Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ini Alasan Unibos Kembali Gandeng Rocky Gerung Jadi Pemateri Kuliah Umum

Ini Alasan Unibos Kembali Gandeng Rocky Gerung Jadi Pemateri Kuliah Umum

Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Suryana Anas
TRIBUN TIMUR/NUR FAJRIANI R
Universitas Bosowa (Unibos) kembali menggelar kuliah umum di Balai Sidang Bosowa 45, Jl Urip Sumoharjo, Kota Makassar, Selasa (17/9/2019) yang menghadirkan Rocky Gerung sebagai pemateri (baju biru tengah). 

Dengan mengusung tema "Membangun Berpikir Kritis", kegiatan ini merupakan rangkaian dies natalis Unibos ke 33.

Pantauan Tribun Timur, ratusan mahasiswa memenuhi ruangan.

Hadir pula Pendiri Bosowa Corp Aksa Mahmud yang diwakili CEO PSM Munafri Ariffuddin dan Rektor Unibos Prof Saleh Pallu.

Civitas Universitas Bosowa (Unibos) menggelar kuliah umum di Balai Sidang Bosowa 45, Jl Urip Sumoharjo, Kota Makassar, Selasa (17/9/2019) dengan menghadirkan Rocky Gerung sebagai pemateri.
Civitas Universitas Bosowa (Unibos) menggelar kuliah umum di Balai Sidang Bosowa 45, Jl Urip Sumoharjo, Kota Makassar, Selasa (17/9/2019) dengan menghadirkan Rocky Gerung sebagai pemateri. (Nur Fajriani/ Tribun Timur)

Dalam sambutan sekaligus membuka kegiatan Saleh Pallu mengatakan kuliah ini juga difokuskan kepada para mahasiswa baru.

"Kuliah umum ini juga difokuskan kepada mahasiswa baru agar mereka dapat belajar berpikir kritis dan mulai belajar membuat keputusan hingga menyelesaikan masalah," katanya.

Sebelumnya Unibos juga menggelar kuliah umum dengan menghadirkan tokoh seperti JK, Eep Saefulloh, Sudirman Said, Muh Nuh dan tokoh penting lainnya. (*)

Suhardi Somomoeljono Sebut Paham Radikalisme Mulai Jangkiti Intelektual Kampus, Siapa Dia?Ini Profil

 Dosen Pascasarjana Universitas Mathlaul Anwar Serang, Dr. Suhardi Somomoeljono, SH, MH, mengungkapkan pandangannya tentang penyebaran radikalisme tidak pandang bulu, sehingga siapapun dapat terjangkit.

Menurutnya, virus radikalisme bisa menyasar siapa saja.

Bahkan infiltrasi itu telah menyusup ke kalangan intelektual, bahkan di lembaga-lembaga pemerintah.

Hal ini tidak bisa didiamkan karena infiltrasi radikalisme terutama intoleransi dan takfiri sekarang telah sangat mengkhawatirkan.

Pasalnya, bila penyebaran ideologi kekerasan ini tidak dihentikan, akan menimbulkan kekacauan di masa mendatang.

Dilansir dari Tribunnews, lebih berbahaya lagi, bila paham-paham negatif itu menjangkiti intelektual kampus. Meski mungkin jumlahnya relatif kecil, tapi dampak yang akan ditimbulkan di kalangan mahasiswa dan masyarakat sangat besar.

“Untuk melawan itu, rektor sebagai penguasa perguruan tinggi di kampus harus berani mengeluarkan kebijakan yang secara imperatif memiliki nilai sanksi akademis,” kata Suhardi.

Menurut Suhardi, akar permasalahan radikalisme ini sebenarnya terletak pada kegagalan sebagian masyarakat yang dalam memahami kaitan keberadaan budaya dalam kaitannya dengan agama. Hal itu berakibat secara signifikan yang menimbulkan perilaku yang cenderung egoisme dan mementingkan kelompoknya sendiri.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved