Ternyata Kain Ma'a dari Toraja Jadi Bukti Indonesia Tempat Lahir Pertama Batik di Dunia hingga Masuk Daftar Warisan UNESCO
TRIBUN-TIMUR.COM-Hari ini, Google Doodle turut merayakan Hari Batik yang diperingati setiap 2 Oktober.
Peringatan Hari Batik hari ini ketika Batik resmi mendapat pengakuan dari United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization atau UNESCO sebagai warisan dunia dari Indonesia.
UNESCO menetapkan Batik sebagai warisan budaya dunia tak benda atau intangible cultural heritage.
Arsip pemberitaan Harian Kompas, 13 September 2009 menyebutkan, Batik Indonesia didaftarkan untuk mendapat status ICH melalui kantor UNESCO di Jakarta oleh kantor Menko Kesejahteraan Rakyat mewakili pemerintah dan komunitas Batik Indonesia, pada 4 September 2008.
Harian Kompas, 3 Oktober 2009 menyebutkan, dari 76 seni dan budaya warisan dunia yang diakui UNESCO saat itu, Indonesia hanya menyumbangkan satu.
Jadwal Terbaru Rekrutmen CPNS 2019, Pendaftaran November 2019, Seleksi Kompetensi Dasar Januari 2020
Seleksi CPNS 2019 Serentak Digelar di 108 Lokasi, Cek Jadwal Terbaru dan Rincian Formasi yang Dibuka
KABAR BURUK Sriwijaya Air, 18 Pesawat Sudah Dikandangkan, Akankah Stop Terbang Susul Mandala Air?
Adapun China ketika itu menyumbangkan 21 dan Jepang menyumbangkan 13 warisan.
Menurut UNESCO, Batik dinilai sebagai ikon budaya yang memiliki keunikan dan filosofi mendalam, serta mencakup siklus kehidupan manusia.
Saat itu, setelah UNESCO resmi menetapkan Batik sebagai warisan budaya dunia tak benda.
Presiden SBY meminta seluruh masyarakat Indonesia pada tanggal 2 Oktober 2009 mengenakan Batik.
Sebelum Batik, UNESCO telah menyatakan wayang dan keris sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia.
Jadwal Terbaru Rekrutmen CPNS 2019, Pendaftaran November 2019, Seleksi Kompetensi Dasar Januari 2020
Seleksi CPNS 2019 Serentak Digelar di 108 Lokasi, Cek Jadwal Terbaru dan Rincian Formasi yang Dibuka
KABAR BURUK Sriwijaya Air, 18 Pesawat Sudah Dikandangkan, Akankah Stop Terbang Susul Mandala Air?
Sekilas tentang Batik
Batik telah berkembang di berbagai daerah di Indonesia.
Namun menurut maestro Batik Iwan Tirta dalam bukunya A Play of Light and Shades, Batik boleh jadi berkembang secara bersamaan di beberapa tempat di dunia.
Di Indonesia sendiri, Iwan menyebut pada akhir abad ke-19 seorang akademisi bernama Rouffer melaporkan adanya motif Batik sehalus gringsing diproduksi di Kediri pada abad ke-12.
Corak Batik tersebut menggambarkan sisik ikan. Ini artinya, kemungkinan besar, motif Batik tersebut dibuat menggunakan canting.