Pemuda 22 Tahun Pimpin Fraksi PPP DPRD Sulsel, Bapaknya Orang Terkenal
Sedangkan untuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Golkar, sampai saat ini belum menetapkan komposisi fraksinya di DPRD Sulsel.
Penulis: Hasan Basri | Editor: Imam Wahyudi

Kunci kemenangan lainya, kata Dhevy, memperbanyak silaturahmi, berdoa, bekerja keras, cerdas dan tuntas bersama tim serta tidak mudah putus asa.
Tak hanya itu, dalam kampanye, pihaknya juga memanfaatkan media sosial. "Itu yang terus menerus saya lakukan di Luwu. Banyak diantara anak muda di Dapil Sulsel III khususnya di Luwu inovasi, kreatif, dan visioner. Hanya memang jarangki diberikan kesempatan,” katanya.
Sedangkan, untuk DPRD Sulsel, Imam Fauzan Amir Uskara dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Andre Prasetyo Tanda (APT) menjadi caleg terpilih termuda untuk periode 2019-2024.
Saat ini, Fauzan berusia 22 tahun, APT dua tahun lebih tua yakni 24 tahun. Imam yang merupakan mantan Sekjen Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Singapura melenggang ke parlemen Sulsel setelah mengontrol 13.589 suara di Daerah Pemilihan (Dapil) I Sulsel atau Makassar A.
Dapil I Sulsel meliputi Rappocini, Makassar, Ujung Pandang, Mariso, Mamajang, Tamalate, Wajo, Bontoala, Ujung Tanah, Sangkarrang, dan Tallo.
APT juga terpilih di dapil yang sama. Caleg Partai Nasdem itu terpilih setelah mengantongi 22.554 suara.
Namanya berada di bawah nama Ketua DPC Nasdem Makassar Andi Rachmatika ‘Cicu’ Dewi Yustisia yang juga menduduki satu kursi DPRD Sulsel di dapil ini dengan perolehan 28.421 suara.
Imam mengatakan, tidak akan mengobral janji kepada masyarakat. Dia punya niat besar untuk berbuat yang lebih baik. Salah satunya, rutin silaturahmi dan menyerap aspirasi masyarakat.
"Lewat jalan ini saya ingin berbuat untuk masyarakat. Karena jika hanya untuk memanfaatkan kesuksesan orangtua saya pasti lebih memilih maju di Dapil III Sulsel (Gowa Takalar)," ujar Imam belum lama ini.
Terpisah, APT yang juga Chief Development Officer (CDO) dan Direktur Operational PT Passokorang, mengatakan, perolehan suaranya di luar dari ekspektasinya selama ini.
Sebagai pendatang baru, APT mengaku tak jumawa bisa mengalahkan sejumlah petahana. Menurutnya, ini semata-mata gegara masyarakat memberi kepercayaan kepadanya.
"Motivasi utama saya itu memberdayakan masyarakat. Pola pikir masyarakat yang konsumtif bisa jadi produktif, dengan enam program yang akan saya laksanakan," jelas APT.
Program pertamanya yakni kursus gratis di bidang tertentu disetiap daerah yang membutuhkan. "Misalnya ada daerah yang membutuhkan kursus memasak atau menjahit itu kami berikan. Sesuai dengan kebutuhan setiap daerah," ujarnya.
Sosok Sang Ayah
DHEVY, Fausan, dan APT bukan anak muda biasa. Ketiganya terlahir dari para politisi dan pengusaha senior di daerah ini.