Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

RILIS

Petani Subang Optimis Terus Bertani di Musim Kemarau

Petani di Kabupaten Subang, Jawa Barat optimistis dan memiliki semangat yang masih tinggi untuk bertani di tengah musim kemarau.

Editor: Edi Sumardi
DOK KEMENTAN RI
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan RI, Suwandi dan petani di Subang, Jawa Barat. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Petani di Kabupaten Subang, Jawa Barat optimistis dan memiliki semangat yang masih tinggi untuk bertani di tengah musim kemarau.

Adapun musim kemarau tahun ini berlangsung hingga Oktober 2019 mendatang.

Kenyataan ini terlihat dari senyum sumringah yang terpancar dari wajah Gapoktan Sri Jaya, Catu Abidin ketika Dirjen Tanaman Pangan pada Kementerian Pertanian ( Kementan ), Suwandi hadir di sawah yang dikelola Gapoktannya di Desa Kotasari-Mundusari, Kecamatan Pusakanegara, Kabupaten Subang, Kamis (29/8/2019).

"Dia ini mengkoordinir lebih dari 600 hektar sawah, tanam dua kali. Bisa 6 ton per hektar GKP. Inpari 32. Hebat ini," tutur Suwandi.

Demikian siaran pers Kementan RI kepada Tribun-Timur.com, Jumat (30/8/2019).

Catu Abidin kemudian berbincang dengan Suwandi mengenai kendala pertanaman yang selama ini dihadapi Gapoktannya.

"Kendalanya di air, pak. Ini hampir enggak mau pada tanam pak karena kemarin-kemarin pada kering banget," katanya.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan RI, Suwandi dan petani di Subang, Jawa Barat.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan RI, Suwandi dan petani di Subang, Jawa Barat. (DOK KEMENTAN RI)

Menurut Catu Abidin, kondisi tersebut terjadi kemungkinan besar karena alam. Pasalnya, biasanya tidak seperti ini, air dari Perum Jasa Tirta (PJT) langsung mengalir saja, namun sekarang bergilir sehingga hanya mendapat 13 hari sekali.

Menyiasati hal tersebut, lanjut Catu Abidin mengatakan, dirinya melakukan pompanisasi secara swadaya dengan 19 Poktan yang bergabung dalam Gapoktan Sri Jaya dengan sumber air terdekat.

Baca: Kementan Terus Kendalikan Hama Tikus Pada Tanaman Padi

"Kalau kemarau begini, orang-orang pada enggak mau nanem pak. Tapi kalau difasilitasi pompanisasi, pasti mau mereka," katanya.

Akan hal ini, Suwandi kemudian menanyakan pendapatan Catu ketika bertani. Dengan harga gabah Rp 5.000 sampai Rp 5.500 per kilogramnya, ternyata bisa mendapatkan Rp 35 juta per hektarnya.

"Dipotong rata-rata biaya produksi sekitar Rp 10 juta maka bersihnya dapat Rp 25 juta," ucapnya.

Melihat upaya yang dilakukan mandiri oleh Catu Abidin, Suwandi yakin Gapoktan Sri Jaya bisa panen 3 kali untuk musim tanam 2019 ini.

"Ini sekarang kan November panen. Desember tanam, kemudian panen di Februari. Tanam lagi di Maret. Bisa lah 3 kali tanam," katanya menyebut.

Efisienkan Usaha Tani

Suwandi meminta petani agar memanfaatkan galengan untuk bertanam tanaman lain seperti kacang panjang, kacang tanah hingga refugia.

Tak hanya itu, Suwandi juga memberikan Pekerjaan Rumah (PR) kepada Catu Abidin untuk bisa membawa kelompoknya menjadi kelembagaan ekonomi petani berbadan hukum.

"Bapak kan sudah koordinir 19 Poktan, luasan 600 hektar juga. Naik kelas pak jadi koperasi, BUMP, atau BUMR. Nanti mudah aksesnya untuk bantuan di perbankan," ujarnya.

Suwandi juga menantang Catu Abidin untuk bisa mengefisienkan usaha tani dengan menekan biaya produksi.

Baca: Dongkrak Produksi, Kementan Sulap Galian Pasir Menjadi Lahan Kedelai

Yakni dengan memakai pupuk dan pestisida sendiri.

"Jerami disini dikumpulkan, jangan dibakar. Buat dimakan sapi, nanti kotoran sapinya dipakai untuk pupuk di sawah. Dari alam kembali ke alam," ucapnya.

Bahkan Suwandi memperkenalkan varietas organik dan beras khusus yang bisa dicoba oleh Catu.

Yakni ada beras Tarabas yang seperti Japonica yang harganya itu sangat menguntungkan.

"Barangnya (benih) ada di BB Padi Sukamandi. Dibudidayakan secara efisien, harganya tinggi, dikemas bagus, bisa ekspor," katanya menandaskan.

Mengakhiri kunjungannya ke lapangan, Suwandi memberikan beberapa benih tanaman sayuran yang bisa ditanam Catu Abidin di pematang sawah.(rilis)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved