Cinta Segitiga Kakek-Nenek Jeneponto, Ada Teriakan Nyawa Dibalas Nyawa, Ini Kronologis Kejadiannya
Puncak ketegangan terjadi sekitar pukul 06.30 wita, saat, ratusan warga mengepung rumah Bisa Dg Kulle (68) yang membunuh Mappa Dg Ngence (65)
Penulis: Ikbal Nurkarim | Editor: Arif Fuddin Usman
"Namun keluarga korban tidak menerima dan mendatangi rumah pelaku untuk membalas,” kata AKP Syahrul.
Baca: Pakai Aplikasi Ini di HP Anda untuk Cegah & Berantas Narkoba, Usai Nunung dan Jefri Nichol Ditangkap
Baca: Ini 4 HP Tahun 2019 yang Bisa Dipakai Buat Pembayaran Digital, Punya Bodi Tipis, Ringan dan Nyaman
Anak dan cucu Daeng Ngence histeris. Mereka berteriak sekencang-kencangnya melihat Daeng Ngence bersimba darah di atas pukat rumput laut.
Sementara istri Daeng Ngence tak kuasa lagi berdiri. Nenek berambut panjang dan memutih ini hanya duduk menangisi suaminya.
Teriakan dari rumah Daeng Ngence membangunkan warga lainnya. Beberapa warga yang keluar dari masjid usai Salat Subuh juga berlarian ke sumber teriakan.
“Daeng Kulle... Daeng Kulle.....” teriak cucu Daeng Ngence sambil menunjuk ke depan rumah.
Dikepung Ratusan Orang
Daeng Kulle mengunci diri dalam kamar bersama Bunga. Beberapa saat kemudian, ratusan orang sudah mengepung rumahnya.
Kejadian selanjutnya diabadikan dalam tiga versi video. Ada yang merekam dari arah rumah Daeng Ngence, ada yang mengabadikan kejadian dari teras rumah Daeng Kulle.
Video dari teras rumah Daeng Kulle memperlihatkan puluhan orang di jalan raya, kebanyakan memegang batu, balok-balok, parang, bahkan batangan bambu serta kayu panjang.
Sebagian warga yang berkumpul itu masih mengenapan sarung dan kopiah, laiknya orang yang baru keluar dari masjid.
Dua pria bersepatu laras juga terlihat di teras lantai dua rumah Daeng Kulle. Tangan pria itu memegang pistol. Beberapa polisi di tengah warga juga terlihat jelas dalam rekaman video.
Setelah beberapa kali dinding rumah di tusuk pakai kayu panjang dan bambu, Daeng Kulle yang mengenakan kaos kuning dan celana pendek warna merah keluar dari dalam rumah.
Parang panjang terlihat mengilap ketika Daeng Kulle meleati tiga pria yang memegang senjata api di teras rumahnya ke tangga kayu.
Tiba di tanah, Daeng Kulle berjalan cepat sambil mengayunkan parang di tengah kerumunan massa. Langkah semakin cepat hingga terlihat berlari ke arah laut.
Teriakan “Nyawa balas nyawa...”, “Bunuh...bunuh....” terdengar jelas.