Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PERINGATAN DINI BMKG, 5 Kabupaten di Sulsel Potensi Alami Kekeringan Meteorologis, Termasuk Makassar

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG mengeluarkan peringatan dini terjadinya Iklim ekstrem terjadi di Sulawesi Selatan.

Editor: Anita Kusuma Wardana
Ikbal Nurkarim
PERINGATAN DINI BMKG, 5 Kabupaten di Sulsel Potensi Alami Kekeringan Meteorologis, Termasuk Makassar 

Peringatan Dini dari BMKG, Potensi Kekeringan Meteorologis Terjadi di Sulsel, Daftar 5 Kabupaten Terdampak

TRIBUN-TIMUR.COM-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG mengeluarkan peringatan dini terjadinya Iklim ekstrem terjadi di Sulawesi Selatan.

BMKG menyebut di Sulsel berpotensi mengalami kekeringan meteorologis hingga 2 dasarian mendatang atau sekitar 20 hari ke depan.

Kekeringan meteorologis ini berkaitan dengan tingkat curah hujan yang terjadi berada di bawah kondisi normal dalam suatu musim.

Perhitungan tingkat kekeringan meteorologis merupakan indikasi pertama terjadinya kondisi kekeringan.

SSCASN BKN-LINK Resmi Pendaftaran CPNS 2019 Mulai November 2019, Pelajari Mekanisme Daftar di Sini

Ternyata Kain Maa dari Toraja Jadi Bukti Indonesia Tempat Lahir Batik Pertama di Dunia, Cek Fakta!

Dikutip dari intagram official BMKG Maros @iklim_sulsel, berdasarkan monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) dan peluang terjadinya hujan < 20 mm/dasarian pada dua dasarian.

BMKG Maros merilis daerah di Sulsel yang berpotensi mengalami kekeringan, yakni Gowa, Makassar, Kepulauan Selayar, Jeneponto, dan Takalar.

1. Gowa

Kekeringan berpotensi terjadi Kecamatan Bontomarannu, Bungaya, Bontonompo, Bontonompo Selatan, Somba Opu dan Pattalasang.

2. Jeneponto 

Potensi kekeringan terjadi di seluruh kecamatan

3. Makassar

Potensi kekeringan terjadi di seluruh kecamatan

4. Kepulauan Selayar

Potensi kekeringan terjadi di Kecamatan Benteng, Bontoharu, Bontomanai, Bontomatene, Bontosikuyu dan Buki)

5. Takalar 

Potensi kekeringan terjadi di seluruh kecamatan

Mengantisipasi terjadi kekeringan meteorologis ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai terjadinya kebakaran, menghemat air, dan mengkonsumsi air putih yang cukup.

Musim Hujan November 2019

SSCASN BKN-LINK Resmi Pendaftaran CPNS 2019 Mulai November 2019, Pelajari Mekanisme Daftar di Sini

Ternyata Kain Maa dari Toraja Jadi Bukti Indonesia Tempat Lahir Batik Pertama di Dunia, Cek Fakta!

Balai Besar Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar menyampaikan musim hujan bakal mengguyur, November 2019. 

Prakirawan BBMKG Wilayah IV Makassar, Asri Idrus menyampaikan saat ini masih tetap musim kemarau. 

"Kalau musim hujan di bulan November, tanggal pastinya kita belum tahu," kata Asri via telpon, Selasa (24/9/2019). 

Ia menjelaskan hujan paling pertama di Sulsel bakal turun di Toraja, Barru, Maros dan Gowa pada pekan pertama November 2019. 

Prakiraan musim hujan di Sulsel 2019-2020
Prakiraan musim hujan di Sulsel 2019-2020 (BMKG)

Selanjutnya, hujan turun pada pekan kedua November yakni Pangkep dan Makassar. Pekan ketiga November yakni Enrekang, Pinrang, Parepare, Sinjai, Selayar dan Bulukumba bagian barat. 

Pekan pertama Desember, hujan akan turun di Takalar. Pekan kedua Desember di Bantaeng dan Bulukumba bagian timur. 

Pekan pertama Januari 2020 di Jeneponto. Selanjutnya, hujan bakal turun di Bone, Wajo, Soppeng, dan Luwu. 

Dilansir dari kontan.co.id, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengidentifikasi, terdapat perubahan kondisi atmosfer yang cukup signifikan sejak 21 September 2019. 

Hujan lebat berpotensi mengguyur Indonesia sepekan ke depan.

Dalam seminggu mendatang, BMKG memperkirakan, hujan dengan intensitas lebat berpotensi terjadi di beberapa wilayah di Tanah Air. 

Dari data BMKG, Sulawesi Selatan akan memasuki hujan periode 27-30 September 2019. 

Menurut R. Mulyono R. Prabowo, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, perubahan kondisi atmosfer yang cukup signifikan tersebut berupa pelemahan desakan massa udara kering dari wilayah Selatan Indonesia.

Pelemahan itu mengakibatkan daerah massa udara basah yang sebelumnya cenderung berada di Utara Indonesia kini cenderung meluas ke wilayah Indonesia bagian Selatan.

Jika melihat dalam skala lebih luas, daerah tekanan rendah di Teluk Benggala memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap perubahan pola angin di wilayah Indonesia.

Nah, sejak 21 September 2019, pola angin di wilayah Indonesia tidak lagi didominasi dari arah Tenggara hingga Selatan tapi cenderung dari arah Timur. Pada 23 September, daerah tekanan rendah di Teluk Benggala tersebut mengalami penguatan.

Akibatnya, daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) akan terbentuk memanjang di Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kepulaun Riau, Riau, Jambi, dan Bangka Belitung.

"Keberadaan daerah konvergensi ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Kalimantan dan Sumatra," kata Mulyono dalam siaran pers, Senin (23/9).

Atmosfer skala lokal juga menunjukkan kondisi yang cukup mendukung untuk terbentuknya awan hujan. Indeks labilitas atmosfer di sebagian besar wilayah Kalimantan dan Sumatra mengindikasikan kondisi atmosfer yang cukup mendukung untuk terbentuknya awan hujan dalam sepekan ke depan.(*) 

SSCASN BKN-LINK Resmi Pendaftaran CPNS 2019 Mulai November 2019, Pelajari Mekanisme Daftar di Sini

Ternyata Kain Maa dari Toraja Jadi Bukti Indonesia Tempat Lahir Batik Pertama di Dunia, Cek Fakta!

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved