Kisah Honorer Pemerintahan Nyambi Jadi PSK, Patungan Sewa Kamar Hotel Berbintang dengan PSK Lain
Seorang tenaga honorer di Jambi, Mawar (nama samaran) mengaku nyambi menjadi seorang Pekerja Seks Komersil (PSK).
"Kirain tadi abang ga jadi datang, soalnya banyak yang PHP," ucap Jasmine sambil bersalaman dengan jurnalis Tribun yang terpaksa menyamar sebagai pelanggan.
Penyamaran dilakukan karena sebelum ini tidak ada yang mau diajak bertemu untuk wawancara saat secara terang-terangan diajak wawancara terbuka.
Jasmine mengaku sekarang banyak orang yang PHP (pemberi harapan palsu).
Calon tamu sudah janji akan datang setelah deal tarif kencan, tapi ditunggu malah tidak datang.
"Saya udah kenyang makan PHP, soalnya sudah sering banget," ucapnya, sambil merapikan sprei.
Cekatan tangannya memindahkan beberapa barang dari atas springbed ke rak.
Tas warna merah, ponsel kecil dan sebuah handuk putih berpindah posisi.
Peraduan itu menjadi rapi.
Di kamar yang berada di lantai tiga itu akhirnya terungkap bagaimana modus baru para PSK yang menggaet tamunya melalui aplikasi di smartphone.
Mereka adalah para PSK online, sebab ordernya secara daring (online), dalam praktik prostitusi online.
Jasmine yang mengaku berusia 23 tahun bilang saat ini mereka lebih suka menunggu tamu di hotel berbintang.
Pertimbangan utama adalah faktor keamanan, dan yang selanjutnya adalah aspek prestise.
Mereka merasa lebih berkelas beraksi di hotel berbintang daripada hotel melati.
Tarif hotel yang mahal mereka siasati dengan cara berbagi kamar sesama rekan seprofesi.
Satu kamar bisa diisi dua hingga tiga orang PSK.