Mengenang Mursi, Sosok Mantan Presiden Mesir yang Mendahulukan Azan Dibanding Pidato
Mengenang Mursi, sosok mantan presiden yang mendahulukan azan dibanding pidato. Muhammad Mursi yang meninggal dunia pada Senin (17/6/2019) tak hanya
Ia diadili bersama 14 pejabat senior Ikhwanul Muslimin yang dituduh menghasut para pendukung untuk membunuh seorang wartawan dan dua demonstran dari kubu oposisi, serta memerintahkan penyiksaan dan penahanan terhadap pemrotes lainnya.
Tuduhan ini terkait dengan rangkaian bentrokan antara demonstran oposisi dan pendukung Ikhwanul Muslimin di luar istana kepresidenan Ittihadiya di Kairo, pada Desember 2012.
Pada sidang pertama, Mursi berteriak dari kursi terdakwa bahwa dirinya adalah korban "kudeta militer" dan menolak aparat hukum mengadilinya.
Dia dibebaskan dari tuduhan pembunuhan, namun divonis 20 tahun penjara setelah dinyatakan memerintahkan penyiksaan dan penahanan sejumlah demonstran.
Mursi kemudian menghadapi serangkaian gugatan lain dan divonis dengan hukuman mati, meski vonis itu belakangan dibatalkan.
Saat meninggal dunia di pengadilan pada 17 Juni 2019, dia sedang diadili atas gugatan melakukan tindakan mata-mata.
Berkunjung ke Aceh
Ketika tsunami menerjang Aceh pada Desember 2004, banyak organisasi asing atau internasional mengirim bantuan atau personel, termasuk di antaranya Mursi.
Ia mengunjungi Aceh sebagai bagian dari satu misi bantuan kemanusiaan.
Foto yang beredar di media sosial menunjukkan Mursi, bersama beberapa orang, difoto dengan latar belakang satu kawasan yang rusak berat.(*)
Berita ini sebelumnya ditayangkan BBC News Indonesia dengan judul "Muhammad Mursi: Mendahulukan azan dari pidato penting dan pernah ke Aceh bantu korban tsunami"