HUT ke 74 RI
Sosok Rafi Ahmad, Komandan Kelompok 8 Tim Merah Pengibar Bendera Merah Putih di Istana Merdeka
Rafi Ahmad Falah menjadi Komandan Kelompok 8 dalam Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta
"Saya berpikir kenapa pemimpin upacara banyak peminatnya, sedangkan yang melatih pasukan bendera tidak ada. Dari situ saya cari-cari, bertanya ke pembina SMP juga, bagaimana teman-teman di SMP bisa berlatih cara melipat bendera," kata dia.
"Di situ saya makin tertarik dengam suara yang berbunyi gruk-gruk. Saya makin tertarik. Saya juga ingin berkesempatan memegang bendera pusaka Merah Putih," imbuh Rafi.
Tidak ada yang dirasa berat selama menjalani pelatihan Paskibraka.
Lingkungan baru, suasana baru, atmosfer baru dan pelatih baru, dijadikannya sebagai tantangan baru.
Pelatihan fisik, hingga mental pun dijalani.

"Diteriaki, ditinggal orangtua, bangun pagi, itu sudah biasa karena kita sudah ada persiapan di daerah," ucapnya.
Rafi merasa terharu bisa sampai sejauh ini. Bisa lolos seleksi dan memiliki kesempatan untuk menjadi pembentang bendera di Istana Merdeka.
Pengorbanan waktu, jauh dari keluarga tak dijadikan beban.
Bertemu dengan teman-teman baru dari seluruh penjuru Indonesia menjadi pengalaman yang berharga baginya.
"Lelah, tapi dengan semangat persatuan, jadi rasa lelahnya nya tidak terasa. Jadi seru dan asyik dan letih bukan beban. Jadi seperti makanan, kalau kita makin sering berlatih bersama-sama, tidak terasa dan makin senang," kata Rafi.
Selama pendidikan dan pelatihan Rafi dipilih oleh sekitar 20 anggota Paskibraka sebagai Lurah Desa Bahagia.
Jabatan tersebut adalah suatu penamaan selama pendidikan dan pelatihan di PP-PON Cibubur.
"Seperti kalau di kelas itu ketua kelas. Di sini kan namanya Desa Bahagia, jadi disebutnya Pak Lurah," imbuh Rafi.
Seorang lurah bertugas untuk mengkoordinasi anggota Paskibraka laki-laki. Lurah juga bertugas menjembatani arahan pembina ke para anggota.
"Bisa mempermudah tugas pembina dan pelatih," sambungnya.