Saya jelaskan faktanya, korban waktu itu juga ikut dikeroyok, meskipun saya sudah menyampaikan bahwa korban juga adalah wartawan, tapi masih dikeroyok," ujarnya.

Lanjutnya, korban tidak hanya mendapat tindakan penganiayaan. Tapi juga jelas ada unsur penghalangan kerja jurnalis, sesuai diatur dalam UU tahun 1999 tentang Pers.

"Ini jelas-jelas melanggar pasal 18 ayat 1 undang-undang (UU) nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Terkait dengan penghadang-hadangan kerja jurnalis," tegas Taufiq Lau.

Ditangkap Gegara Narkoba, Fakta-Fakta Daffa Dangdut Academy, Teman Sengkatan Evi Masamba

Kurangi Sampah Plastik, Swift Club Indonesia Bakal Gelar Kegiatan Peduli Lingkungan

Kurangi Sampah Plastik, Swift Club Indonesia Bakal Gelar Kegiatan Peduli Lingkungan

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved