Kisah Anak Petani yang Berhasil Kibarkan Merah Putih di Depan Bupati Gowa
Maulana sukses melaksanakan tugasnya sebagai pengibar bendara dalam upacara HUT ke-74 Proklamasi Kemerdekaan di Kabupaten Gowa.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA - Bagi Maulana Hasyif (18) menjadi pasukan pengibar bendera adalah sebuah kebanggaan.
Maulana Hasyif adalah siswa SMA Negeri 8 Gowa. Ia duduk di bangku kelas XII Jurusan IPA 5.
Setelah Padam 5 Jam, Listrik di Duampanua Pinrang Akhirnya Kembali Normal
Gantarangkeke Perkenalkan Kripik Daun Kelor dan Kelapa di Bantaeng Festival Day,
Mati Lampu Berjam-jam, Warga Duampanua Pinrang Mengeluh
Napi Joget India Bareng Bupati Pangkep di HUT ke-74 RI, Lihat Penampilannya
TRIBUNWIKI: Bakal Satu Film dengan Anggota Running Man Lee Kwang Soo, Ini Profil Cha Seung Won
Maulana sukses melaksanakan tugasnya sebagai pengibar bendara dalam upacara HUT ke-74 Proklamasi Kemerdekaan di Kabupaten Gowa.
Upacara ini berlangsung di Lapangan Kampus IPDN Regional Sulsel, Desa Kampili Kecamatan Pallangga, Sabtu (17/8/2019) kemarin.
Maulana lahir dari keluarga yang sederhana. Ayahnya, Cu'la Daeng Ngerang, sebagai seorang petani penggarap di Pakkatto.
Sementara ibunya, Nurmiati Daeng Sibo, hanyalah ibu rumah tangga yang berperan mengurus keluarga.
Pria kelahiran Gowa 14 November 2001 ini sukses membuat orang tuanya bangga ketika membentangkan bendera merah putih.
Ia berdiri tepat di bawah tiang bendera. Padangan Bupati Gowa, pejabat Forkompinda, serta ratusan tamu undangan tertuju padanya.
"Orang tua datang ke upacara, mereka menangis terharu," katanya kepada Tribun Timur, Minggu (18/8/2019).
Maulana bercerita, dirinya memiliki impian sebagai pengibar bendera sejak lulus SMP dua tahun lalu.
Ia terinspirasi dari kakak-kakaknya di sekolahnya yang sering mengibarkan bendera setiap upacara.
Akhirnya ia memutuskan ikut bergabung dalam organisasi Paskibra sekolah. Ia juga aktif jadi petugas upacara di sekolah.
Hingga akhirnya, Maulada mendaftarkan diri dan dinyatakan lulus sebagai anggota Paskibraka Gowa tahun 2019.

"Sejak lulus SMP, saya memiliki tekat mengibarkan sang saka merah putih, karena ini hanya satu kali seumur hidup," tandasnya.
Maulana tentunya melalui latihan panjang untuk memastikan pengibaran merah putih sukses dan kesalahan sedikitpun.