Erlan Ditemukan Tewas di Semak-semak Dekat Terminal Mamboro Palu
Sosok mayat yang diketahui bernama Erlan itu, berasal dari Desa Besoa, Kecamatan Lore Utara Kabupaten Poso.
Penulis: abdul humul faaiz | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNPALU.COM, PALU - Masih ingat dengan pria tanpa busana terbaring di drainase Jl Diponegoro, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sabtu (22/6/2019) lalu?.
Pria tersebut ditemukan tewas di semak-semak dekat Terminal Mamboro, Kecamatan Palu Utara, Kamis (27/6/2019) sore tadi.
Sosok mayat yang diketahui bernama Erlan itu, berasal dari Desa Besoa, Kecamatan Lore Utara Kabupaten Poso.
Erlan sebelumnya diketahui sudah empat hari terlantar di Terminal Induk Mamboro Kota Palu.
Sekitar 19.05 Wita, jenazah erlan dievakuasi menggunakan ambulance menuju ke RS Bhayangkara.
Aparat kepolisian masih mencari pihak keluarga Korban.
Informasi yang didapatkan dari data kepolisian, jenazah Erlan ditemukan sekitar pukul 16.00 Wita.
Tepatnya di sebelah selatan terminal induk Mamboro Kecamatan Palu Utara.
Ia ditemuman memakai celana jeans hitam, jaket warna biru abu-abu, sendal jepit warna biru putih.
Menurut saksi, Nasir (47) bahwa, dirinya mencari keberadaan korban yang sebelumnya sudah empat hari mendiami pos tersebut.
Namun, Erlan ditemukan sudah berada di semak-semak tidak jauh dari pos tersebut.
"Pada saat ditemukan oleh saksi, posisi korban sedang terbaring dengan posisi telungkup dengan berbantalkan celana berwarna merah," terang Kapolsek Palu Utara Iptu Laata SH.
Kemudian saksi mencoba membangunkan korban dengan menggunakan kakinya.
Namun korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.
"Saat menemukan korban, saksi tersebut langsung melaporkannya ke kepala terminal dan kemudian dilaporkan ke Polsek Palu Utara," jelas Laata.
Sementara itu, menurut keterangan Kepala Terminal Induk Mambor, Arsit, korban sudah empat hari berada di Pos Dishub sebelah selatan Terminal Induk Mamboro itu.
Pada hari ke empat, Kepala terminal melaporkan hal tersebut kepada Bhabinkamtibmas Mamboro, kemudian Bhabinkamtibmas beserta personil Dishub berusaha untuk membujuk korban agar mau di bawa ke rumah sakit.
Namun korban menolak dan bersikeras untuk tetap tinggal di Terminal Mamboro.
"Selama 4 hari berada di Terminal Mamboro korban diberi makan oleh warga terminal," jelas Arsit.
Saat ini jenazah Erlan masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara Palu.
Sebelumnya, Erlan sempat menggegerkan warga simpang tiga Jl.Diponegoro, Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat pekan lalu.
Erlan terbaring di drainase jalan umum tanpa ditutupi sehelai benang pun.
Ia pun menjadi tontonan warga dan pengendara yang melintas.
Warga setempat berusaha menutupi tubuhnya itu dengan sehelai kain.
Namun ia menolak dan marah. Bahkan berkali-kali warga dilemparinya menggunakan batu.
Akhirnya warga setempat mengambil keputusan untuk mengenakan celana kepada pria itu dengan paksa.
"Kalau tidak dipaksa pakai celana, akan menjadi tontonan warga, itu bahaya," kata Idris, warga setempat.
Menurut salah satu warga, pria tersebut bernama Herlan, asal Napu, Kabupaten Poso.
"Dia ini kadang-kadang sadar, kadang juga tidak, pernah ditanya namanya, dia bilang Eerlan," kata Abdika.
Abdika mengatakan, ia sering melihat pria tersebut tidur di Masjid, Jl Mohammad Hatta, tidak jauh dari rumahnya.
Namun sabtu siang ia melihatnya jadi tontonan warga di Jl Parmuka depan Korem 132 Tadulako.
"Makanya rencana kami bawa ke Kantor Polres, tapi dia tidak mau, katanya nanti dipukul," jelas Abdika.
Kemudian Abdila bersama dua orang rekannya membawa pria itu ke kediaman Habib Soleh.
"Dia (Herlan) bilang mau masuk Islam, makanya kita bawa ke kediaman Habib Soleh," terangnya.
Namun saat melintasi simpang tiga Jl Diponegoro - Wr Supratman, tiba-tiba pria tersebut melompat dari motor.
Abdika kemudian meninggalkannya di simpang tiga, karena masih banyak urusan lain.
"Ternyata saya balik lagi sudah ramai warga," pungkansnya.
Hampir satu jam warga berusaha mengenakan pakaian ke pria itu, hingga selanjutnya warga membawanyan ke tempat aman agar tidak jadi tontonan warga. (Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz).