Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bantu Korban Bencana Sulteng, FAO Salurkan Bantuan Rp 14,1 Miliar

Bantuan untuk petani dan nelayan diserahkan secara simbolis, oleh Kepala Perwakilan FAO di Indonesia, Stephen Rudgard, Selasa (2/7/2019) pagi.

Penulis: Muhakir | Editor: Sudirman
FAO PERWAKILAN INDONESIA
Kepala Perwakilan FAO di Indonesia Stephen Rudgard, menyerahkan secara simbolis untuk petani dan nelayan di daerah terdampak bencana Pasigala, Selasa (2/7/2019) pagi. 

TRIBUNPALU.COM, SIGI - Badan Pangan dan Pertanian PBB, atau Food and Agricukture Organization of The United Nation (FAO-UN), mendistribusikan bantuan pertanian dan perikanan kepada petani dan nelayan, di  Palu, Sigi, dan Donggala (Pasigala).

Bantuan untuk petani dan nelayan diserahkan secara simbolis, oleh Kepala Perwakilan FAO di Indonesia, Stephen Rudgard, Selasa (2/7/2019) pagi.

Baca: Nurdin Abdullah Datang Jenguk Ichsan YL di Singapura

Baca: Tanggapan Robert Alberts Terkait Kondisi Skuat Persib dan Ejekan Persib Butut dari Bobotoh

Penyerahan dilakukan di Lapangan Desa Kotapulu, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi.

Penyerahan bantuan disaksikan oleh, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulteng Trie Iriani Lamakampali, perwakilan Pemkab Sigi, dan perwakilan Bappenas.

Kepala Perwakilan FAO di Indonesia, Stephen Rudgard mengatakan, penyerahan secara simbolis itu sebagai tanda dimulainya distribusi bantuan pertanian, dan perikanan kepada petani/nelayan.

Bantuan pertanian sendiri diberikan kepada lebih dari 8.000 petani, di 132 desa, atau 21 kecamatan se Pasigala.

Input pertanian yang didistribusikan termasuk 430 ton pupuk, lebih dari 7 ton benih jagung, tomat, cabai rawit, dan lebih dari 500 ribu meter mulsa plastik.

Bulan Juni lalu, FAO juga telah mendistribusikan bantuan tunai kepada sekitar 4.000 rumah tangga, di 175 desa di 22 kecamatan di Pasigala, pada ibu dari keluarga petani dan nelayan yang hamil, menyusui, dan yang mempunyai anak di bawah 5 tahun.

Lanjutnya, FAO dalam bulan ini akan memberikan peralatan memancing, termasuk jaring, dan kotak pendingin, untuk sekitar 3000 keluarga nelayan.

”Ini adalah bagian dari mandat kami untuk memulihkan produksi pangan, dan membangun kembali mata pencaharian petani, nelayan. Kami ingin memastikan bahwa, petani dan nelayan di daerah yang terkena dampak dapat kembali hidup normal," kata Stephen Rudgard.

Progam FAO untuk memulihkan ketahanan pangan di Palu, Sigi, dan Donggala yang bernilai USD 1 juta, atau sekitar Rp14,1 miliar.

Hal itu adalah bagian dari program yang dibiayai oleh Dana Tanggap Darurat Pusat Perserikatan BangsaBangsa (CERF), untuk membantu Pemerintah merespons gempa dan tsunami.

Program FAO dirancang untuk memulihkan produksi pangan, meningkatkan mata pencaharian rumah tangga, dan masyarakat rentan yang bergantung pada pertanian dan perikanan.

Seleksi rumah tangga diselesaikan melalui kerja sama erat, dengan pemerintah daerah dan pemerintah desa.

Nono Rusono, perencana utama Bappenas yang juga hadir dalam acara ini, menyampaikan bahwa lokasi bencana adalah fokus perhatian Bappenas dalam pembangunan.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved