Irigasi Bendungan Bayang-bayang Diduga 'Dipermainkan' Oknum, Bupati Bulukumba: Saya akan Cek!
Pasalnya, air di bendungan tersebut tak sampai ke persawahan warga. Khususnya persawahan di wilayah Desa Bontomasila.
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Ansar
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Sistem irigasi di Bendungan Bayang Bayang, Desa Gattareng, Kecamatan Gantarang, Bulukumba, diduga dipermainkan oleh oknum.
Pasalnya, air di bendungan tersebut tak sampai ke persawahan warga. Khususnya persawahan di wilayah Desa Bontomasila.
Akibatnya, puluhan hektare sawah di desa tersebut terancam puso alias gagal panen.
Pemerhati Pendidikan Demo, Minta Kepala BPPWK PUPR Sulbar Dievaluasi
Gadis Asal Bulukumba Ini Terima Penghargaan Nugra Jasadarma Pustaloka
Desanya Sering Kekurangan Air, Pemuda Bontonyeleng Bulukumba Ini Ingin jadi Kades
Petani di wilayah tersebut meminta Pemerintah Daerah (Pemda) Bulukumba, untuk turun langsung mencari solusi.
Karena perekonomian warga di desa tersebut hanya bertumpu pada pertanian, khususnya padi.
Bupati Bulukumba AM Sukri Sappewali, yang dimintai tanggapannya terkait kondisi irigasi, mengaku bakal mengecek secara langsung.
Namun, saat ini, ia sedang berada di Jakarta untuk mengikuti salah satu undangan kegiatan.
"Coba kita kontak PSDA dan Kadis Pertanian. Saya lagi di Jakarta. Tapi akan saya cek kalau sudah di Bulukumba," kata bupati berlatar belakang militer itu, Jumat (6/9/2019).
Pihak Dinas PSDA Bulukumba yang dikonfirmasi terkait masalah dugaan 'permainan' irigasi di Bendungan Bayang Bayang, belum memberikan respon.
Pemerhati Pendidikan Demo, Minta Kepala BPPWK PUPR Sulbar Dievaluasi
Gadis Asal Bulukumba Ini Terima Penghargaan Nugra Jasadarma Pustaloka
Desanya Sering Kekurangan Air, Pemuda Bontonyeleng Bulukumba Ini Ingin jadi Kades
Sementara Kepala Dinas Pertanian Bulukumba, Ir Harun yang dikonfirmasi menjelaskan, pihaknya telah mengerahkan brigade alsintan untuk mengantisipasi kekeringan tersebut.
Bahkan hampir setiap kecamatan di Bulukumba, kata dia, telah melakukan permintaan mesin air kepada pihaknya.
Hanya saja, memang tak ada sumber air yang dapat diambil, bahkan dari sungai sekalipun.
"Memang airnya yang kurang, air sungai juga tidak ada, karena kemarau. Kira-kira mau apa kalau kurang air di sungai, kita sudah kerahkan pompa 150, tapi terbatas air yang mau dipompa," jelas Harun.
Kondisi tersebut, kata Harun, diprediksi bakal berpengaruh pada hasil produksi gabah di Bulukumba.
Pasalnya, sudah ada beberapa daerah yang telah mengalami puso alias gagal panen.