Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Debat Sengit Soal Golput, Rocky Gerung: Dan Kecoa Pasti Ketawa dengan Keterangan Ngabalin

Debat Sengit Soal Golput, Rocky Gerung: Dan Kecoa Pasti Ketawa dengan Keterangan Ali Ngabalin

Editor: Ilham Arsyam
Youtube
Ngabalin dan Rocky Gerung Debat soal Kecoa 

Debat Sengit Soal Golput, Rocky Gerung: Dan Kecoa Pasti Ketawa dengan Keterangan Ali Ngabalin

TRIBUN-TIMUR.COM - Debat seru terjadi antara Rocky Gerung dan Ali Ngabalin saat  membahas tentang Golput.

Ali Ngabalin memaparkan angka-angka Golput atau golongan putih alias tidak datang ke TPS mencoblos.

"23,30 Persen golput itu di tahun 2004. Tahun 2009 meningkat menjadi 27,45% golput. Tahun  2014 menjadi 30,42 % meningkat lagi. Nah Pemilu 2019 dia turun menjadi 19,24%.  Indikasinya jelas kualitas demokrasi kita semakin baik," kata Ali Ngabalin.

Moderator pun menanyakan bisakah golput jadi indikator kualitas demokrasi? 

"Kalau BW (Bambang Widjojanto pengacara 02 Prabowo - Sandi) menyebut pemilu 2019 pemilu terburuk biar saja. Nanti kecoa juga tertawa," kata Ali Ngabalin sambil tertawa.

Tiba-tiba Rocky Gerung menimpali kelakar Ali Ngabalin ini.

"Dan kecoa pasti ketawa dengan keterangan Ngabalin. Karena orde baru golputnya cuma 10 persen. Korea Utara itu golputnya nol persen. Apa itu demokratis?" kata Rocky Gerung membalas argumen Ali Ngabalin.

"Kalau bicara orde baru lain lagi bang," balas Ali Ngabalin.

"You bilang ukuran demokrasi adalah golput?" balas Rocky Gerung.

"Orde baru kami dipenjara lo bung," kata Ali Ngabalin.

Simak video lengkapnya berikut ini:

Cara Rocky Gerung Uji Gelar Doktor Ali Mochtar Ngabalin di ILC

Tenaga Ahli Staf Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin berkali-kali mendebat pengamat politik Rocky Gerung saat berada di program Indonesia Lawyers Club (ILC) TvOne, Rabu (19/12/2018) lalu.

Tidak hanya mendebat, Ali Ngabalin juga terlihat marah-marah pada Rocky Gerung.

Hal ini bermula saat Rocky Gerung yang melakukan teleconference video sebagai narasumber mengutarakan pendapatnya soal tema yang dibahas yakni Kotak Suara Kardus.

Rocky menganggap kotak suara kardus banyak dipermasalahkan publik, bahkan sejak pemilihan umum (pemilu) 2014, karena menurut KPU kotak itu sudah dipakai saat pemilu tersebut.

"Kenapa nggak dipersoalkan 2014? Sudah dari awal dipersoalkan tapi pada waktu itu pemilu 2014 kotak suara mau dimaling makanya dibuat lebih susah dimaling, tapi sekarang malingnya ada di dalam kotak suara, itu masalahnya, itu sistem yang akan menipu," ujar Rocky Gerung.

Rocky Gerung vs Doktor Ngabalin
Rocky Gerung vs Doktor Ngabalin (Tribunnews)

"Jadi alogaritma publik akan mengucapkan protes pada simbol yang disebut kardus, jadi itu saya sebetulnya, jadi ngapain ribut, ini keputusan politik DPR, benar ini benar tapi rakyat nggak percaya keputusan itu benar."

"Ngabalin kenapa mandang saya? Mau interupsi silakan," kata Rocky yang menghentikan berbicara lalu melihat Ali Ngabalin melihat ke arahnya tajam seakan ingin berbicara sesuatu.

Ali Ngabalin pun mendebat bahwa apa yang disampaikan Rocky Gerung tidak mewakili apa yang disampaikan publik.

"Rocky Gerung dengar baik-baik kata-kata saya, bagaimana cara Anda menghitung tentang begitu tidak hangatnya orang tidak bernegara."

"Sebagai orang yang memiliki intelektual yang bagus orang percaya pada anda di kepentingan publik ini untuk memberikan rasa optimisme bagaimana Anda bisa mengambil satu survei satu kesimpulan akan ada kecurangan dalam pemilu?," kata Ngabalin.

"Hay Rocky di mana normal berfikir Anda? Tidak boleh begitu sebagai seorang yang punya ilmu pengetahuan yang bagus," tambahnya.

Ali Ngabalin pun mengaku bahwa kedatangannya di ILC pada tema tersebut memang sengaja untuk bertemu dengan Rocky Gerung.

 

Namun, sayangnya mereka tak bisa bertatap muka karena Rocky menjadi narasumber teleconference sementara Ali Ngabalin berada di studio ILC.

"Saya terus terang datang ke sini karena saya tahu Anda ada dalam dialog ini, sayang sekali kau ada di Kota Makassar."

"Saya mau bilang bahwa ini kebohongan Anda yang berulang-ulang tidak boleh Anda membohongi publik, Anda membuat rakyat tak optimis di pemilu akan datang, hati-hati ini ada orang KPU lo."

"Coba Anda menggunakan akal berfikir yang sehat, kau kan selalu menggunakan kata dun**-dun**-dun**, baru kau ketemu saya malam ini, nggak boleh begitu," kata Ngabalin sambil mulai marah pada Rocky.

Tahu dirinya dimarahi oleh Ali Ngabalin, Rocky pun santai menanggapi.

"Lanjut," kata Rocky santai.

"Nggak ada lanjut, otakmu yang harus diperbaiki, narasimu tidak bagus dan diksimu menyepelekan sistem yang dibangun, hati-hati," kata Ngabalin sambil menunjuk-nujuk Rocky Gerung.

 

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Ngabalin pun masih tampak kesal hingga ia tak sadar membanting microphone ke meja di depannya.

Microphone yang dalam posisi menyala pun terdengar bunyinya.

Rocky Gerung pun kembali santai menanggapi Ali Ngabalin.

Ia juga merasa bahwa dirinya dimarahi dan menganggap Ali Ngabalin seperti petugas upacara apel pagi.

"Saya lanjut ya, itu barusan saudara Ngabalin mempraktekkan upacara apel siaga, marah-marah di depan kamera tu," kata Rocky santai.

 

Hingga sampailah perdebatan tanya jawab antara Rocky dengan Ngabalin.

"Jangan begitu dong kita juga orang sekolahan. Doktor saya pak. Saya ngerti itu pihak katamu," ungkap Ngabalin.

"Mau jadi oposan, jadilah oposan yang benar, jangan seperti pengamat intelktual tapi pilihan katamu narasi kebencian semua," kata Ngabalin.

"Oke pak doktor Ngabalin. Udah bisa apa aja setelah jadi doktor pak Ngabalin?,"tanya Rocky tersenyum.

Ngabalin menyebut Rocky kalang kabut hingga kehilangan kata-kata berdebat dengannya.

"Kalang kabut ente kan?" kata Ngabalin.

"Ente kalang kabut itu frasa akademis?" tanya Rocky seperti memncing kemarahan Ngabalin.

Ngabalin pun tertwa. "Hehehe. Dalam teori komunikasi itu ada yang disebut content analysis, pilihan kata. kalau anda mau teori ilmu mari kita bicara," kata Ngabalin.

Melihat perdebatan itu, Karni Ilys langsung memotong dan berharap Rocky segera fokus p[ada tema diskusi.

Berikut video lengkapnya:

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved