UNM Perguruan Tinggi Terbaik di KTI Pimnas ke-32
Sementara itu, universitas yang berada di Pulau Jawa sebanyak 12 universitas, 2 universitas dari Pulau Sumatera, dan 1 universitas di Indonesia Timur.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Delegasi Universitas Negeri Makassar (UNM) menjadi perguruan tinggi terbaik di Kawasan Timur Indonesia ( KTI ) dalam Pekan Ilmiah Nasional ( Pimnas ) ke-32 di Universitas Udayana, Provinsi Bali.
Capaian mahasiswa UNM di PIMNAS 32 Bali yakni 1 emas, 3 perak, 2 perunggu dan 2 favorit.
Baca: LPM UNM Kenalman Kureri Sebagai Media Ajar Matematika Realistik di SD Inpres Ampiri
Baca: BREAKING NEWS: 2 SSK Brimob Polda Sulsel Kembali Dikirim ke Papua Barat
Baca: BREAKING NEWS: Kebakaran Hutan di Kecamatan Tanralili Maros Semakin Meluas
Hasil ini menempatkan UNM sebagai Perguruan Tinggi terbaik Pimnas di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Sementara itu, universitas yang berada di Pulau Jawa sebanyak 12 universitas, 2 universitas dari Pulau Sumatera, dan 1 universitas di Indonesia Timur.
Capaian ini menunjukkan UNM sebagai perguruan tinggi terbaik di kawasan timur Indonesia untuk kategori kreativitas mahasiswa.
Hasil ini juga menjadi rekor baru UNM di ajang pimnas. Selama penyelenggaraan pimnas, baru kali ini UNM mendulang delapan keping medali.
Rektor UNM, Prof Dr Husain Syam mengaku bangga dengan capaian ini.
Baca: UNM Persembahkan Pakaian Tradisional Bugis Makassar pada Pembukaan Pimnas ke-32 di Bali
Baca: Dosen UNM Tampar Mahasiswa Saat Ngajar Karena Korban Pegang HP, Kronologi
Ia mengatakan delapan keping medali merupakan buah dari kerja keras mereka dalam mempersiapkan diri ke ajang pimnas.
"Ini capaian yang membanggakan karena UNM menjadi kampus terbaik di kawasan timur Indonesia," kata Prof Husain di Art Centre Denpasar Bali.
Pengumuman pemenang menjadi rangkaian terakhir penyelenggaraan pimnas tahun ini.
Dirjen Belmawa Kemristekdikti, Prof Ismunandar menutup secara resmi kegiatan ini.
UNM sendiri meloloskan 21 tim dengan jumlah personel 71 mahasiswa ke ajang Pimnas 32 di Bali. Delegasi UNM dipimpin Ketua LP2M UNM, Prof Bakhrani Rauf.
Sejumlah dekan UNM juga turut hadir dalam malam pengumuman pemenang Pimnas.
Berikut peringkat PT di PIMNAS ke-32
1. Universitas Gadjah Mada
2. Institut Pertanian Bogor
3. Universitas Diponegoro
4. Institut Teknologi Bandung
5. Universitas Airlangga
6. Universitas Brawijaya
7. Universitas Negri Yogyakarta
8. Universitas Negeri Malang
9. Universitas Indonesia
10. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
11. Universitas Syiah Kuala
12. Universitas Ahmad Dahlan
13. Universitas Negeri Makassar
14. Universitas Negeri Semarang
15. Universitas Negeri Medan.
Dosen UNM Tampar Mahasiswa Saat Ngajar Karena Korban Pegang HP, Kronologi
Dosen UNM tampar mahasiswa saat ngajar karena korban pegang HP, kronologi.
Seorang dosen pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Abdul Aziz dilaporkan menampar mahasiswa perempuan atau mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Fakultas Bahasa dan Sastra ( FBS ), Universitas Negeri Makassar ( UNM ).
Korban bernama Nurfadhillah, angkatan tahun 2019 atau masih berstatus mahasiswa baru atau Maba.
Akibat peristiwa ini, Dekan FBS UNM, Syukur Saud menjatuhkan sanksi kepada pelaku atau Abdul Aziz.
"Dinonaktifkan mengajar sampai waktu tidak ditentukan," kata Syukur Saud saat dikonfirmasi Tribun-Timur.com via sambungan telepon, Jumat (30/8/2019).
Sebelum menjatuhkan sanksi, Syukur Saud selaku pejabat tertinggi FBS UNM, memanggil korban dan pelaku untuk melakukan konfirmasi.
"Mereka mengakui perbuatan itu," kata Syukur Saud sekaligus mantan Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FBS UNM.
Kronologi
Peristiwa ini bermula saat Abdul Aziz sekaligus dosen mata kuliah fonologi atau ilmu tentang perbendaharaan bunyi-bunyi (fonem) bahasa dan distribusinya sedang mengajar di ruang kelas, Selasa (27/8/2019).
Sebagaimana lazimnya, pada awal mengajar, Abdul Aziz meminta mahasiswa diajarnya untuk menonaktifkan atau tidak menggunakan handphone atau HP selama kegiatan belajar dan mengajar berlangsung.
Baca: Bukan untuk Gaya Hidup, Alasan Aulia Kesuma Utang Rp 10 Miliar di Bank hingga Bunuh Suami-Anak Tiri
Baca: Beginilah Chat WhatsApp Aulia Kesuma Kepada Pupung Sadili Sang Suami Usai Dibunuh, Akal-akalan
Namun, Nurfadhillah agak telat menonaktifkan HP-nya.
Saat akan menonaktifkan HP-nya, pada saat itu pula korban ditampar.
"Pak Aziz ( Abdul Aziz ) jalan ke belakang, lalu terjadi peristiwa itu ( penamparan )," kata Syukur Saud berdasarkan hasil konfirmasi dari pelaku dan korban.
Korban, Nurfadhillah tak ditampar menggunakan tangan secara langsung, namun menggunakan kertas.
"Kata Pak Aziz, 6 lembar kertas yang diklip," ujar Syukur Saud.
Lebih lanjut, kata Syukur Saud, kertas tersebut menusuk bola mata korban hingga terjadi luka ringan.
Baca: Pengakuan Miss Grand Indonesia 2019 Sarlin Jones dari NTT, Gabriella Hutahaean - Cindy Yuliani Kalah
Setelah peristiwa tersebut, kondisi korban membaik dan kini tetap bisa melihat secara normal.
Traumanya perlahan mulai hilang.
Sanksi
Sanski penonaktifan mengajar kepada Abdul Aziz belum final.
Penyebabnya, Dekan FBS UNM menunggu keputusan dari Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Mayong Maman soal sanksi apa akan dijatuhkan lagi atau apakah ada pertimbangan lain.
Saat berita ini dilansir, Tribun-Timur.com masih menunggu konfirmasi dari pimpinan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Kata Syukur Saud, sebenarnya sanksi penonaktifan mengajar hanya untuk meredam gelojak yang sementara terjadi di kalangan mahasiswa.
"Mahasiswa (rekan korban) mau demo (menuntut sanksi)," ujar Syukur Saud.
Demi mencegah terjadinya demo, dekan secara sigap menerbitkan surat penyampaikan sanksi kepada Abdul Aziz.
Surat tersebut terbit pada Kamis, 29 Agustus 2019, selang 2 hari dari kejadian.
Dalam surat bernomor 7537/UN36.5.1/TU/2019 tertera tulisan, "Kebijakan ini diambil agar suasana kampus tetap dalam kondisi yang kondusif."
Selain meredam gejolak, kata Syukur Saud, dinonaktifkannya Abdul Aziz dari kegiatan mengajar juga untuk mengantisipasi jika yang bersangkutan ditolak mengajar di ruang kelas.
"Daripada tetap mengajar, tapi ndak ada mau diajar," kata Syukur Saud.
"Dosa-dosa"
Dekan, Syukur Saud menceritakan, Abdul Aziz selama ini dikenal sebagai dosen yang punya catatan buruk di kampus FBS UNM.
Peristiwa penamparan mahasiswa bukan "dosa" pertama Abdul Aziz selama lebih 10 tahun mengabdi di kampus eks IKIP Ujungpandang itu.
Sebelumnya, dia pernah ketahuan melakukan plagiat karya ilmiah hingga didemo mahasiswa.
Lalu, kata Syukur Saud, dia dikenal sebagai dosen tempramental.
"(Sanksi ini) akumulasi dosa-dosanya," kata Syukur Saud menegaskan.
Mutasi
Peristiwa penamparan ini terjadi saat Abdul Aziz merencanakan pindah mengajar dari FBS UNM ke fakultas lain di lingkup UNM.
Hal itu dikatakan Syukur Saud.
Abdul Aziz ingin pindah gegara dirinya kurang berterima di sebagian kalangan di kampus.
Terlebih, pria bergelar doktor tersebut kini, dia terlibat kekerasan fisik.
Dosen Pukul Mahasiswa
Kasus kekerasan terhadap mahasiswa oleh dosen di kampus UNM, kampus "pencetak" guru, kali ini, bukan kali pertama terjadi dalam setahun terakhir.
Sebelumnya, pada September 2019, dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan ( FIK ) UNM bertindak brutal aat menghadapi sekelompok mahasiswa yang berunjuk rasa, di kampus FIK UNM, Bantabantaeng, Makassar, Selasa (18/9/2018).
Dosen tersebut diketahui memukul mahasiswa yang berunjuk rasa menuntut realisasi anggaran kampus untuk sarana dan prasarana, dan penyaluran anggaran lembaga kemahasiswaan.
Tak hanya mahasiswa pengunjuk rasa, seorang wartawan kampus UNM yang sedang meliput jalannya aksi juga dapat "bogem mentah" dari oknum yang diketahui berinsial SD.
Menurut kesaksian korban, saat ia tengah meliput, aksi demonstrasi tiba-tiba ricuh lantaran dosen yang menjaga jalannya unjuk rasa merasa risih dan meminta untuk mahasiswa membubarkan diri.
"Awalnya birokrasi FIK hanya berkeliling memantau dan foto massa aksi. Setelah itu mereka langsung melakukan aksi frontal membubarkan mahasiswa," kata dia.
Ia mengungkapkan, beberapa mahasiswa yang berunjuk rasa ditarik masuk ke dalam gedung fakultas.
"Karena beberapa mahasiswa tidak menurut, sehingga terjadilah aksi tarik menarik yang berujung pemukulan," katanya mengungkapkan.
Masturi selaku wartawan kampus yang sedang meliput di tengah kericuhan mengambil foto dan video menggunakan kamera DSLR.
"Saat itu saya juga dipukuli dan kamera kami pun diambil," kata dia.
Salah seorang korban, RO bahkan mengaku dikeroyok oleh sejumlah oknum dosen hingga ke dalam ruangan Pembantu Dekan III FIK UNM.
"Saya paling parah, diborongi (keroyok)," katanya mengungkapkan.
Belum ada konfirmasi dari pihak FIK maupun UNM atas kejadian ini, sementara beberapa mahasiswa yang jadi korban juga telah mendapat perawatan di rumah sakit.
Sejumlah video saat pemukulan terjadi juga sempat diabadikan saksi mata.(*)
