Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gempa Bumi Hari ini Masih Terus Guncang Ambon, Warga Dihantui Hoaks Tsunami Dahsyat 9 Oktober

Gempa Bumi Hari ini Masih Terus Guncang Ambon, Kondisi Terkini dan Warga Panik Mencari Tempat Aman

Editor: Ilham Arsyam
twitter
Gempa Bumi Hari ini di Ambon 

- Gempa Bumi Hari ini Masih Terus Guncang Ambon, Kondisi terkini dan Warga Dihantui hoaks tsunami Dahsyat 9 Oktober

TRIBUN-TIMUR.COM - Gempa hari ini 7 Oktober 2019 masih terus mengguncang Ambon.

Gempa terkini yang mengucang Ambon cukup kuat dan sampai membuat warga di Kota Ambon kembali dibuat panik hingga berhamburan ke jalan-jalan

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, gempa tersebut membuat warga keluar dari rumah-rumahnya dan langsung berlarian ke tempat aman.

“Gempa sangat kuat sekali, dinding rumah sampai bergemuruh,”kata Hamdani salah satu warga Kebun Cengkeh, Ambon, saat ditemui, Senin.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pattimura Ambon mencatat, gempa yang terjadi sekitar pukul 10.21 WIT, bermagnitudo 4,1 dengan episentrum gempa berada pada 3.45 Lintang Selatan dan 128.33 Bujur Timur.

Adapun, gempa tersebut berjarak 12 kilometer bagian selatan Kairatu, Seram Bagian Barat dan 34 kilometer timur laut Ambon, dengan kedalaman 10 kilometer di bawah permukaan laut.

Akibat gempa tersebut, siswa di sejumlah sekolah juga langsung memilih pulang lebih awal.

Bahkan, sejumlah orangtua ikut menjemput anak-anak mereka di sekolah.

“Katong (kita) disuruh pulang oleh ibu guru, tadi gempa pelang (sangat) kuat soalnya,”kata Afrizal salah seorang siswa SD di kawasan Galunggung, Ambon.

Selain itu, dari informasi yang dihimpun, para pedagang di Pasar Mardika dan Batu Merah yang berada dekat Teluk Ambon juga ikut berhamburan lari dari pasar tersebut.

Sebelumnya, gempa dengan getaran yang sangat kuat juga membuat warga Kota Ambon panik dan keluar dari rumah-rumah mereka pada Senin, dini hari.

BMKG mencatat, gempa tersebut berada pada lokasi 3.67 Lintang Selatan dan 128.18 Bujur Timur atau berjarak 5 kilometer utara Ambon dan 41 kilometer barat daya Kairatu, dengan kedalaman 10 kilometer di bawah permukaan laut.

Gempa tersebut juga memaksa sebagian warga di Ambon kembali mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi.

“Efek terasa sangat kuat, karena posisi episenter gempa sangat dekat dengan Kota Ambon yakni 5 kilometer utara Ambon,”kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Ambon, Andi Azhar Rusdin.

Hingga Senin pukul 09.00 WIT, BMKG mencatat gempa susulan yang terjadi sejak Ambon dan sekitarnya, telah mencapai 1.181 kali.

Dari jumlah itu, gempa susulan yang dirasakan mencapai 123 kali gempa.

Hoaks

Pascagempa susulan yang dirasakan kuat getarannya di Ambon pada Senin dini hari dan siang hari ini, warga kembali dibuat panik dengan beredarnya isu akan terjadi gempa susulan yang belum diketahui pasti berapa kekuatannya.

Dalam informasi yang beredar luas di masyarakat itu juga, warga diminta agar dapat lebih waspada dan dapat melakukan evakuasi mandiri ke lokasi-lokasi yang aman.

Ironisnya, imbauan yang beredar luas itu mengatasnamakan Wali Kota Ambon, Richard Louhenpessy.

Menanggapi beredarnya isu tersebut, Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy membantah bahwa imbauan tersebut berasal darinya.

Dia bahkan menegaskan bahwa informasi tersebut hoaks dan hanya bertujuan untuk menciptakan keresahan di masyarakat.

“Bahwa sementara beredar luas dalam bentuk berita bohong atau hoaks bahwa akan terjadi gempa pada siang ini, saya tegaskan bahwa tidak pernah saya mengeluarkan testimoni dan imbauan yang sementara beredar di masyarajat tentang hal itu,” tegas dia.

Dia menyebut, isu tersebut diedarkan pihak tidak bertanggung jawab yang ingin menciptakan keresahan di masyarakat luas.

Menurut Richard, sampai saat ini tidak ada satu pun teknologi yang dapat mendeteksi kapan terjadinya gempa bumi.

“Oleh karena itu, saya mengajak kita semua untuk tingkatkan doa kepada Allah SAW, Tuhan Yang Maha Kuasa, kiranya kita dijauhkan dari musibah,” kata dia.

Richard mengaku telah mengintruksikan seluruh pejabat berwenang di Pemerintah Kota Ambon, para pegawai hingga seluruh lurah, raja dan kepala desa untuk meneruskan kepada RT/RW, pimpinan puskesmas dan sekolah bahwa isu yang beredar dan meresahkan warga itu tidak benar.

 “Saya juga perintahkan Kabag Hukum untuk koordinasi dengan Tim Hukum Pemerintah Kota untuk segera melaporkan oknum-oknum ini kepada aparat kepolisian untuk diproses,” kata dia.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ambon juga menegaskan bahwa informasi yang beredar luas di masyarakat terkait adanya gempa besar dan tsunami adalah hokas.

“Itu informasi hoaks,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Ambon, Andi Azhar Rusdin.

Dia pun meminta warga agar tetap tenang dan tidak panik dengan berbagai isu yang beredar tersebut dan sebaiknya lebih merujuk pada informasi yang dikeluarkan instansi berwenang.

“Sekali lagi kepada warga agar tetap tenang dan selalu mengikuti informasi dari BMKG dan instani berwenang,” kata dia.

GEMPA SUSULAN 1.000 LEBIH 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat masih terjadi lebih dari 1.000 gempa susulan di Ambon per Senin (7/10/2019) pukul 03.00 WIT pasca gempa bermagnitudo 6,5 yang terjadi pada 26 September 2019.

Jumlah gempa yang terdeteksi sebanyak 1.149 kali gempa susulan dan 122 di antaranya dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar Maluku.

Salah satunya gempa berkekuatan magnitudo 3,4 dengan kedalaman 10 kilometer timur laut Ambon.

Sementara, gempa susulan lainnya memiliki kekuatan guncangan yang relatif lemah sehingga tidak dirasakan oleh masyarakat.

Hal itu disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo, Senin (7/10/2019) pagi.

Melihat frekuensi kegempaan, guncangan dari hari ke hari cenderung menunjukkan penurunan.

Data BPBD Provinsi Maluku per 6 Oktober 2019, pukul 18.00 WIT mencatat, total penyintas berjumlah 134.600 jiwa.

Rinciannya, Kabupaten Maluku Tengah 90.833 jiwa, Seram Bagian Barat 37.787 dan Kota Ambon 5.980.

Sementara itu, korban meninggal dunia berjumlah 37 jiwa.

“Sebaran titik penyintas tidak terfokus pada kelompok-kelompok besar sehingga menyulitkan tenaga personel kesehatan dalam memberikan pelayanan medis,” kata Agus.

Petugas medis seperti dokter umum, bidan, perawat, dan apoteker juga masih sangat dibutuhkan keberadaannya untuk membantu masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan pascabencana.

Sementara itu, jumlah kerusakan rumah mencapai 6.344 unit dengan tingkat kerusakan berbeda di beberapa wilayah.

Penanganan darurat untuk masyarakat di wilayah Ambon dan sekitarnya akan berlangsung hingga Rabu (9/10/2019) mendatang. BNPB memberikan pendampingan kepada pemerintah daerah terdampak untuk memastikan warga mendapat pelayanan dengan sebaik mungkin.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa dalam setiap peristiwa gempa kuat terjadi deformasi batuan kerak bumi yang menyebabkan pergeseran blok batuan.

"Karena blok batuan yang bergeser sangat luas, maka terjadilah ketidaksetimbangan gaya tektonik di zona tersebut. Akhirnya muncul gaya-gaya tektonik untuk mencari kesetimbangan menuju kondisi stabil," paparnya kepada wartawan BBC News Indonesia, Jerome Wirawan.

"Dalam proses mencari kesetimbangan gaya tektonik itu, terjadilah deformasi-deformasi kecil pada batuan di sekitar pusat gempa utama yang dimanifestasikan sebagai gempa susulan."

Menurutnya, gempa susulan di kawasan Ambon dan sekitarnya lazim terjadi.

"Lazimnya gempa kuat dengan magnitudo di atas 6,0 maka wajar jika terjadi aktivitas gempa susulan. Semakin besar magnitudo gempa, maka potensi gempa susulannya semakin banyak, apalagi jika ditunjang dengan kondisi batuan di wilayah tersebut yang rapuh," tuturnya.

Banyaknya aktivitas gempa bumi susulan di Kairatu - Ambon, jelas Daryono, menggambarkan karakteristik batuan di wilayah tersebut yang rapuh.

Akan tetapi, sambungnya, tren frekuensi aktivitas gempa susulan Kairatu - Ambon kini semakin mengecil, walaupun Ambon sempat diguncang gempa susulan bermagnitudo 3,0 pada pukul 10.41 WIB.

Beberapa jam sebelumnya, gempa bermagnitudo 4,1 mengguncang sekitar pukul 08.21 WIB.

Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Gempa Masih Terus Guncang Ambon, yang Terkini Cukup Kuat dan Warga Panik Mencari Tempat Aman, https://kaltim.tribunnews.com/2019/10/07/gempa-masih-terus-guncang-ambon-yang-terkini-cukup-kuat-dan-warga-panik-mencari-tempat-aman?page=all.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved