Begini Tampakan Naskah Teks Proklamasi Kemerdekaan yang Asli, HUT ke-74 Kemerdekaan RI
Selamat merayakan HUT ke-74 Kemerdekaan RI, hari ini (17/8/2019). Momen ini 74 tahun lalu, pahlawan dan tim proklamator nerjuang untuk merebut kemerd
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Naskah Proklamasi Klad ini ditinggal begitu saja dan bahkan sempat masuk ke tempat sampah di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda.
B.M. Diah menyelamatkan naskah bersejarah ini dari tempat sampah dan menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari, hingga diserahkan kepada Presiden Soeharto di Bina Graha pada 29 Mei 1992.
Naskah baru setelah mengalami perubahan
Baca: Pakai Baju Adat, Masyarakat Kampung Paropo Makassar Ikut Upacara Kemerdekaan RI
Baca: Foto-foto Salma El Mutafaqqiha, Paskibraka Pembawa Baki Upacara HUT ke-74 Kemerdekaan RI, Sekolah
Baca: Gelar Upacara Bendera, PNUP Peringati HUT ke-74 RI
Teks naskah Proklamasi yang telah mengalami perubahan, yang dikenal dengan sebutan naskah "Proklamasi Otentik", adalah merupakan hasil ketikan oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik (seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan Proklamasi), yang isinya adalah sebagai berikut :
P R O K L A M A S I
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.
Djakarta, 17 - 8 - '05
Wakil2 bangsa Indonesia.
Setelah naskah proklamasi disusun, Soekarno bersama tokoh-tokoh yang merumuskan naskah proklamasi menuju ke serambi muka menemui para hadirin yang menunggu.
Soekarno memulai membuka pertemuan dengan membacakan naskah proklamsi yang masih merupakan konsep.
Ia meminta kepada hadirin untuk menandatangani naskah proklamasi selaku wakil-wakil bangsa Indonesia.
Usulan tersebut ditentang oleh tokoh-tokoh pemuda.
Mereka beranggapan bahwa sebagian tokok-tokoh tua yang hadir adalah “kepanjangan tangan” jepang.
Selanjutnya, Sukarni, salah seorang tokoh golongan muda, mengusulkan agar yang menandatangani naskah proklamasi cukup Soekarno- Hatta atas nama bangsa Indonesia.