Terbaru KKN Desa Penari, Terungkap Alasan Roh Bima & Ayu Masih Tertahan, Tak Sesuai Cerita SimpleMan
Terbaru KKN Desa Penari, Terungkap Alasan Roh Bima & Ayu Masih Tertahan, Tak Sesuai Cerita SimpleMan
Saat tiba di sana, Frislly Herlind mengaku melihat sosok perempuan sedang memegang bayi.
"Pas aku nyampe dia langsung nanya mau apa, tapi aku jelasin kalau tujuan aku bukan ke dia, tapi mengembalikan batu ini," jelas Frislly Herlind.
Lebih jauh ia berjalan, Frislly Herlind melihat ada pohon tinggi sekitar 4-5 meter tapi daunnya hanya ada di bagian atas saja.
Tiba-tiba ada suara auman macan, terus macan itu turun dari dahan pohon tersebut," kata Frislly Herlind.
Setelah turun, macan itu berubah jadi sosok seorang kakek-kakek.
Menurut Frislly Herlind, tempat itu bukan bekas kerajaan, melainkan tempat orang-orang kerajaan bertapa.
"Memang di situ banyak gamelan jawa yang super gede-gede banget," kata dia lagi.
Kemudian menurut Frislly Herlind, sosok kakek-kakek itu menceritakan kalau ia juga dulu seorang manusia.
"Dahulu kami sering mencari ilmu dan itu wajib untuk meminta perlindungan dari alam semesta dan sekitar. Anakku keberadaan kami di sini sebenarnya tidak untuk mengganggu. Tapi akhir-akhir ini saya merasa terganggu, karena banyak yang mencari tahu keberadaan kami di sini," kata Frislly Herlind menirukan kalimat kakek tua tersebut.
Kemudian Frislly Herlind pun memperlihatkan batu biru yang ia pegang.
"Aku disuruh jalan lurus ke depan tapi jangan nengok ke sebelah kiri," kata Frislly Herlind.
Baca: Inilah Pesan Penulis Cerita Horor KKN di Desa Penari untuk Masyarakat, Bukunya Sudah Dicetak
Baca: Setelah Cerita KKN di Desa Penari, Kini Viral Kisah Horor Sewu Dino, Juga Ditulis SimpleMan
Baca: Datang ke Lokasi KKN Desa Penari, Anak Indigo Sebut Roh Ayu dan Bima Masih Ada di Sana

"Anakku saya tahu kamu orang baik, berikan informasi semestinya apa yang harus kamu berikan," kata sosok itu lagi.
Saat dalam perjalanan masuk ke hutan, Frislly Herlind merasa banyak sekali pintu dimensi yang berada sisi kirinya itu.
"Agak masuk itu ada sebuah desa, jarak rumah satu ke lainnya harus lewatin beberapa pohon, rumahnya terbuat dari kayu. Pas aku sampe di depan desa, aku disambut suara gendang terus suling, tapi pertama kali yang aku lihat itu sosok ular gede banget," ungkap Frislly Herlind.
Ia pun kemudian menujukkan batu itu lagi kepada ular besar tersebut dan ia disuruh masuk.