Pertahankan Kearifan Lokal Sulsel, Disbudpar Ajak 100 Pelajar Datang ke Karaeng Pattingalloang
Acara yang dibuka oleh Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel Denny Irawan ini menghadirkan akademisi asal Universitas Negeri Makassar, Prof Ima
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Ansar
Ia menambahkan para ahli kebudayaan meletakkan museum sebagai media edukasi untuk memberikan gambaran tentang perkembangan alam dan budaya manusia kepada publik.
* Sejarah Tak Banyak Ditemukan di Sekolah
Dalam materinya, Dosen Sejarah dan Cagar Budya Poltekpar Makassar Ilham Junaid mengatakan sejarah ini sebagian besar tercatat di museum.
Sejarah kata Ilham, tidak semua ditayangkan di materi pelajaran di sekolah.
Olehnya itu, sangat tepat jika pemerintah mengadakan sosialisasi tentang pentingnya museum bagi generasi muda.
"Museum itu memiliki pilar dengan mencerdaskan kehidupan bangsa, memperkuat kepribadian bangs, dan membangun ketahanan nasional," katanya.
Ia mengaku berbagai museum di Sulsel, diantaranya Lagaligo Makassar, Museum Kota Makassar di Balaikota Makassar, Museum Patingaloang (Makassar- Gowa) di kawasan Benteng Somba Opu.
Museum Lapawowoi di Bone, Buntukalando di Toraja, Balla Lompoa di Gowa, Labengenge di Parepare, Villa Yuliana di Soppeng, Gong Nekara di Selayar, Sowo Raja di Luwu, Kupu-kupu di Maros, dan Museum Kars di Pangkep.
Ia mengungkapkan sangat tepat jika pemerintah menggagas gerakan nasional cinta museum.
Ini agar menghadirkan kebersamaan dalam keberagaman budaya di Nusantara Indonesia ini.
Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy
Follow akun instagram Tribun Timur: