Desa Kelas Pengantin Sehat, Program Cegah Stunting di Mamasa, Ini Kata Prof Razak Thaha
Desa Kelas Pengantin Sehat, Program Cegah Stunting di Mamasa, Ini Kata Prof Razak Thaha
Penulis: Semuel Mesakaraeng | Editor: Suryana Anas
Desa Kelas Pengantin Sehat, Program Cegah Stunting di Mamasa, Ini Kata Prof Razak Thaha
TRIBUNMAMASA.COM, MAMASA - Guru Besar Universitas Hasanuddin Makassar, Prof Razak Thaha bertandang ke Kabupaten Mamasa, Sulbar.
Dalam kunjungannya ke Mamasa, Prof Thaha menghadiri launching Desa Pengantin Sehat yang diselenggarakan di Dess Balla Satanetean, Kecamatan Balla, Rabu (2/10/2019).
Desa Pengantin Sehat salah satu program Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa dalam upaya intervensi masalah stunting.
Pada kesempatan itu di hadapan pemerintah daerah, ia mengatakan, masalah stunting bukanlah persoalan kesehatan.

Menurutnya, masalah stunting dipicu oleh persoalan ekonomi masyarakat yang berdampak buruk pada kesehatan.
Dengan begitu, Prof Thaha berpendapat, melalui desa kelas pengantin sehat, maka intervensi atau penanganan kesehatan lebih efektif dilakukan.
Kendati tidak, jika setiap calon pengantin baik laki-laki maupun wanita yang akan menikah lalu kesehatannya diperiksa, maka penanganan stunting akan lebih efektif.
Olehnya itu, Prof Thaha berharap, Kabupaten Mamasa sebagai kabupaten percontohan di Sulbar terkait penanganan stunting.
"Saya apresiasi pemerintah daerah Mamasa karena cepat merespon persoalan stunting.
Saya juga berharap semua desa di Mamasa bisa melakukan hal yang sama dalam mengintervensi masalah stunting," harapnya.
Prof Abdul Razak Thaha: Stunting Jadi Ancaman Generasi di Mamasa
Di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, terdapat 27 desa di sembilan kecamatan mengalami stunting.
Dari 27 desa tersebut, satu diantaranya prevalensi stunting hingga 97 persen.
Satu diantaranya yakni Desa Rantebulahan, Kecamatan Mambi.