Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

OPINI

Membumikan Keteladanan Gubernur Amiruddin

Ditulis dosen Ilmu Komunikasi Unhas Dr Hasrullah menanggapi opini di koran ini yang ditulis AM Sallatu di halaman opini koran Tribun Timur.

Editor: Jumadi Mappanganro
handover
Dr Hasrullah - Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin 

Maka wajar saja, lompatan berpikir melebihi rata-rata sorang akedimisi dan ilmuan.

Bahkan, implementasi program beliau sangat terasakan menggema karena program inovasinya, seperti pemindahan kampus-pusat pemerintahan yang memberikan dampak positif dan dirasakan kegunaan hingga saat ini.

Bagaimana dengan Pak Amir di mata AM Sallatu. Seperti buku berjudul Maha Guru di Mata Para Guru (2007) hal. 32, bahwa Pak Amir amat cerdas untuk meyakinkan pihak lain. Pak Amir negosiator yang ulung perpaduan otak kiri dan otak kanan.

Lobi-lobi politik-pemerintahan meyakinkan pihak pemerintah pusat dengan program unggulan menjadi nyata di depan kita.

Selain pembangunan kampus dan kantor gubernur juga pembangunan Dam Bili-Bili, Pelabuhan Laut Soekarno-Hatta dan Bandara Hasanuddin seperti dikatakan AM. Sallatu sebagai contoh kecerdasan seorang pemimpin.

Cerita lain diungkap Ketua DPRD Sulsel Moh Roem, salah satu murid Pak Amir.

Ini Calon PAW Almarhum Amar Busthanul di DPRD Makassar

Modus Mahasiswa Perdaya Siswi SMA hingga Renggut Mahkota Si Cewek di Hotel, Cek Kronologinya!

Dalam buku Achamd Amiruddin Untold Stories (2014, editor Dahlan Abubaka), Moh. Roem memberikan judul tulisannya Bukan Gubernur Biasa.

Ulasan dan komentarnya, menilai Pak Amir dari perspektif karakter dan seni memimpin. Berikut petikannya “Satu yang khas Pak Amir.

Dia seorang pemimpin yang tidak pernah menjelekkan anak buahnya di mata orang lain”.

Narasi jati diri Pak Amir, memperlihatkan kecerdasan otak kanan coba ‘dimainkan’ bawahannya.

Imajinasi, watak, dan karakternya tidak pernah mempermalukan bawahan. Apalagi mempermalukan di depan publik.

Fungsi-fungsi “jaririgan otak kanan” berjalan normal dan berupaya memperbaiki bawahan dengan cara sebagai pendidik. Itulah Gubernur Amiruddin.

Kecerdasan otak kanan Pak Amir sangat terkontrol dan jauh dari aroma KKN.

Kita simak narasinya (hal. 262), “Jangan coba-coba melanggar prinsip, melanggar komitmen, apalagi soal uang, itu tidak ada ampun bagi beliau. Kalimat yang sangat dikenal dari beliau.

Saya bisa mempercayaimu, sampai kamu masih dapat dipercaya. Jika beliau tidak dipercaya lagi, tiada maaf”.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved