PMI Sulsel Kerahkan Personel RFL dan Ambulans Bantu Pengungsi Wamena
Ketua PMI Sulsel Adnan Purichta Ichsan SH MH mengimbau relawan PMI untuk total membantu pengungsi asal Wamena yang tiba di Sulsel.
Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Jumadi Mappanganro
PMI Sulsel Kerahkan Personel RFL dan Ambulans Bantu Pengungsi Wamena
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Palang Merah Indonesia (PMI) Sulawesi Selatan mengerahkan puluhan personel dan mobil ambulans untuk membantu menangani pengungsi Wamena yang tiba di Lanud Hasanuddin, Makassar, Sulsel, mulai Rabu (2/9/2019).
Ketua PMI Sulsel Adnan Purichta Ichsan SH MH mengimbau relawan PMI untuk total membantu pengungsi asal Wamena yang tiba di Sulsel.
PMI Sulsel, kata Adnan yang juga Bupati Gowa, terus memantau perkembangan di Wamena.
Intinya PMI selalu siaga dan harus bersedia membantu siapa saja.
“Apalagi terhadap saudara-saudara kita yang terpaksa mengungsi akibat masih trauma kerusuhan di daerahnya,” jelas Adnan yang juga Bupati Gowa.
Personel yang dikerahkan terdiri atas tim Restoring Family Links (RFL) dan tim medis.

Selain dari PMI Makassar juga terlibat PMI Maros yang terdiri masing-masing sebanyak 10 personel, dua unit ambulans, serta dua unit truk dari BPBD dan Damkar.
Tujuan pelibatan RFL ini antara lain untuk membantu emulihkan kembali hubungan keluarga para pengungsi.
Juga untuk mencegah perpisahan, memberikan kepastian mengenai nasib seseorang dan menyatukan kelompok rentan dengan keluarga.
VIDEO; Detik-detik Kedatangan Pengungsi Wamena di Lanud Sultan Hasanuddin
INFO LENGKAP CPNS 2019, Jadwal Pelaksanaan Rekrutmen Seleksi & Hasil, Mulai Siapkan 5 Dokumen Wajib
Personil yang disiagakan diantaranya asal PMI Makassar dan PMI Maros masing-masing sebanyak 10 personil dan dua unit ambulans, serta dua unit truk dari BPBD dan Damkar.
Pada tahap awal, sebanyak 170 pengungsi asal Wamena tiba di Lanud Hasanuddin, Makassar, hari ini.
Sebanyak 50 orang di antaranya berasal dari sejumlah kabupaten di Sulsel.
Sementara 120 orang lainnya merupakan pengungsi transit dengan tujuan Malang, Jawa Timur.

Masih Ada Ribuan Pengungsi Minta Dievakuasi dari Wamena
Sementara itu dilaporkan kondisi Wamena berangsur pulih.
Namun perekomian di ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, itu masih lumpuh.
Belum ada pertokoan buka. Ribuan pengungsi yang masih ada di Wamena pun tetap bersikeras minta dievakuasi.
Padahal Presiden Jokowi telah mengimbau warga di Wamena tak perlu melakukan eksodus ke luar daerah.
Ia mengklaim aparat keamanan sudah bisa mengamankan situasi.
Namun warga masih trauma pada kerusuhan yang menewaskan 33 orang tersebut.
Tulisan Penyanyi Anji Viral Lagi Soal Artis DPR Mention Mulan Jameela, Krisdayanti & Eko Patrio
SMAN 21 Makassar Maknai Hari Batik Nasional dengan Berbagai Kegiatan
Jokowi juga menyebut, sejumlah perusuh di Wamena telah ditangkap kepolisian.
"Polisi telah menangkap beberapa tersangka yang melakukan pembunuhan dan pembakaran yang ada di Wamena," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Bogor, Senin (30/9/2019).
Meski demikian, Presiden tidak merinci berapa yang ditangkap dan identitas mereka. Presiden hanya menyebutkan bahwa para perusuh tersebut merupakan kelompok kriminal bersenjata yang selama ini menyerang TNI/Polri di Papua.
antan Gubernur DKI Jakarta itu juga menekankan, kerusuhan di Papua bukanlah disebabkan konflik etnis, melainkan ulah dari kelompok kriminal bersenjata.
"Jadi jangan ada yang menggeser-geser menjadi seperti sebuah konflik etnis, itu bukan. Ini adalah kelompok kriminal bersenjata yang dari atas di gunung turun ke bawah dan melakukan pembakaran pembakaran rumah warga," kata dia.
Diketahui, kerusuhan di Wamena berawal dari aksi unjuk rasa siswa di Kota Wamena, Papua, Senin (23/9/2019).
Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN, dan beberapa kios masyarakat.
Unjuk rasa yang berujung kerusuhan itu diduga dipicu oleh perkataan bernada rasial seorang guru terhadap siswa di Wamena.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menuturkan bahwa hasil pemeriksaan lima tersangka kerusuhan di Wamena menunjukkan para pelaku bukan berasal dari Wamena. (*)