Setelah Makan Gratis, SJP Kini Punya Ambulans Gratis
Founder SJP, Abdul Gaffar mengatakan, ide membeli ambulans muncul saat mereka melaksanakan program makan gratis
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Berawal dari program memberi makan gratis bagi orang-orang membutuhkan, Komunitas Sedekah Jumat Pekanan (SJP) kini melebarkan sayap kemanusiaan mereka dengan membuat program ambulans gratis.
SJP menyiapkan ambulans beserta sopirnya bagi siapapun yang membutuhkan. Ambulans yang mulai beroperasi pasca Idulfitri lalu ini, dibeli dari hasil sumbangan para donatur untuk program-program SJP.
Founder SJP, Abdul Gaffar mengatakan, ide membeli ambulans muncul saat mereka melaksanakan program makan gratis dan bagi nasi setiap hari. Dul sapaan akrabnya, merasa membutuhkan kendaraan untuk digunakan melaksanakan programnya.
"Dari situ kami terpikir kenapa tak seklian beli ambulans saja, jadi selain bisa dipakai membagi makan, juga mengantar orang sakit, atau bahkan jenazah," kata Dul, Kamis (27/6/2019).
Sepakat membeli ambulans, SJP lalu membuka donasi untuk membeli ambulans sejak Januari 2019. Donasi ambulans dipisahkan dengan donasi untuk program makan gratis yang berjalan sebelumnya.
"Program kita makan gtatis dan bagi nasi setiap hari, itu pembayarannya ke katering setiap Jumat. Nah kalau kita sudah bayar katering dan segala macam, lalu ada sisanya kita masukkan ke rekening ambulans, Ahamdulillah sampai akhir April terkumpul Rp 25 juta," ungkapnya.
Setelah uang donasi terkumpul, SJP kemudian membeli sebuah mobil yang akan diubah menjadi sebuah ambulans. Sebuah mobil merek Daihatsu Luxioe menjadi pilihan mereka.
"Awalnya mau beli Grand Max, tapi waktu ke dealer mobil jenis itu rupanya belum power steering, takutnya nanti agak susah dibawa teman-teman. Karena donasi lumayan ada lebih, kami ditawari Luxio yang sudah power steering, harganya sekitar Rp 190 jutaan, kita cash," imbuhnya.
Setelah mobil tiba dari Jakarta, langsung dibawa ke bengkel untuk diubah menjadi ambulans, lalu dibawa lagi ke Kota Parepare untuk di-branding.
"Belum selesai dibranding kita sudah sempat antar satu orang. Kebetulan ada kerabat teman SJP yang membutuhkan. Ahad kemarin kami sudah mulai antar jenazah, kami sudah PP Pangkep, Wajo, Jeneponto, pernah bisa sampai tiga pengantaran," ungkapnya.
Dul mengatakan, karena digunakan untuk mengangkut jenazah dan orang sakit, mereka hanya membedakan tandunya.
Menurut Dul, pasca dioperasikan sebagai ambulans gratis, SJP dapat banyak panggilan, sehingga terpaksa mereka menolak sebagian.
"Kami bahkan sudah sering menolak, karena dalam satu hari itu bisa sampai 6 menelepon. Kami pakai sistem booking, siapa duluan menelpon itu kami layani," kata dia.
Dul menegaskan, ambulans gratis SJP berbeda dengan ambulans lainnya, karena SJP benar-benar tak memungut uang sepeser pun dari orang yang mereka bantu.
"Ini gratis, biasa ada ambulans gratis tapi minta uang sopir atau bensin, kalau ini murni free, tak ada sepeser pun. Walau di lapangan kami dipaksa ambil oleh yang dibantu, kami tak mau, kami suruh saja mereka jadikan donasi. Kami sudah gaji sopir kami sesuai UMR," ucapnya.