Menikmati Rawon Setan, Kuliner Favorit di Kota Surabaya
Dari Bandara Internasional Djuanda ke Rawon Setan yang kami datangi berjarak 20 km. Butuh waktu perjalanan sekira 50 menit mengendarai mobil.
Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Jumadi Mappanganro
Penganan seperti sup atau soto yang memiliki bahan dasar daging sapi dipotong-potong kecil dan dimasak dengan bumbu seperti kluwek/pucung, lengkuas, ketumbar, serai dan lain-lain.
Rawon pun selalu disajikan bersama nasi putih hangat.
Yang khas di Rawon Setan yakni potongan daging sapinya berukuran besar dan berasa empuk ketika digigit.
Kuahnya yang hitam legam berasa gurih yang sanggup menambah selera makan.

Kembali ke laptop. Eh maksud saya kembali soal Rawon Setan.
Rumah makan ini katanya selalu ramai sejak dibuka pukul tujuh pagi hingga pukul 10 malam.
Harga? Siang itu kami membayar Rp 180 ribu untuk empat porsi.
Sudah termasuk empat es teh dan sebungkus kripik.
Rasanya menggugah selera para pecinta kuliner.
- 20 Ribu Pelanggan PDAM Makassar Krisis Air Bersih
- Polisi Usut Kasus Peluru Nyasar Ibu Hamil di Makassar, Proyektil Diuji Labfor
Sejarah
Dari beberapa sumber menyebut, Rawon Setan ini pertama kali dirintis Mbah Musiati sejak tahun 1953.
Awalnya warung Mbah Musiati sangat sederhana. Tapi sudah menetap di pinggir Jalan Embong Malang.
Nah Mbah Musiati ini membuka warung usahanya pada jam yang tidak biasa yaitu sekitar pukul 02.00 dini hari.
Sasarannya melayani para pekerja malam.
Kian lama warungnya makin ramai dikunjungi.
Dari warung sederhana, Mbah Musiati kemudian menyewa ruko pada 2004. Masih di jalan yang sama.
Kini usaha Mbah Musiati dilanjutkan anak dan cucunya. Masing-masing telah membuka Rawon Setan di beberapa tempat.
- Kupa Royal Tawarkan Promo Pameran Property & Building Material Expo 2019
- Bendung Lekopancing Mengering, Suplai Air ke Makassar dan Maros Terganggu
Selain di Jalan Embong Malang, Rawon Setan juga hadir di Jalan Tunjungan dan beberapa mal dan pujasera di Kota Surabaya.