Di Depan Mahasiswa UIN, Amran Sulaiman Ungkap Nostalgia Kisah Asmaranya yang Tertolak
Puluhan tahun silam, Amram mengaku pernah menyukai sosok perempuan di Kota Makassar. Perempuan itu tinggal tak jauh dari kontrakan tempat tinggalnya.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUN-TIMUR.COM, GOWA - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bernostalgia kisah asmara ketika membawakan kuliah umum di kampus UIN Alauddin Makassar.
Puluhan tahun silam, Amram mengaku pernah menyukai sosok perempuan di Kota Makassar. Perempuan itu tinggal tak jauh dari kontrakan tempat tinggalnya.
Skor 0-0 SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming PSM vs PS Tira-Persikabo, Nonton Gratis di Sini Vidio.com
Panitia Penjaringan Calon Ketua KONI Lutim Perpanjang Waktu Pendaftaran, Ini Penyebabnya
Lawan Tira Persikabo, Dandim 1407 Bone Prediksi PSM Menang 2-1
Pemilihan Ketua OSIS di SMAN 4 Wajo Diwarnai Sengketa, Begini Ceritanya
Ini Sinopsis dan Trailer Film 6,9 Detik, Kisah Perjuangan Atlet Panjat Tebing Aries Susanti Rahayu
Ia pun memberanikan diri mendatangi rumah perempuan yang ia sukai tersebut. Akan tetapi, harapan Amran rupanya masih jauh panggang dar api. Cintanya ditolak.
"Saya pernah ditolak perempuan. Saya datang ke rumahnya jalan kaki pakai sandal," kenang Amran.
Ia menduga, ibu perempuan tersebut menolak cintanya karena pakaiannya yang sederhana.
Meski demikian, Amran mengaku menjadikan pengalaman tersebut sebagai motivasi untuk meraih sukses.
"Sebelum ajal menjemputku, saya buat mereka menyesal. Beberapa tahun kemudian, saya cari dia, ternyata dia sudah menikah," katanya.
Ketika Amran telah membangun usaha pertanian dan peternakan, ia mendapat kabar jika perempuan tersebut memiliki masalah. Amran pun mendatangi perempuan tersebut.

Ia memberikan bungkusan berisi uang kepada perempuan itu yang hendak pergi ke Australia.
Beberapa tahun kemudian, Amran rupanya dipanggil ibu perempuan tersebut yang hendak meminta maaf dan berterima kasih.
"Inilah yang Ibu hina dulu. Tetapi dialah yang telah membantu kita," kata Amran menirukan kata-kata perempuan tersebut.
Tuhan rupanya menyiapkan skenario terbaik bagi Amran. Menurutnya, Sang Khalik belakangan mengirimkan perempuan terbaik yang menjadi istrinya saat ini.
Amran lalu mengakhiri nostalgia kisahnya dengan pesan-pesan bijak kepada mahasiswa UIN Alauddin Makassar.
" Kamu jangan dendam pada orang. Aku berikan yang terbaik walaupun kau beri saya yang terpahit," tandas Amran. (*)
Permainan Tradisional Warnai Hari Anak di Gowa
Permainan tradisional era 90-an mewarnai peringatan Hari Anak Nasional 2019 Tingkat Kabupaten Gowa.
Kegiatan tersebut berlangsung di Halaman Rumah Jabatan Bupati Gowa (19/9/2019) pagi.
Launching Aplikasi MotorP4S, Kapuslatan Harap Jadi Solusi Bagi P4S
Tak Terima Ditendang dan Ditinju, Tenaga Honorer di Pemkab Jeneponto Laporkan Rekan Kerjanya
Warga Pesisir Danau Towuti Luwu Timur Bakal Nikmati Listrik 24 Jam Mulai Oktober
Singgung Infrastruktur, Ini Permintaan Bupati Luwu Timur ke Aliansi Mahasiswa Pesisir Towuti
Camat Syamsul Bahri Beri Arakan Kader PKK se-Kecamatan Bontoala Makassar
Permainan tradisional yang dihadirkan yakni dende-dende, asing-asing, lompat tali/karet, lompat bambu, congklang, bekel, hingga permainan rangking 1.
Permainan tradisional ini dulunya melekat dalam aktivitas keseharian anak-anak era 90-an sebelum muncul dunia digital.
Pemkab Gowa menampilkan permainan tradisional ini untuk memperkenalkan kembali kepada anak-anak generasi milenial.
Sebanyak 100 siswa tingkat SD dan SMP Kabupaten Gowa hadir dalam kegiatan ini.
Permainan tradisional ini dinilai telah tergerus pada zaman digital. Anak-anak cenderung lebih suka bermain gawai dengan sejumlah game.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Kabupaten Gowa mencoba menanamkan kembali keseruan permainan tradisional tersebut.
"Kami berharap pada peringatan hari anak ini sesuai tema kita, anak indonesia harus bergembira," kata Kadis PPA, Kawaidah.

Kawaidah memastikan, pihaknya akan berupaya mewujudkan pemenuhan hak anak. Kedua permainan tradisional dapat dilaksanakan kembali di masing-masing keluarga.
"Tidak boleh lagi ada anak yang bersedih dan hak anak yang pertama bisa terpenuhi yaitu harus gembira," bebernya.
Pemkab Gowa turut menyerahkan kartu anak untuk anak disabilitas di sela-sela peringatan hari anak ini. Penyerahan dilakukan oleh Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan.
Sekadar diketahui kegiatan ini turut dihadiri Kapolres Gowa, Kepala Kejaksaan Negeri, Sekda Gowa, Pimpinan SKPD Pemkab Gowa.
Laporan Wartawan Tribun Gowa @bungari95
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Skor 0-0 SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming PSM vs PS Tira-Persikabo, Nonton Gratis di Sini Vidio.com
Panitia Penjaringan Calon Ketua KONI Lutim Perpanjang Waktu Pendaftaran, Ini Penyebabnya
Lawan Tira Persikabo, Dandim 1407 Bone Prediksi PSM Menang 2-1
Pemilihan Ketua OSIS di SMAN 4 Wajo Diwarnai Sengketa, Begini Ceritanya
Ini Sinopsis dan Trailer Film 6,9 Detik, Kisah Perjuangan Atlet Panjat Tebing Aries Susanti Rahayu