Kerusuhan Papua
Kerusuhan Meluas hingga ke Mimika, Inilah Awal Mula Pengepungan Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya
Rentetan kerusuhan ini berawal dari insiden pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya pada Jumat (16/8/2019).
TRIBUN-TIMUR.COM-Kerusuhan di Tanah Papua kini meluas hingga di Mimika. Selain di Mimika, kerusuhan juga pecah di Fakfak, Rabu (21/8/2019) hari ini.
Sebelumnya, kerusuhan juga terjadi di sejumlah daerah di Papua Barat, seperti Manokwari dan Sorong.
Rentetan kerusuhan ini berawal dari insiden pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya pada Jumat (16/8/2019).
Akibat peristiwa ini, sejumlah tokoh meminta maaf atas insiden tersebut, seperti Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Surabaya,Tri Rismaharini.
Baca: Tinggal di Inggris, Ini Sosok yang Disebut-sebut di Balik Rusuh Papua hingga Buat Indonesia Waspada
Baca: Kerusuhan di Fakfak Papua Barat, Pimpinan OPM Goliath Tabuni: Berkibarlah Benderaku Bintang Kejora
Baca: Kerusuhan di Fakfak - Mimika Papua Barat, Pasar dibakar dan DPRD Dirusak, Brimob Makassar Dikerahkan
Kini, terungkap awal mula pengepungan Asrama Papua di Surabaya.

Ia menjelaskan, awalnya Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur, dipadati ratusan organisasi masyarakat (ormas) pada Jumat (16/8/2019) sehari sebelum HUT Kemerdekaan ke-74 RI.
Menurut Sandi, aksi yang dilakukan ormas di Asrama Mahasiswa Papua dilatarbelakangi adanya penistaan simbol negara yang diduga dilakukan oleh mahasiswa Papua.
Saat itu, kelompok ormas melakukan aksi di depan asrama sejak pukul 16.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.
Baca: Grebek Mobil Goyang, Warga Temukan BH Pink, Pelaku Diduga Eks Pelajar
Baca: Jadwal Liga 1 Pekan Ini - Ada 2 Laga Tunda, Big Match Persebaya vs Persija & Bali United vs Arema FC
Namun, aksi massa tersebut dapat dihentikan setelah polisi berhasil membubarkan massa.
"Normatifnya, polisi sudah mengerjakan apa yang menjadi standar dan kami tidak mengedepankan upaya paksa. Kami negosiasikan dengan catatan bahwa kita ingin menegakkan hukum tapi jangan melanggar hukum," kata Sandi, Selasa (20/8/2019).
Pihaknya saat itu telah mengimbau ormas yang berdemonstrasi dan bersedia membubarkan diri.
Sementara itu, polisi tetap melakukan pengamanan di asrama tersebut untuk menghindari adanya bentrokan.
"Kenyataannya, jam 21.00 WIB (asrama) sudah bersih dan kami sudah mengamankan. Di sana (asrama) hanya tinggal petugas yang mengamankan (mahasiswa Papua) di asrama tersebut," ujar dia.
Sandi mengatakan, perwakilan massa yang melakukan aksi kemudian diberikan saluran dengan meminta mereka melaporkan bila benar terdapat dugaan adanya perusakan dan pembuangan bendera Merah Putih ke dalam selokan.
Sehingga, pada Jumat (16/8/2019) malam, massa yang tergabung dalam gabungan ormas itu datang ke kantor polisi dan membuat laporan.
"Kita BAP saksi-saksinya, dan kemudian kita lengkapi alat buktinya," jelasnya.
