Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Wiki

TRIBUNWIKI: Hadir di Istana Bogor Tapi Tak Penuhi Panggilan KPK, Ini Profil Enggartiasto Lukita

‎Atas perkara ini, KPK pernah menggeledah Kantor Kemedag pada Senin (29/4/2019). Adapun lokasi yang digeledah adalah ruangan Menteri Enggartiasto.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
handover
Enggartiasto Lukita 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita dikabarkan mangkir dari panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Alhasil, KPK harus menjadwalkan ulang pemeriksaan yang harusnya dilakukan pada hari ini, Senin (8/7/2019).

Enggartiasto dipanggil untuk menjadi saksi kasus dugaan suap dan gratifikasi Bowo Sidik Pangarso.

Dalam penyidikan, Bowo Sidik yang juga anggota Komisi VI DPR RI ini mengaku menerima uang Rp 2 miliar dari Enggartiasto terkait perdagangan gula kristal rafinasi.

Sebelumnya ia juga tidak menghadiri panggilan pertama pada 2 Juli 2019 lalu.

Dilansir dari Tribunnews, Enggartiasto kembali tidak bisa hadir memenuhi panggilan.

Dia mengirimkan surat ke KPK meminta penjadwalan ulang kembali.

Juru Bicara KPK Febri Diansyah membenarkan Enggartiasto tidak bisa hadir hari ini dan kembali minta penjadwalan ulang karena sedang menjalankan tugas lain.

‎"Untuk jadwal ulang Mendag (Menteri Perdagangan) hari ini tidak dapat dipenuhi yang bersangkutan karena sedang menjalankan tugas lain. Pihak Mendag telah mengirimkan surat ke KPK dan meminta dijadwalkan ulang kembali 18 Juli 2019," ucap Febri, di KPK, Kuningan, Jakarta Selatan.

Febri melanjutkan pihaknya berharap setelah sebelumnya tidak bisa datang, maka di penjadwalan berikutnya Enggartiasto harus hadir.

"Kami harap setelah sebelumnya tidak datang dua kali di jadwal sebelumnya, maka pada penjadwalan berikutnya Mendag dapat datang memenuhi kewajiban hukumnya sebagai saksi," tegas Febri.

Sementara itu, siang ini pukul 13.00 WIB, Enggartiasto tampak hadir di Sidang Kabinet Paripurna dengan topik Arahan Presiden dan pemaparan Menteri ‎PPN/ Kepala Bappenas di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Pantauan Tribunnews.com, Enggartiasto hadir menggunakan kemeja batik dan membawa beberapa map berisi dokumen-dokumen.

‎Atas perkara ini, KPK pernah menggeledah Kantor Kemedag pada Senin (29/4/2019). Adapun lokasi yang digeledah adalah ruangan Menteri Enggartiasto.

Bowo Sidik terjerat kasus korupsi karena diduga sudah menerima uang sebanyak enam kali dengan nilai mencapai Rp 221 juta dan 85.130 dollar Amerika Serikat.

Pihak terduga pemberi suap adalah Marketing Manager PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK) Asty Winasti.

Bowo Sidik melalui Stafnya bernama Indung ‎diduga menerima suap dari Asty berkaitan dengan commitment fee untuk membantu pihak PT HTK menjalin kerja sama penyewaan kapal dengan PT Pupuk indonesia Logistik (PILOG).

Tidak hanya suap dari PT Humpuss‎ Transportasi Kimia, Bowo Sidik juga diduga menerima gratifikasi dari pihak lain. Total suap dan gratifikasi yang diterima Bowo mencapai Rp 8 miliar. Uang ini ‎dikumpulkan Bowo Sidik untuk melakukan serangan fajar pada Pileg 2019.

Siapa Enggartiasto Lukita?

Dilansir dari wikipedia, Drs Enggartiasto Lukita adalah politikus dan pengusaha berkebangsaan Indonesia yang sekarang menjabat sebagai Menteri Perdagangan sejak 27 Juli 2016.

Namanya dikenal secara luas saat menjadi anggota DPR RI dari Partai Golongan Karya (1997-1999 dan 2004-2009).

Namun sejak tahun 2013 Enggartiasto Lukita memutuskan masuk di partai baru, Partai NasDem.

Di partai ini, Enggar dipercaya menjabat sebagai Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri.

Dan pada Pemilu 2014, terpilih kembali sebagai anggota DPR RI.

Enggartiasto Lukita tercatat pernah memegang jabatan antara lain Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI), periode 1992-1995.

Dia juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI) selama dua periode.

Dia diangkat sebagai Menteri Perdagangan dalam perombakan Kabinet Kerja Jilid II pada tanggal 27 Juli 2016 menggantikan Thomas Trikasih Lembong yang bergeser menjadi Kepala Koordinasi Penanaman Modal.

Latar belakang

Enggartiasto Lukita lahir dengan nama Loe Joe Eng di Cirebon, Jawa Barat, 12 Oktober 1951.

Menyelesaikan pendidikannya di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP Bandung (sekarang Universitas Pendidikan Indonesia).

Sejak usia muda sudah mengakrabi dunia organisasi.

Tercatat, dia pernah memimpin beberapa organisasi berinduk nasional antara lain Real Estate Indonesia (REI).

Dia mengawali debutnya di bidang politik saat bergabung di Partai Golongan Karya sebagai Wakil Bendahara Umum.

Melalui partai ini pula dia terpilih sebagai anggota DPR RI untuk dua periode, 1997-1999 dan 2004-2009.

Namun sejak tahun 2013 Enggartiasto Lukita memutuskan masuk di partai baru, Partai NasDem.

Di partai ini, Enggar dipercaya menjabat sebagai Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri.

Dan pada Pemilu 2014, kembali terpilih sebagai anggota DPR RI.

Di dunia usaha, Enggartiasto Lukita menekuni bidang properti dan menjabat beberapa perusahaan antara lain sebagai Komisaris Utama PT Unicora Agung, Dirut PT Kartika Karisma Indah, Dirut PT Kemang Pratama, Dirut PT Bangun Tjipta Pratama, dan Direktur PT Supradinakarya Multijaya (1994-2004).

Data diri:

Nama: Drs Enggartiasto Lukita

Nama Lahir: Loe Joe Eng

Lahir: Cirebon, Jawa Barat, 12 Oktober 1951

Partai politik: Partai Golkar (1979–2013)

Partai NasDem (2013–sekarang)

Pasangan: Kho Pik Hiang

Tempat tinggal: Jakarta, Indonesia

Alma mater: Universitas Pendidikan Indonesia

Pekerjaan: Politikus, pengusaha

Pendidikan:

  1. SD Cirebon (1963)
  2. SMP Cirebon (1966)
  3. SMA Cirebon (1969)
  4. S1, Jurusan Bahasa Inggris IKIP Bandung (1977)

Karier:

  1. Komisaris Utama PT Unicora Agung
  2. Dirut PT Kartika Karisma Indah
  3. Dirut PT Kemang Pratama
  4. Dirut PT Bangun Tjipta Pratama
  5. Direktur PT Supradinakarya Multijaya, 1994–2004

Organisasi:

  1. Ketua Cabang GMKI Bandung,1974–1976
  2. Anggota Partai Golkar, 1979
  3. Ketua Departemen REI, 1986–1989
  4. Wakil Ketua BPD Hipmi Jakarta, 1988–1993
  5. Wakil Bendahara Umum DPP AMPI, 1990–1995
  6. Anggota Dewan Kehormatan BPP Hipmi, 1990–1995
  7. Ketua Umum REI 1992–1995
  8. Wakil Ketua FIABCI, 1992–1995
  9. Anggota Dewan Penasihat Golkar, 1992–1997
  10. Anggota Dewan Penasihat Ukrida, 1994–1998
  11. Anggota Dewan Riset Nasional, 1994–1999
  12. Anggota Yayasan PPM, 1995
  13. Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi REI, 1995–1998
  14. Ketua PPK Kosgoro, 1995–2000
  15. Ketua Bidang Khusus Percasi, 1996–1998
  16. Ketua Kehormatan REI, 1996
  17. Anggota DPR/MPR RI, 1997–1999
  18. Wakil Bendahara Umum DPP Golkar, 1998–2004
  19. Ketua IKA UPI, 2000–2004
  20. BAPPILU Pusat Partai Golkar, 2003
  21. Anggota DPR/MPR RI, 2004–2009
  22. Anggota DPR/MPR RI, 2014–2019
  23. Ketua Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI), 2012-2022
  24. Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Partai Nasdem, Januari 2013
  25. Menteri Perdagangan Indonesia, Juli 2016

Sumber berita: https://www.tribunnews.com/nasional/2019/07/08/tidak-penuhi-panggilan-kpk-enggartiasto-lukita-hadiri-rapat-paripurna-di-istana-bogor?page=all

Foto: KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat menghadiri Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018).

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved