Sanusi Baco Jelaskan Tujuan NU dalam Konfercab PCNU Kota Makassar
Hadir langsung para ulama Sulawesi Selatan yakni Rais Syuriah PWNU Sulsel AGH Sanusi Baco, Rais Syuriah PCNU Kota Makassar AGH Baharuddin HS.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Konferensi Cabang (Konfercab) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) ke-XIV dibuka di Pondok Pesantren Multidimensi Al-Fikhriyah, Jl Ir Sutami, Makassar, Sulsel, Sabtu (22/6/2019).
Hadir langsung para ulama Sulawesi Selatan yakni Rais Syuriah PWNU Sulsel AGH Sanusi Baco, Rais Syuriah PCNU Kota Makassar AGH Baharuddin HS.
Detik-detik Kebakaran di Pabrik Korek Api Tewaskan 30 Orang, Ternyata Awal Sumber Percikan Api
Chaidir Syam Bangun Komunikasi Politik dengan Putra Mantan Bupati Maros di Jakarta
Selain itu, hadir juga Ketua Tanfidziah PWNU Sulsel, Hamzah Harun, Rektor UIM Dr Majdah M Zain dan ketua Tanfidziah PCNU Makassar Abdul Wahid Thahir.
Sanusi Baco membawakan doa pada pembukaan Konfercab Ke-XIV.
Sanusi mengatakan, NU mempunyai tujuan dalam pendidikan, dakwah dan kemasyarakatan.
Selain itu, ia menjelaskan arti Rabbi kepada ratusan warga Nahdliyyin yang hadir.
"Allah adalah pendidik utama. Rabbi punya arti pemilik, Allah adalah pemilik alam semesta," katanya.
Arti kedua, Rabbi mengandung makna memelihara.
"Allah adalah pemelihara alam semesta. Sehingga, matahari selama miliaran tahun tak pernah mati atau pun konslet," katanya.
Rabbi ketiga artinya mendidik.
"Maka Allah adalah pendidik alam semesta," katanya.
Ia juga menjelaskan mengapa kata Rabbil Alami selalu diikuti dengan kata Arrahmani Rahim dalam Alquran.
"Allah mendidik dan memelihara berdasarkan kasih sayang bukan kekuasaannya. Allah mendidik dengan kasih sayang, jangan memelihara atas dasar kekuasaan," katanya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan ini mengatakan, manusia perlu dididik karena manusia sejak lahir sudah rimut.
"Bahasanya itu manusia sejak lahir sudah rompa' atau ruwet. Jadi, tugas manusia adalah menyelesaikan, masalah dan menyelesaikan problematika. Bukan membuat masalah," katanya.
Ia menjelaskan, dalam mengurus NU maka jangan membuat masalah.
"Dakwah adalah tugas, nabi Nuh berdakwah 700 tahun, tapi yang ikut tak cukup 100 orang. Nabi Muhammad, berdakwah 23 tahun, sekalipun nabi ditolak berdakwah, maka lihatlah pengikutnya sekarang," katanya.
Ia menjelaskan lebih detail tentang kebiasaan Nabi Muhammad selalu beristighfar 100 kali sehari.

"Karena setelah menghitung pengabdiannya selama 20 tahun dan dia bandingkan nikmat Allah, maka belum cukuplah mengimbangi nikmat Allah," katanya.
Ia juga menjelaskan halalbihalal yang menjadi acara tambahan Konfercab PCNU.
"Halalbihalal kalau diterjemahkan, halal bukan hukum. Ulama memberi pengertian dari kata hallayuhillu, artinya meluruskan tali yang kusut dan menyambung tali yang putus," katanya. (*)
Langganan Berita Pilihan tribun-timur.com
di Whatsapp Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Dapatkan news video terbaru di kanal YouTube Tribun Timur:
Follow juga akun Instagram tribun-timur.com: