Siapa Pejabat Imam Shamsi Ali Maksud? Pendukung Prabowo Ini Dicekal Ceramah di Masjid PBB
Siapa Pejabat Imam Shamsi Ali Maksud? Pendukung Prabowo Ini Dicekal Ceramah di Masjid PBB
Siapa Pejabat Imam Shamsi Ali Maksud? Pendukung Prabowo Ini Dicekal Ceramah di Masjid PBB
TRIBUN-TIMUR.COM,- PENCEKALAN terhadap ulama atau ustaz Indonesia yang akan melakukan ceramah tidak hanya terjadi di Indonesia.
Di Amerika Serikat pun, upaya melakukan cekal terhadap dai yang akan memberikan ceramah kepada umat Islam dilakukan oknum pejabat Indonesia.
Ada Apa dengan Maia Estianty? Sampai Suaminya Irwan Mussry Tidak Ingin Anak dari Eks Ahmad Dhani Itu
Bukan Wiranto Buat Jokowi Berubah Pikiran Soal RUU KPK, Orang Ini Termasuk Ayah Najwa Quraish Shihab
Manjanya Ayu Ting Ting ke Didi Riyadi, Panggil Aa Padahal Jarang Balas Komen Termasuk Komen Igun
Korban pencekalan itu adalah ulama besar yang juga Imam Islamic Center of New York Muhammad Shamsi Ali.
Muhammad Shamsi Ali jadi korban pencekalan ceramah di Masjid PBB New York.
Tetapi, upaya itu berhasil digagalkan.
Jumat ini, Muhammad Shamsi Ali dijadwalkan menjadi khatib Jumat di Masjid United Nation (UN) atau masjid Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) New York.
"Baru saja disampaikan ke saya teman-teman pengurus masjid UN bahwa ada pihak yang ingin memblok saya untuk memberikan khutbah Jumat di PBB New York," tulis Imam Shamsi Ali di akun twitternya, Sabtu (28/9/2019) dua jam lalu waktu Indonesia.
Muhammad Shamsi Ali mengingatkan agar pejabat tersebut untuk menghentikan cara-cara kebencian kepada dirinya karena cepat atau lambat, kasus ini akan diungkap ke publik.
Cuitan Imam Shamsi Ali itu pun di-mention ke twitter resmi Menterian Luar Negeri Retno Marsudi, @Menlu RI.
Muhammad Shamsi Ali memberi kesempatan kepada oknum pencekal itu dalam beberapa hari.
untuk meminta maaf atau menginformasikan kesalahan dirinya sehingga sampai ada permintaan cekal khutbah di Masjid PBB.
"Saya tunggu beberapa hari untuk pihak itu meminta maaf. Atau memberitahu ke saya apa salah saya hingga dia mau blok saya khutbah di PBB....jika tidak akan saya buka ke semua, termasuk media. Kata Arabnya: wa laa ubaalii (I don’t care)!" ujar Direktur Jamaica Muslim Center ini.
Imam Shamsi Ali dukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pemilu Presiden atau Pilpres 2019.
Tetapi, pada Pilpres 2014, Shamsi Ali dukungan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Menurut Imam Shamsi, kasus itu menunjukkan ada masalah mentalitas bangsa yang sering merasa khawatir tersaingi, mudah dendam, dan maunya disanjung serta pejabat mudah tersinggung.
"Bossy mentality menjadikan pejabat mudah tersinggung jika dikritik. Bukan mengapresiasi bahwa masih ada rakyatnya yang mau peduli," ujar Muhammad Shamsi Ali.

Simak kultwit Muhammad Shamsi Ali berikut ini.
Imam Shamsi Ali @ShamsiAli2: Baru saja disampaikan ke saya teman-teman pengurus masjid UN bahwa ada pihak yang ingin memblok saya untuk memberikan khutbah Jumat di PBB New York.
Saya ingatkan pihak itu untuk menghentikan kebenciannya ke saya. Karena soon or later I will expose that to the public...
@Menlu_RI
Imam Shamsi Ali @ShamsiAli2: Saya tunggu beberapa hari untuk pihak itu meminta maaf. Atau memberitahu ke saya apa salah saya hingga dia mau blok saya khutbah di PBB....
Jika tidak akan saya buka ke semua, termasuk media. Kata Arabnya: wa laa ubaalii (I don’t care)!
Imam Shamsi Ali @ShamsiAli2: Hari ini khutbah saya juga dihadiri dan didengar Presiden General Assembly PBB, HE Tijani Muhammad Bande.
Tapi yang ingin memblok saya itu justeru pihak yang harusnya mendukung, bahkan harusnya bangga ada anak bangsa yg bisa tampil. Dan insya Allah tidak kurang2 dari yg lainnya..
Imam Shamsi Ali @ShamsiAli2: Ini bukan masalah penting atau tidak penting. Karena setiap manusia punya urgensinya. Pentingnya seseorang juga tdk ditentukan oleh posisi.
Tapi kemanfaatan kepada sesama. Bagi saya seorang tukang sapu jalan bisa lebih penting dari seorang pejabat yang hanya merugiKan rakyatnya.
Imam Shamsi Ali @ShamsiAli2: Di sini ada masalah mentalitas bangsa Yang sering merasa khawatir tersaingi, mudah dendam, dan maunya disanjung.
Bossy mentality menjadikan pejabat mudah tersinggung jika dikritik. Bukan mengapresiasi bahwa masih ada rakyatnya yg mau peduli.
Ah nanti aja dijelaskan masalahnya!
Imam Shamsi Ali Sosok Pendukung Prabowo Subianto
Seorang pendukung Prabowo bangun pesantren di Amerika. Diketahui, pendukung Prabowo dirikan pesantren di Amerika ini, akan menjadi pesantren pertama dan terbesar di Amerika Serikat.
Lalu, siapa pendukung paslon 02 pendiri pesantren di Amerika? Ya, dia ialah Muhammad Shamsi Ali atau dikenal Imam Shamsi Ali pendukung Prabowo-Sandi.
Diketahui, Shamsi Ali bangun pesantren khas Indonesia di Connecticut Amerika Serikat yang melalui Nusantara Foundation. Berikut, 7 alasan Shamsi Ali dukung Prabowo-Sandi.
WartaKotaLive melansir TribunTimur, sebelumnya secara terbuka Ustaz Muhammad Shamsi Ali (51) nyatakan dukungannya kepada pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.
Sikapnya kali ini berbeda saat Pilpres 2014 lalu. Kala itu, alumnus Pesantren Darul Arqam Gombara, Makassar, ini terang-terang mendukung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.
Lalu apa alasannya berpindah?
Melalui tulisannya berjudul Kampanye Bersejarah Prabowo-Sandi, imam Islamic Cultural Center (ICC), masjid terbesar di New York, Amerika Serikat, ini membeberkan ada 7 alasan utamanya.
Tulisan tersebut ditulis cendekiawan Muslim kelahiran Bulukumba, Sulawesi Selatan, di pesawat dalam perjalanan Jakarta-Makassar usai menghadiri kampanye akbar Prabowo-Sandi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (7/4/2019).
Nah ke-7 alasan Imam Shamli Ali tersebut yang tercantum dalam tulisannya di bawah ini:
Kampanye Bersejarah Prabowo-Sandi

Imam Shamsi Ali (kiri) (Dok Pribadi)
Oleh: Shamsi Ali
Hari Minggu, 7 April 2019 nampaknya adalah salah satu hari yang bersejarah di bumi Nusantara.
Konon kabarnya kegiatan kampanye pasangan Prabowo Sandi hari itu menjadi kampanye terakbar (terbesar) dalam sejarah negeri ini.
Kebetulan pula saya sedang berada di tanah air. Dan keberadaan saya itu didengar pula oleh teman-teman penyelenggara kampanye akbar itu.
Maka sayapun mendapat kehormatan untuk hadir. Bahkan dijadwalkan untuk ikut memberikan orasi dalam kampanye terbuka itu.
Sehari sebelum kampanye saya berada di kampung halaman, Makassar.
Di Makassar sendiri saya mengisi beberapa acara, di antaranya tablig akbar bersama Bapak Tamsil Linrung.
Beliau saat ini sedang berupaya untuk pindah dari posisi sebagai anggota DPR RI menjadi anggota DPD pemilihan daerah Sul-Sel.
Selain itu saya juga kembali mendapat kehormatan memberikan ceramah hikmah Isra’ Mi’raj dalam rangka Harlah Muslimat NU ke 73 di Universitas Islam Makassar.
Kegiatan ini sendiri memiliki makna spesial bahwa masanya umat ini mampu keluar dari batas-batas sempit itu ke wilayah yang lebih luas.
Artinya sebagai tamatan pesantren Muhammadiyah dan kader Muhammadiyah saya tidak perlu sungkan dan ragu untuk hadir dalam acara-acara Nahdhotul Ulama.
Karena saya sadar bahwa keduanya, dan semua ormas Islam Ahlussunnah waljamaah memperjuangkan hal yang sama.
Yaitu lii’laa Kalimatil Haq. Untuk kemuliaan Islam dan umat dalam rangka menegakkan Kebenaran.
Mengejutkan sebagian kalangan
Kehadiran saya di kampanye Prabowo Sandi, apalagi berada di panggung kehormatan dan dijadwalkan untuk memberikan orasi, sudah tentu mengejutkan sebagian kalangan.
Pasalnya di pilpres yang lalu saya terbuka mendukung pasangan Jokowi-JK.
Keterkejutan itu tentu biasa dan alami. Ada beberapa penilaian yang selama ini dikaitkan dengan tokoh-tokoh di balik kampanye akbar itu.
Termasuk pemimpin FPI, Al-Habib Riziq Syihab dan tokoh-tokoh alumni 212.
Seolah mereka adalah tokoh-tokoh ekstrim, sementara saya adalah sosok moderat yang senang membangun kerjasama dengan komunitas non Muslim
Maka hadir di sebuah perhelata akbar yang dikomandoi oleh ulama-ulama dan Habaib 212 itu nampak seperti sesuatu yang paradoks.
Sebelum merespon keterkejutan-keterkejutan itu, saya juga ingin tegaskan bahwa keputusan saya untuk hadir di kampanye akbar Prabowo Sandi tidak sama sekali akan mengubah hubungan pertemanan dengan mereka yang memilih paslon lain.
Percayalah pilpres itu musiman. Ukhuwah dan kesatuan itu abadi.
Karenanya hubungan dan komunikasi dengan teman-teman yang memilih Paslon lain tetap terjaga. Beda pilihan itu disebabkan oleh perbedaan ijtihad politik yang berdasarkan penilaian-penilaian yang sangat manusiawi.
Alasan-alasan kehadiran dan dukungan
Keinginan saya untuk menyampaikan dukungan terbuka kepada Paslon Prabowo-Sandi bukan tiba-tiba.
Hanya saja memang kampanye akbar itu bersamaan dengan kedatangan saya di tanah air.
Dalam beberapa bulan terakhir saya melakukan pengamatan dan kajian, baik melalui ragam sumber maupun melalui teman-teman yang ada di kedua belah pihak.
Artinya saya memiliki hubungan dan komunikasi dengan kedua kubu paslon tersebut.
Setelah mempelajari dan mengamati secara dekat, baik substansi kampanye (misi dan misi) maupun karakter paslon, saya memutuskan untuk memberikan dukungan saya kepada paslon Prabowo-Sandi.
Berikut alasan-alasan itu:
1. Saya merasakan ketidakadilan dalam menilai dukungan ulama di kedua belah pihak.
Ketika sebagian ulama mendukung Prabowo-Sandi dengan serta merta dituduh politiisasi agama.
Tapi ketika sebagian lainnya mendukung paslon lain seolah itu dukungan yang wajar dan alami. Perlu digaris bawahi bahwa kedua paslon didukung oleh ulama-ulama umat ini.
2. Saya juga merasakan bahwa ada upaya sistimatis untuk menghalangi ulama umat ini untuk mengambil hak politiknya, sekaligus melakukan tanggung jawab amar ma’rufnya secara politik.
Seolah ketika ulama proaktif melakukan kegiatan politik maka itu politisasi agama.
Runyamnya tuduhan poltiisasi agama ini seringkali hanya dituduhkan kepada ulama Islam semata.
Padahal saya tahu tokoh-tokoh agama lain, khususnya teman-teman Kristiani, melakukan hal yang sama. Karenanya dengan dukungan ini saya tegaskan bahwa ini bukan politisasi agama.
Sebaliknya keterlibatan saya mengambil hak politik dan melakukan tanggung jawab agama saya.
3. Walau saya sudah lama hidup di luar negeri, hampir dua pertiga umur saya, tapi cinta dan perhatian saya kepada tanah air tidak pernah berkurang.
Sejujurnya saya mungkin termasuk salah satu anak bangsa yang cukup kecewa ketika negeri ini belum mampu menjadikan rakyatnya sebagai tuan di negerinya sendiri.
