HUT ke-412 Makassar, Pemkot Undang Kepala Daerah Keturunan Bugis-Makassar di Tanah Rantau
HUT ke-412 Makassar, Pemkot Undang Kepala Daerah Keturunan Bugis-Makassar di Tanah Rantau
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Suryana Anas
HUT ke-412 Makassar, Pemkot Undang Kepala Daerah Keturunan Bugis-Makassar di Tanah Rantau
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Pemerintah Kota Makassar menyiapkan langkah-langkah strategis untuk memasuki hari ulang tahun (HUT) ke-412.
Asisten I Pemerintah Kota Makassar, Muhammad Sabri menjelaskan, rangkaian acara HUt ke-412 Kota Makassar bakal melibatkan langsung masyarakat.
"Kita tak lagi fokus pemerintah yang mengadakan pameran, semua stakeholder, swasta dan masyarakat yang akan terlibat lebih banyak," kata Sabri di Balaikota Makassar, Jl Jenderal Ahmad Yani, Makassar, Sulsel, Senin (7/10/2019).
Baca: Lowongan Kerja SMA SMK D3 S1 - Indofood Terima Karyawan di Seluruh Indonesia, Syarat & Link Daftar
Baca: Hasil Liga Italia - Juve Gasak Inter, 3 Striker Argentina jadi Bintang. Gol Ronaldo? Lihat Video
Baca: Minyak Goreng Curah Dilarang, Disebut Berbahaya Bagi Kesehatan hingga Bekas Ambil dari Selokan?
Pemerintah Kota Makassar akan mengundang, orang Bugis Makassar yang berhasil di perantauan.
"Misalnya ini, ada orang Bugis Makassar dan kebetulan menjadi kepala daerah di Kalimantan dan Jawa, kita akan undang," kata Muhammad Sabri.
Ia juga mengatakan, acara-acara Makassar akan lebih banyak menunjukkan kocak wisdom.
"Ada tim yang menunjukkan local wisdom, jangan selesai upacara seremonial maka selesai juga," katanya.
Sehingga, Pemerintah Kota Makassar akan melibatkan pemangku adat.
Pada malam resepsi, Panitia HUT Kota Makassar akan mengundang artis lokal daerah Makassar dan nasional.
"Kalau panitia bisa bekerja maksimal, terutama kita undang pelaku usaha, kita undang tokoh-tokoh," katanya.
Sejarah Makassar
Nama Makassar sudah disebutkan dalam pupuh 14/3 kitab Nagarakretagama karya Mpu Prapanca pada abad ke-14.
Raja Gowa ke-9 Tumaparisi Kallonna (1510-1546) diperkirakan adalah tokoh pertama yang benar-benar mengembangkan kota Makassar.
Ia memindahkan pusat kerajaan dari pedalaman ke tepi pantai, mendirikan benteng di muara Sungai Jeneberang, serta mengangkat seorang syahbandar untuk mengatur perdagangan.
Pada abad ke-16, Makassar menjadi pusat perdagangan yang dominan di Indonesia Timur, sekaligus menjadi salah satu kota terbesar di Asia Tenggara.