Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Anak Buahnya Hajar & Pukul Warga Pakai Palu di Markas Polisi, Kapolsek Tamalate Malah Tidak Tahu

Anak Buahnya Hajar & Pukul Warga Pakai Palu di Markas Polisi, Kapolsek Tamalate Malah Tidak Tahu

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Waode Nurmin
tribun timur/muslimin emba
Kapolsek Tamalate Kompol Arif Amiruddin 

Anak Buahnya Hajar & Pukul Warga Pakai Palu di Markas Polisi, Kapolsek Tamalate Malah Tidak Tahu

Laporan Wartawan Tribun Timur Muslimin Emba

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Aksi kekerasan dibarengi penganiayaan oleh oknum polisi kembali terjadi.

Penganiayaan itu dilakukan di markas polisi sendiri.

Bahkan tindakan semena-mena oknum polisi Bripka F tersebut tidak ditahu oleh pimpinannya.

Peristiwa itu dialami Akbar (27) dan Syamsuddin Laja (39) warga Kampung Anak Gowa, Desa Bontoala, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa.

Karena tidak terima, keduanya mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Makassar, Rabu (25/9/2019) malam.

Pantauan awak tribun, keduanya datang ditemani orangtua dan keluarganya.

Kehadiran keduanya untuk melaporkan kasus penganiayaan yang diduga dilakukan oknum Polsek Tamalate berinisial Bripka F.

Kejadiannya kata Akbar, bermula saat ia dan Syamauddin Laja yang berjualan alat listrik menawarkan jualan berupa penutup meteran listrik seharga Rp 100 ribu ke istri sang oknum polisi di rumahnya yang berlokasi di Kelurahan Parangtambung, Makassar.

Sang istri oknum polisi lanjut Akbar, mengiayakan untuk dipasangkan pada meteran listriknya.

Beberapa saat ia memasang penutup meteran listrik itu, Akbar dan Syamsuddin Dg Laja pun menunggu bayaran di depan rumah.

Namun, saat menunggu bayaran atau tarif, sang istri polisi kata Akbar menelpon suaminya (Bripka F).

"Setelah saya pasang, terus dia (istri Bripka F) bilang, tunggu dulu bapak (Bripka F) dia lagi penjagaan di lokasi demo. Tunggumako duduk-dudukmako," kata Akbar menirukan percakapan sang istri oknum Bripka F.

Mendengar jawaban istri Bripka F, kata Akbar, ia pun menjawab.

"Disitu bilangka, begini bu, andaikan tadi tidak bilangki iya karena kupikir itu bilang iyaki, uang kita ambil. Terus menelpon ki juga ini, tidak ditahu juga bilang mauki atau tidak, kalau tidak mauki dibukaki, karena tidak saya paksajiki," ujar Akbar.

Singkat cerita, Akbar pun membuka penutup meteran yang telah dipasang dan pamit dari rumah sang istri Bripka F.

Namun, kata Akbar, saat ia keluar dari pekarangan rumah, Bripka F pun tiba.

Bripka F pun menyapa keduanya (Akbar-Syamsuddin Laja) yang hendak bergegas pergi.

"Paska keluar ketemuka di jalan, dia (Bripka F) bilang kau ke rumahku tadi? Ke rumahko dulu. Bilangma iye," ujar Akbar menirukan percakapannya dengan Bripka F.

Akbar dan Syamsuddin Dg Laja pun mengikuti Bripka F ke rumahnya.

Setibanya di rumah Bripka F, Syamsuddin Laja dan Akbar pun mengaku dipukuli oleh Bripka F dan seorang oknum security.

"Sampema dirumahnya (Bripka F) lansungi bilang, kaumi yang paling lama kutunggu, disituma napukuli. Semua ini napukuli," ungkap Akbar menunjuk ke arah kepala dan badannya.

Tidak sampai disitu, keduanya (Akbar dan Syamsuddin Laja) mengaku dibawa ke Polsek Tamalate.

Di Polsek Tamalate keduanya dipaksa mengaku sebagai petugas PLN.

Keduanya bahkan mengaku dipukuli pakai palu agar mengaku.

"Di polsek (Tamalate) disuruhka mengaku, bilang mengakuko dari PLNko, masih bisako ini dibantu. Kalau tidak bilangko masih halus ini caraku, tapi kalau tidak mengakuko lebih keras caraku. Sampai-sampai napalu-palui tanganku nasurhka mengaku," ungkapnya.

Setelah memukul, si Bripka F ini memaksa Akbar menandatangani surat pernyataan agar tidak melapor atau mempermasalahkan penganiayaan tersebut.

"Selesai pi na pukul ka, dia suruh saya tanda tangani surat pernyataan kalau tidak akan mempermasalahkan ini (pemukulan) dan tidak lapor ke orangtua ku," tambahnya.

Hal sama diungkap Syamsuddin Laja, ia mengaku dipukul menggunakan benda tumpul pada bagian punggungnya.

"Ini saya punggungku masih merah-merah bekas pukulannya pakai balok-balok," kata Laja.

Ibu Akbar, Haji Suryani Dg Tayu, mengaku tidak terima perlakuan kasar yang dialami putranya.

Ia pun, berharap agar oknum polisi Bripka F dan seorang security terduga penganiaya terhadap Akbar dan Syamsuddin Laja dapat diproses secara hukum.

"Saya sebagai orang tua, tidak teeima saya punya akan dipukul seperti ini," ujarnya sambil menunjukkan celana jeans Akbar yang berceceran bekas darah.

Darah itu kata Suryani Dg Tayu keluar dari hidung Akbar akibat pemukulan yang dialami.

 Tribun Timur yang konfirmasi ke Kapolsek Tamalate, Kompol Arif Amiruddin, hanya mendapat jawaban singkat.

"Mohon maaf , tabe, belum ada laporannya dari korban. Nanti saya cek dulu," ujarnya lewat pesan WhatsApp

 
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved