Berawal dari Surat dan Rindu, Afiq Naufal Ciptakan Antologi Puisi Hikayat Angin
Dalam kunjungan lelaki asal Kota Pare-pare ini menceritakan proses kreatif sehingga melahirkan Hikayat Cinta yang mengumpulkan 100 puisi karyanya.
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Ansar
abdiwan/tribun-timur.com
Afiq Naufal bertandang ke Tribun Timur, Jl Cendrawasih nomor 430, Kota Makassar, Jumat (21/6/2019).
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - M Afiq Naufal merupakan penulis antologi puisi (kumpulan puisi) ‘Hikayat Angin’.
Pada, Jumat (21/6/2019) Afiq Naufal bertandang ke Tribun Timur, Jl Cendrawasih no 430, Kota Makassar ditemani koleganya Safran.
Dalam kunjungan lelaki asal Kota Parepare ini menceritakan proses kreatif sehingga melahirkan Hikayat Cinta yang mengumpulkan 100 puisi karyanya.
Ia mengaku menyelesaikan 100 puisi karyanya dalam waktu satu tahun.
Dalam kunjungan lelaki asal Kota Parepare ini menceritakan proses kreatif sehingga melahirkan Hikayat Cinta yang mengumpulkan 100 puisi karyanya.
Ia mengaku menyelesaikan 100 puisi karyanya dalam waktu satu tahun.
Tak Disangka, Begini Reaksi Azka Corbuzier Saat Deddy Corbuzier Memutuskan Jadi Mualaf
Camat Bacukiki Latih Perempuan Jadi Pengusaha
Afiq mengatakan mulai gemar menulis sejak kelas satu SMP, saat itu ia rutin mengirim surat untuk orang tuanya yang berada di Pare-pare.
“Jadi saya sekolah di SMP Insan Cendekia Mandani,Tangerang. Sedangkan orang tua saya di Pare-pare. Disitulah saya mulai rutin menulis surat,” katanya.
Setelah rutin menulis surat ia mulai merasa kerinduan karena jarak. Ia pun mulai menuangkan isi hatinya lewat puisi.
“Setelah menuangkan isi hati di puisi saya mulai lega,” tambahnya.
Ia pun mencoba mengirim karyanya di salah satu media cetak di Bandung pada tahun 2014. Dan ia berhasil lolos kurasi.
“Di sekolah banyak yang tidak menyangka saya siswa kelas 2 SMP bisa tembus karyanya di koran,” ujarnya.
Merasa bangga dapat tembus media cetak, ia pun mencoba mengikuti lomba menulis puisi yang diadakan Jejak Publisher.
“Saya berhasil masuk 100 besar dari ribuan pendaftar kala itu,” katanya.
FOTO: Penggemar Souvenir UT BT21 Antre di Uniqlo Nipah Mal
Disperindag Jeneponto Target Operasikan Pasar Boyong Agustus
Delapan bulan kemudian ia kembali mengikuti lomba menulis puisi yang diadakan Jejak Publisher.
Di kesempatan kedua ini Afiq berhasil meraih juara ke enam dengan mengalahkan ribuan peserta dari berbagai usia.
Uniknya kala itu hanya Afiq peserta yang masih berstatus siswa SMP.
“Sejak itulah saya mulai berfikir saya mesti memproduksi sebuah antologi puisi,” ujarnya.
Di bangku kelas tiga SMP, Afiq berhasil merampungkan 100 karyanya dan diterbitkan dalam kumpulan puisi berjudul “Hikayat Angin”.
Selain itu, Afiq juga merupakan siswa berprestasi. Ia adalah siswa yang rutin meraih peringkat pertama di sekolah.
Meski demikian ia tak berniat menjadi memasuki jurusan Sastra saat kuliah kelak.
“Sekarang saya sudah SMA kelas dua. Sekolah sudah menawarkan saya beasiswa di Rusia, rencananya saya mau ambil jurusan Teknik Penerbangan,” katanya.
Afiq mengaku kegemarannya menulis tak pernah hilang walaupun ia mengambil jurusan yang jauh dari menulis.
“Setinggi-tingganya kita berilmu kalau tidak menulis bakal dilupakan sejarah,” jelasnya.
Saat ini Afiq sedang merampungkan karya keduanya yakni antologi puisi berjudul “Mencintaimu dari Langit”.
Rencananya ia akan menyelesaikan 100 puisi keduanya pada tahun 2020.
“Saya membutuhkan waktu dua tahun untuk menyelesaikan isi buku kedua saya ini,” pungkasnya.
Buku kumpulan puisi “Hikayat Angin” bisa didapatkan dibeberapa toko buku dan di toko online, seperti Bukalapak dan Tokopedia mulai Rp 35 ribu. (*)
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Subscribe YouTube Tribun Timur
Juga Follow IG resmi Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda