Miris! Persijo Jeneponto Makan 'Indomie' Sebelum Bertanding di Liga 3, Naik Mobil Pick Up ke Stadion
Miris! Persijo Jeneponto Makan Mie Instan Sebelum Bertanding liga 3, Naik Mobil Pick Up ke Stadion
Penulis: Ikbal Nurkarim | Editor: Ilham Arsyam
Miris! Persijo Jeneponto Makan Indomie Sebelum Bertanding di Liga 3 Sulsel, Naik Mobil Pick Up ke Stadion
TRIBUN-TIMUR.COM - Pemain Persijo Jeneponto keluhkan minimnya perhatian pemerintah setempat.
Hal tersebut diungkapkan Kapten Tim Mustari melalui pesan Whatsappnya.
Dia mengatakan teman-temannya hanya dibawa ke Pinrang lalu ditinggalkan.
Tak ada uang saku maupun tempat tinggal buat pemain yang disediakan.
Bahkan untuk sampai ke stadion para pemain harus naik mobil bak terbuka atau pick up.
"Ini kita ke Pinrang tidak ada pengurus dengan manajer yang ikut, baru tidak na kasiki uang makan, lalu kami mau makan apa?," katanya.

Mustari menambahkan awalnya mereka di janji oleh ketua Persijo Jeneponto Andi Sayyeb Mursalim untuk difasilitasi selama bertanding.
"Jadi susahki makan disini, padahal cerita sebelumnya mau difasilitasi jaki makan dengan tempat tinggal, Ini saja tinggal di rumah warga, untung pemilik rumah baikji jadi na kasih makanki," jelasnya.
Bahkan pemain Persijo terpaksa makan mie instan untuk berlaga di Liga 3 Sulsel.
Bupati: Saya Kira Sudah Mati
Bupati Iksan Iskandar terkesan terkejut saat ditanya sikap Pemda yang dinilai tak perhatikan persepakbolaan di Jeneponto.
Bupati yang akrab disapa Kareng Ningra itu mengira tim yang pernah juara di Habibie Cup tahun 2005 itu sudah bubar.
"Saya kira sudah mati sudah Innalillah," kata Iksan dengan nada bercanda, Selasa (2/10/2019) kemarin
"Iya toh, karena tak pernah ada komunikasi dengan kita, siapa pengurusnya, siapa pengurusnya dia?," tegasnya.

Iksan Iskandar juga membantah pemain tak diberi fasilitas transportasi selama bertanding, karena pengurus tim tak minta ke bupati.
"Kalau bus ada 5 kita punya semua ada di Rujab kalau uang bensin adaji juga tapi siapa yang bawa kesana, tak komunikasi dengan kita,"
"Kemarin saja waktu anak-anak Jeneponto U-11 bermain di Semarang saya sendiri bawa kesana, dan ini seandainya saya tahu saya juga yang bawa kesana (Pinrang)," tutur ketua Golkar Jeneponto itu.
Sekretaris daerah (Sekda) Jeneponto dr Syafruddin Nurdin mengatakan, dana hibah untuk KONI Jeneponto telah diberikan.
Juga sudah dicairkan untuk tahap pertama senilai Rp 225 Juta, sementara untuk tahap duanya dalam proses.
"Bantuan dana hibah pemerintah Jeneponto ke KONI untuk tahun 2019 sebesar Rp 450 juta," kata dr Syafruddin melalui pesan WhatsAppnya, Kamis (3/10/2019) siang.
Wali Kota Makassar Resmi Buka Phinisi Hospitality Fair 2019
VIDEO; Kisah Pilu Pengungsi Wamena Asal Takalar, Selamat Setelah 6 Jam Sembunyi di Kandang Babi
Maba Kalla Business School Dipersiapkan Hadapi Era Revolusi Industri 4.0
"Tahap 1 sudah dicairkan senilai Rp 225 juta, dan tahap 2 sedang dalam proses pencairan (SPM) senilai Rp 225 juta," tuturnya.
Plt Kadis Kesehatan Jeneponto itu menjelaskan, bantuan hibah yang diberikan ke KONI wujud kepedulian pemerintah.
Sehingga permasalah yang dialami Persijo Jeneponto yang ditangani PSSI bisa diatasi.

"Bantuan hibah ini sebagai wujud kepeduliaan pemerintah terhadap perkembangan olah raga di Jeneponto,"
"Khusus permasalahan Persijo seharusnya bisa ditangani via PSSI Jeneponto, melalui bantuan dana hibah tersebut," pungkasnya.
Sementara itu ketua 1 KONI Jeneponto yang juga anggota DPRD Awaluddin Sinring, mengaku pencairan dana hibah tahap pertama sudah habis.
"Seperti yang dikatakan tadi bahwa pencairan dana hibah tahap pertama sudah habis, dan kami tak tahu pasti kenapa ada kejadian seperti ini," kata Politis PAN itu.
Maba Kalla Business School Dipersiapkan Hadapi Era Revolusi Industri 4.0
Persijo Diterlantarkan di Pinrang, Begini Reaksi Legislator Gerindra Jeneponto
Sengketa Lahan PTPN XIV dan Warga Bikin Macet di Jl Poros Keera Wajo
"Seharusnya memang PSSI harus lebih aktif berkomunikasi dengan KONI, nanti PSSI membagi itu dana sesuai peruntukannya," pungkasnya.
Aktivis & Jurnalis Galang Dana
Kelompok jurnalis dan aktivis yang tergabung dalam aliansi peduli Persijo lakukan penggalangan dana, Rabu (2/10/2019) siang.
Hal ini dikarenakan tim kebanggan masyarakat Butta Turatea itu tak mendapat dana untuk bertanding di putaran kedua Liga 3 Sulsel 2019 di kabupaten Pinrang.
Mereka menggalang dana di kantor instansi swasta maupun di DPRD Jeneponto juga ada turun langsung kejalan.
Baca: TRIBUNWIKI: Apa Itu Gas Air Mata? Ini Kandungan di Dalamnya, Bahaya, dan Sejarah
Dari aksi solidaritas itu, mereka berhasil mengumpulkan dana Rp 1,2 juta dan langsung ditransfer ke pemain Persijo.
"Aksi kita ini wujud keprihatinan kita kepada tim Persijo yang tak dapat bantuan pemerintah, padahal mereka bertanding membawa nama baik Jeneponto," kata Syarif.
"Jika pemerintah Jeneponto tak perhatian dengan tim ini maka kami harus bergerak atas membantu mereka," pungkasnya.
Sementara itu, aktivis Jeneponto Yudistira melakukan aksi galang dana karena prihatin dengan para pemain yang membawa nama daerah namun makannya hanya indomi.
Baca: VIDEO: Suasana Rumah Duka Mantan Gubernur Sulsel HZB Palaguna
"Saya dapat WA dari pemain, gara-gara tak punya dana para pemain terpaksa makannya hanya indomi," kata pria yang akrab disapa Dudi.
"Ini kasian sekali, seharusnya pemain diberi makanan yang bergizi agar kuat bertanding mala ditelantarkan begitu," pungkasnya.
Diketahui, Klub kebanggaan masyarakat Butta Turatea Persijo Jeneponto ditahan imbang Persin Sinjai dalam putaran ke-2 liga tiga zona Sulsel.
Anak asuh Sahsir Farid bermain satu-satu di stadion Andi Mappe Kabupaten Pinrang.