Asap TPA Antang Menggangu, Murid SD Terpaksa Lakukan ini Saat Belajar
Sejumlah murid memilih meninggalka sekolah usai melaksanakan upacara penaikan bendera.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Ansar
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kabut asap akibat kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang, mengganggu aktivitas belajar mengajar di SD Inpres Borong Jambu II, Kecamatan Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (16/9/2019) siang.
Sejumlah murid memilih meninggalka sekolah usai melaksanakan upacara penaikan bendera.
Para murid dijemput oleh orangtua masing-masing, saat kabut asap memasuki ruang kelas mereka.
"Tadi pagi, pas selesia upacara, hampir semua murid pulang dijemput sama orangtuanya, karena sudah tebala kabut asap," kata Kepala Sekolah SD Borong Jambu II, Sundarsani (55) saat ditemui tribun.
Minta BPJS Dibubarkan, Ratusan Mahasiswa Blokade Jalan depan Kantor Gubernur Sulsel
Bupati Sinjai Andi Seto Gadhista Asapa Silahturrahmi ke Tribun Timur
Siapa yang Novel Baswedan Sepupu Anies Sebut Takut Ditangkap KPK & Dapat Uang Banyak?
"Orangtuanya khawatir ada apa-apa sama anaknya, jadi kita bukan meliburkan tapi menyesuaikan dengan kondiso,"
Asap yang memasuji ruang belajar itu, lanjut Sundarsani, juga nyaris membuat dirinya tumbang.
"Saya tadi hampir pingsan juga kurasa, karena tebal sekali asapnya. Jadi saya masuk ke ruangan duduk baru minum air, karena agak sesakmi juga kurasa," ujarnya.
Begitu pun di jam siang (pukul 13.00-17.00 Wita. Hanya sebagian kecil murid yang terlihat hadir mengisi ruang kelas untuk belajar.
"Ini jam siang, juga kurang yang datang. Hanya belasan ini yang datang dari 170 murid yang masuk siang," ujarnya.
Sundarsani pun berharap agar kabut asap yang masih membumbung di TPA Antang hingga siang, dapat segera padam.
"Tentunya kita berharap kabut asap ini sudah tidak adalagi dan besok proses belajar mengajar kembali normal," tuturnya.
Murid SD Inpres Borong Jambu II berjumlah 327 peserta didik dengan sistem belajar mengajar dua shift, pagi (pukul 07-12.30 Wita) siang (pukul 13.00-17.00 Wita).
Minta BPJS Dibubarkan, Ratusan Mahasiswa Blokade Jalan depan Kantor Gubernur Sulsel
Bupati Sinjai Andi Seto Gadhista Asapa Silahturrahmi ke Tribun Timur
Siapa yang Novel Baswedan Sepupu Anies Sebut Takut Ditangkap KPK & Dapat Uang Banyak?
Pembangian dua shif belajar mengajar itu disebabkan tidak sebandingnya jumlah kelas belajar dan jumlah murid yang ada.
Senada yang diungkapkan Sundarsani, kabut asap juga mengganggu proses belajar mengajar di SD Inpres Borong Jambu I dan III.
Hal itu diungkapkan, Kepala Sekolah SD Inpres Borong Jambu I, Andi Patahanika (57).
Menurutnya, kabut asap membuat orang tua para murid khawatir dengan kondisi anaknya sehingga sebagian besar murid yang seusai mengikuti upacara memilih pulang.
"Sempatji semua ikut upacara, tapi pas sudah banyak asap datangmi semua orang tuanya najemput anaknya," kata Andi Patahanika.
Kita bisa apa karena orang tuanya juga punya hak untuk kesehatan anaknya," ujar Andi Patahanika.
Jumlah murid di SD Inpres Borong Jambu I sebanyak 345 peserta didik.
Begitu juga yang dialami SD Inpres Borong Jambu III. Kepala SD Borong Jambu III Abdul Jalil (53).
Kebanyakan muridnya memilih meninggalkan sekolah seusai melaksanakan upacara penaikan bendera.
Para murid dijemput orangtuanya masing-masing saat mengetahui asap mulai masuki ruang belajar.
Terdapat 396 murid yang menjadi peserta didik di SD Inpres Borong Jambu III.
Lokasi ketiga sekolah itu (SD Inpres Borong Jambu I, II dan III) hanya berjaran lebih kurang 1-2 kilometer dari TPA Antang. (*)
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: