Di Sukabumi, Kementan Lepas Ekspor Dracaena
Pelepasan ini digelar Kementan di rumah Poktan Alamanda di kawasan Selabintana, Sukabumi, Jawa Barat.
Dorongan itu antara lain dengan memberi pelatihan dan bimbingan teknis.
"Ini yang kita sebut dengan bentangan karpet merah. Artinya kita support siapapun petani yang ingin berusaha dengan pelayanan kilat selama 3 jam," ujar dia.
"Padahal dulu proses izin seperti itu bisa membutuhkan waktu 3 bulan bahkan tahunan," katanya.
Ketua Asosiasi Florikultura Poktan Alamanda, Anas Anis menyampaikan terimakasih atas dukungan pemerintah dalam mendampingi petani, eksportir dan para pengusaha bunga di Jawa Barat.
Apalagi, bantuan tersebut langsung menyentuh titik teknis dan strategis.
"Alhamdulillah kita diberi kemudian pada proses perizinan. Kemudian kita diberi modal mobil dapotan. Di samping itu ada bimbingan teknis dan pengembangan-pengembangan lain," katanya.
Salah satu petani sekaligus pengrajin bunga Suji Dracaena, Bucek mengaku kewalahan dengan pemesanan ekspor negara-negara di dunia pecinta bunga.
Apalagi, bahan baku yang diperoleh masih terbilang minim karena terbatasnya lahan.
"Untuk produksi satu kontainer saja kita memerlukan 200.000. bayangkan saja jika permintaanya 5 kontainer," katanya.
Bucek berharap pemerintah terus memperkuat kontribusinya dengan membuka lahan baru di kawasan Jawa Barat, khususnya di Sukabumi.
Setidaknya, untuk memenuhi pasar dunia area lahan yang dibutuhkan sekitar 10 hektar untuk dikelola oleh 1 kelompok tani.
"Mudah-mudahan pemerintah membuka lahan baru karena untuk memenuhi pasar dunia adalah 10 hektar untuk 1 kelompok tani," katanya.
Asal tau saja, wilayah Sukabumi merupakan sentra tanaman hias berkualitas tinggi karena kontur tanah pegunungan dan pupuk alami yang mudah didapatkan.
Di sana, banyak bunga istimewa yang sukses dibudidaya.
Beberapa diantaranya adalah bunga krisan, sedapmalam, daun potong dan dracaena.