Negara besar yang kaya raya. Tapi takyat stagnan dalam kemiskinan.
Sementara itu ada kecenderungan jika potensi-potensi kekayaan negara semakin dibiarkan untuk dikuasai orang lain.
4. Di sisi lain, negara besar ini, besar dalam sejarah, besar potensi sumber daya manusia dan alam, besar dalam keragaman budaya dan agama, dan yang lebih khusus lagi negara berpenduduk terbesar Muslim dunia yang mampu mengawinkan antara Islam dan norma-norma dunia modern, seperti demokrasi, HAM, kesetaraan jender, dan lain-lain.
Sayangnya dengan segala kebesaran bangsa ini dunia kerap masih melihatnya sebelah mata.
Dalam penilaian saya, salah satu penyebabnya adalah kharisma dan kapabilitas kepemimpinan itu menjadi faktor utama.
Kasus terkecil adalah ketidakmampuan komunikasi pemimpinnya.
5. Selama ini dunia dibombardir dengan misinfomasi-misinformasi yang salah tentang saudara-saudara kami di tanah air.
Seringkali ketika merek berkumpul dengan Jumlah besar, seperti pertemuan 411, 212, dan lain-lain dicap sebagai kegiatan “intoleran”.
Padahal mereka berkumpul untuk mengekspresikan diri juga karena keyakinan mereka tentang demokrasi dan kebebasan berpendapat.
Keterlibatan saya untuk menegaskan bahwa kegiatan ini adalah kebanggaan bangsa dan umat.
Karena bangsa ini adalah Muslim terbesar dunia tapi sekaligus punya komitmen demokrasi. Apalagi semuanya dilakukan dengan aman, damai dan penuh kesejukan.
6. Saya juga gerah dengan tuduhan-tuduhan seolah umat ini jika berkomitmen dengan agamanya berarti terjadi krisis loyalitas kepada negaranya.
Ada upaya sistimatis untuk membenturkan antara komitmen keagamaan dan kebangsaan umat.
Padahal NKRI, Pancasila dan UUD 45 adalah hadiah terbesar umat dan ulama-ulamanya.
Karenanya saya sebagai putra bangsa ingin menegaskan bahwa keterlibatan
Saya di acara yang dikomandoi oleh para ulama dan Habaib itu adalah bentuk komitmen kepada negara dan agama.
Keduanya adalah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan di negara ini.
7. Saya juga memutuskan hadir dan mendukung pasangan Prabowo-Sandi karena saya melihat keduanya adalah pasangan calon yang sesuai dan saling melengkapi. Sosok Prabowo yang militer dengan keberanian dan ketegasannya didampingi oleh sosok muda yang pintar, visioner, sukses dan santun.
Saya menilai pasangan ini adalah pasangan yang sangat ideal dalam menjalankan roda pemerintahan ke depan.
Akhirnya sekali lagi saya tegaskan bahwa dukungan politik saya ini tidak sama sekali akan mengurangi intens komunikasi dan persahabatan dengan mereka yang kebetulan memiliki pilihan lain.
Mari belajar dewasa dalam berdemokrasi yang memang alaminya akan terjadi perbedaan pilihan.
Yang terpenting dari semua itu adalah perlunya kita semua membangun kesadaran bahwa siapapun kita dan apapun pilihan kita ada “common ground” (kesamaan) di antara kita.
Sebagai umat kesamaan kita adalah demi “izzah Islamiyah” (kemuliaan Islam dan umat).Dan sebagai bangsa tentu tidak lain adalah demi Indonesia Raya.
Harapan saya untuk Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Sandiaga Uno periode mendatang dengan izin Allah, agar mereka merebut slogan Donald Trump: Making Indonesia Great Again.
Tapi untuk semua latar belakang suku, ras dan agama. Semoga!
Takbir...Merdeka!!!
Udara Jakarta-Makassar, 7 April 2019
Anak negeri di kota New York, AS.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Imam Shamsi Ali DICEKAL saat Akan Ceramah di Masjid PBB, Sebut Ada Pejabat Pendendam dan Anti Kritik, https://wartakota.tribunnews.com/2019/09/28/imam-shamsi-ali-dicekal-saat-akan-ceramah-di-masjid-pbb-sebut-ada-pejabat-pendendam-dan-anti-kritik.