Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sikapi Maraknya Isu Intoleran, Ini Respon FKUB Pinrang

Respon itu diutarakan langsung oleh Sekretaris FKUB Pinrang, Alamsyah Saban Miru kepada TribunPinrang.com

Penulis: Hery Syahrullah | Editor: Imam Wahyudi
zoom-inlihat foto Sikapi Maraknya Isu Intoleran, Ini Respon FKUB Pinrang
Dokumen Alamsyah Saban Miru
Sekretaris FKUB Pinrang, Alamsyah Saban Miru

TRIBUNPINRANG.COM, WATANG SAWITTO - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Pinrang turut menyikapi memanasnya isu bernuansa intoleran yang terjadi di wilayah Indonesia, akhir-akhir ini.

Respon itu diutarakan langsung oleh Sekretaris FKUB Pinrang, Alamsyah Saban Miru kepada TribunPinrang.com, Rabu (21/8/2019).

Menurutnya, selaku mitra pemerintah, pihaknya menilai bahwa peran pemuka agama penting dan dibutuhkan di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang beragam.

"Oleh karena itu, kami menghimbau kepada seluruh pihak untuk senantiasa menjaga beberapa hal guna menciptakan kesepahaman dan menyamakan persepsi dalam rangka memperkuat toleransi dan kerukunan umat beragama," katanya.

Alamsyah pun menyebutkan beberapa hal yang perlu dijaga tersebut. Di antaranya, mengendalikan emosi.

"Ketika kita mendengar orang menghina kita atau sesuatu yang berhubungan erat dengan kita, seringkali kita merasa tersinggung. Karenanya, kita harus berusaha mengendalikan emosi. Jangan pernah membalas kejahatan dengan kejahatan, namun dengan kebaikan," jelasnya.

Selain itu, lanjut Alamsayah, hal lain yang perlu dihindari adalah memanggil orang lain dengan julukan berdasarkan SARA.

Hal ini mungkin tidak bermasalah bagi beberapa orang karena kedekatan atau canda gurau saja. Namun, julukan semacam itu dapat pula menyinggung perasaan orang lain.

"Sedekat apapun hubungan kita dengan seseorang, sebisa mungkin jangan menyinggung atau memberi julukan berkaitan dengan masalah SARA, agar tidak melukai hatinya," paparnya.

Alamsyah juga berpesan, masyarakat mengindari tindakan menghakimi dan berpikiran negatif tentang suku, agama, ras, dan golongan yang berbeda.

Saat menjumpai beberapa orang dari golongan tertentu yang memiliki sifat buruk sama, jangan pernah menghakimi atau menghina golongan tersebut.

Dengan menghakimi orang lain, berarti merasa lebih baik darinya. Padahal, semua orang sama-sama pernah berbuat dosa dan memiliki kelemahan.

"Jangan pula membanding-bandingkan antara suku, agama, ras, dan golongan satu dengan yang lainnya. Karena masing-masing memiliki keunikan, kelebihan, dan kekurangan," ujarnya.

Sebagai manusia modern, tambah Alamsyah, hendaknya kita bisa menempatkan diri di lingkungan masyarakat. Kita tidak bisa hidup secara individual. Sebab dalam kehidupan sehari-hari kita pasti berinteraksi satu sama lain dan saling membutuhkan.

"Inilah pentingnya berkomunitas dalam masyarakat. Dengan bersosialisasi dan membaur dalam lingkungan masyarakat diharapkan tercipta sebuah kondisi yang rukun dan damai. Salam kerukunan," pungkasnya.

Laporan Wartawan TribunPinrang.com, @herysyahrullah

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved