Mahasiswa Unismuh Desak Tiga Pejabat Dicopot, Termasuk Kapolda Sulsel
Desakan itu dipicu pernyataan Wiranto yang menganggap gerakan mahasiswa ditunggangi untuk menggagalkan pelantikan presiden terpilih.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Ansar
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Aliansi Unismuh Makassar unjukrasa di depan kampus mereka, Jl Sultan Alauddin, Makassar, Senin (30/9/2019) siang.
Mereka mendesak agar Mengkopolhukam Wiranto mundur dari jabatannya.
Desakan itu dipicu pernyataan Wiranto yang menganggap gerakan mahasiswa ditunggangi untuk menggagalkan pelantikan presiden terpilih.
FOTO: Diskominfo Makassar Temu Wartawan Media dan OPD
FOTO: Cocktails Workshop Davincy Hadirkan Bartender Andal Kiki Moka
Tak Mau Ada yang Sakit Hati, Pria Ini Langsung Nikahi Kedua Pacarnya Bersamaan
Menurut Ketua Korkom IMM Unismuh Makassar Indra Darius Kala (24) yang selaku Jendral lapangan aksi, peryataan Wiranto tersebut berbanding terbalik dengan kondisi gerakan.
Gerakan mahasiswa yang murni didasari atas kondisi bangsa.
Pasalnya, kata dia massivenya gerakan mahasiswa di beberapa wilayah di Indonesia bermuara pada kepentingan rakyat.
Dimana menurut, Indra sapaan Indra Darius Kalla, kebijakan pemerintah saat ini cenderung kontra pada kepenringan rakyat.
"Kami turung ke jalan sampai saat ini karena kami betul-betul ditunggangi oleh kepentingan rakyat,' kata dia.
"Dimana banyak kebijakan pemerintah saat ini yang kontroversial dan tidak pro kepada rakyat," kata Indra.
Selain nama Wiranto, unjukrasa yang berlansung dengan cara blokade jalan itu juga mendesak agar Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian dan Kapolda Sulsel Irjen Pol Mas Guntur Laupe juga dicopot.
Musabahnya kata Indra, Tito Karnavian dianggap gagal mengamankan aksi unjukrasa mahasiswa yang diwarnai tindakan represif petugas.
FOTO: Diskominfo Makassar Temu Wartawan Media dan OPD
FOTO: Cocktails Workshop Davincy Hadirkan Bartender Andal Kiki Moka
Tak Mau Ada yang Sakit Hati, Pria Ini Langsung Nikahi Kedua Pacarnya Bersamaan
"Dengan mata kepala kita sendiri dapat melihat bahwasanya banyak terjadi tindakan represif kepada pengunjukrasa.
Bukan hanya di Makassar tapi hampir di seluruh wilayah Indonesia," ujar Indra.
Terparah, lanjut Indra yaitu penembakan terhadap Imawan Randi di Kendari Sulawesi Tenggara.
"Mirisnya itu saudara kita Imawan Randi di Sultra sana itu ditembaki. Saya rasa itu hal yang sangat biadap yang dilakukan aparat," terangnya.