Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Forum Makassar Kita Wadahi Kreator Muda Lewat "Ngobrol Milineal Kreatif"

Dikemas dengan "Ngobrol Milenial Kreatif", peserta FGD ini mengupas tuntas soal bagaimana melindungi hak kekayaan intelektual dan mendorong regulasi

Penulis: Sukmawati Ibrahim | Editor: Syamsul Bahri
sukma
Peserta FGD bersama Forum Makassar Kita, mereka bergantian memaparkan pengalamannya terjun di industri kreatif namun tak didukung pemerintah. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR-Forum Makassar Kita menggandeng para kreator muda menggelar Fokus Discusion Group (FGD) di Red Corner Cafe, Jl Yusuf Daeng Ngawing, Kamis (18/7/2019).

Dikemas dengan "Ngobrol Milenial Kreatif", peserta FGD ini mengupas tuntas soal bagaimana melindungi hak kekayaan intelektual dan mendorong regulasi yang pro kreator serta memperjuangkannya.

Koi Japanese Restaurant Hadirkan Tiga Minuman Terbaru, Spesial Musim Panas

Soal Tunggakan Randis, Kepala DPKD Luwu Timur: Kami Tak Akan Bayar

Video Mesum Anak SD di Magetan Viral di WhatsApp (WA), Begini Nasib Kedua Pemerannya Sekarang

Desa Marasende Transparansikan APBDes, Genjot Pengelolaan Bibit Rumput Laut

Pacu Penjualan All New Livina, Nissan Gelar Pameran di TSM dan Tawarkan Diskon Jutaan Rupiah

Pantauan Tribun Timur, Kamis (18/7/2019), FGD ini diikuti 20 Kreator Muda Makassar, beberapa diantaranya, Rijal Djamal, Juang Manyala, Ibe Palogai dan lainnya.

Mengusung tema Membela Hak Kreatifitas Kita, Fasilitator FGD sekaligus Inisiator Forum Makassar Kita, Moch Hasymi Ibrahim mengungkapkan, kegiatan ini wadah untuk mendukung anak muda kreatif Makassar.

Menurutnya, ia kerap mendengar kemampuan mumpuni anak muda Makassar. Namun dalam bentuk kongkrit jarang terlihat.

Selain itu, beberapa pihak hanyalah menyemangati dan membiarkan anak-anak muda kreatif ini survive di belantara persaingan kejam dan kadang tak adil.

"Rawannya perlindungan hak kreatif, tiadanya regulasi jelas dalam memberi ruang kreatifitas agar tumbuh lebih maju dan cepat membuat persoalan jadi makin sengkarut," ujarnya.

Lebih lanjut, Moch Hasymi Ibrahim menilai pemerintah cenderung menyerahkan kompetisi anak muda ke mekanisme pasar yang bekerja tanpa ampun.

"Siapa yang punya akses kapital dialah pemenang sementara kualitas kreatif dan energi inovasi biasanya datang dari mereka yang tak punya akses dan harus berjuang
berdarah-darah," ungkapanya.

Melalui FGD ini, Moch Hasymi berharap ke depannya dapat sinergi mendorong pemerintah dalam memajukan para kreator muda di Makassar.

Sementara, Rijal Djamal mengatakan, saat ini yang tumbuh ialah gerakan para kreator itu sendiri. Sementara pemerintah kota kurang mendukung.

"Padahal jika dikelola dan ada keterlibatan pemerintah kota, maka kami bisa punya ruang untuk berkreasi. Dengan demikian industri kreatif bisa maju di kota Makassar yang tentunya bermanfaat untuk kita semua," ujarnya.

Peserta FGD bersama Forum Makassar Kita, mereka bergantian memaparkan pengalamannya terjun di industri kreatif namun tak didukung pemerintah.
Peserta FGD bersama Forum Makassar Kita, mereka bergantian memaparkan pengalamannya terjun di industri kreatif namun tak didukung pemerintah. (sukma)

Hal senada pun disampaikan, Juang Manyala. Ia mengatakan sejak lama bercita-cita membuat majalah musik.

"Namun hal tersebut tak terwadahi karena kurangnya dukungan dari pemerintah. Padahal kalau kita liat kota lain, seperti Bandung industri kreatifnya maju karena Ridwan Kamil terang-terangan mendukung bahkan terlibat langsung," tuturnya.

Selama FGD berlangsung, kreator Makassar bergantian menyampaikan pengalamannya. (*)

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved